..._Assalamualaikum Zahra_...
..._Perasaan yang berbeda_...
..."entah lah, kini aku tidak mengetahui nya, ada apa dengan perasaan ku hari ini, kenapa rasa nya seperti,,, seakan aku akan mendapat kan hal,,, kenyataan yang menyakitkan?"...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
Bel tanda pulang sekolah pun, berbunyi dengan nyaring, seluruh siswa dan siswi bubar, dan bersiap siap untuk segera pulang ke tempat tinggal masing masing
Dengan tiba tiba, Rafha menghampiri nya yang sedang memasukkan buku nya ke dalam tas selempang nya
"Za, ini udah aku tulis kan tugas kita di sana, selebih nya, kalau kamu ada yang belum kamu fahami, kamu bisa hubungi aku pakai telepon rumah kamu yah, itu sudah aku tulis kan juga di alinea baru?" tutur Rafha dengan menyerah kan secarik kertas pada nya
"akh, iya Raf, makasih lho, sudah tulis kan ini buat aku, iya, In Shaa Allah, nanti aku hubungi kamu kalau ada yang nggak aku fahami, makasih ya Raf?" ucap nya menerima uluran kertas dari Rafha
"iya Za, kalau gitu, aku sama yang lain duluan yah, assalamualaikum?" ucap Rafha berpamitan
"waalaikum salam warahmatullah" jawab nya
"Za, kamu bakalan ikut kemah nanti kan?" tanya Syakira seraya memandangi nya yang masih duduk
"entah lah Ra, aku nggak tahu pasti untuk perihal ini, kalian juga tahu sendiri kan, Ayah sama Bunda aku gimana, bukan nya aku menakut nakuti kalian perihal ini, tapi,, aku juga nggak berharap lebih untuk mengikuti acara ini" tutur nya seraya menundukkan kepala nya terlihat lesu
"yah Za, nggak akan lengkap kalau kita pergi tanpa kamu, kamu harus tetap ikut pokok nya, kalau aku bisa, aku sendiri yang akan turun tangan dan berbicara sama Ayah dan Bunda kamu" seru Hanna dengan menyemangati nya, sambil ikut melihat dan mengunci perhatian nya hanya pada sahabat karib nya ini
"nah, ide bagus itu, gimana kalau hari ini kita diskusi kan barang barang yang akan kita bawa besok di rumah Izza, sekalian minta izin sama Om Bilal sama Tante Mila, gimana, apakah kalian setuju?" usul Syakira seraya memetik jari
"tapi aku benar benar nggak yakin sepenuh nya dengan hal ini Ra, mau bagaimana pun kalian berbicara dengan Ayah dan Bunda, tapi kalau sekali nya nggak bisa,,," diri nya terlihat menggeleng sejenak, di tengah penuturan nya "kita tetap tidak akan bisa Ra, Na" lanjut nya seraya menunduk
"Za, kita belum mencoba nya, kita coba aja dulu, untuk di izin kan atau nggak nya, kita pikir kan nanti, kalau perlu, aku akan menginap di rumah mu,dan kita berangkat bersama ke sekolah dari rumah kamu, sekarang pikir kan bagaimana cara nya, kita harus tetap bersama kamu seterus nya" tutur Hanna yang memang menyetujui usul Syakira, seraya mengelus lembut pundak kanan nya
"ya udah, aku juga setuju setuju aja tuh, sekarang, kita semua pulang ke rumah masing masing dulu, nanti, biar aku ke rumah Syakira, jemput Syakira, lalu, kita lanjut ke rumah kamu, iya nggak Kir?" tanya Hanna seraya memegangi kedua bahu nya kemudian menatap Syakira
"ish,, Na, kamu kok baru pulang dari Bali nyebelin banget sih, Kar Kir Kar Kir, aku bukan Kikir yah, aku Syakira, Mama sama Papa aku bagus bagus kasih nama Syakira kok malah dapat panggilan nya itu!!" ujar Syakira yang merasa kesal
"xxi, iya deh, maaf Syakira Anindhira sahabat nya akoh yang paling cantik kalau di lihat dari puncak gunung Everest, dan kalau di lihat nya dari ujung sedotan" canda Hanna menggoda sahabat karib nya itu
"kamu benar benar suka banget buat mood aku hilang kayak nya ya Na, kalau bukan sahabat udah aku jitak juga kali kepala mu" ujar Syakira yang masih saja merasa kesal
"kamu juga teman usil sih kalau di pikir pikir, memang suka jitak kepala ku, bahkan waktu aku di samping kamu waktu kamu tertawa puas, duh, bisa benjolan semua wajah natural nya aku kamu jitak in semua" jawab Hanna tak mau kalah memojokkan Syakira
"sudah sudah,, kalian itu yah, jangan suka ribut, kalau udah ribut suka nggak tahu situasi, nggak tahu tempat juga" ucap nya berusaha melerai kedua sahabat nya
"jadi gimana menurut mu Za, kamu setuju nggak?" tanya Hanna yang meminta jawaban
"ya udah, kalau aku sih, terserah kalian saja, kalau memang kalian mau nya kayak gitu, ya udah, aku tunggu kedatangan kalian di rumah" jawab nya lembut
kini, ketiga nya pun berpencar dan pulang ke rumah masing masing
setelah menempuh perjalanan dengan jarak yang cukup jauh, kini, Khaliza, diri nya pun sampai di rumah
"assalamualaikum warahmatullah?" ucap nya sambil menenteng kedua sepatu nya saat memasuki rumah
"hum, pada kemana yah, nggak biasa nya?" tanya nya sambil menyapukan pandangan nya mencari penghuni rumah yang sekarang tampak sepi, kala tidak mendapat kan jawaban salam
"assalamualaikum warahmatullah, akh dek, kamu sudah pulang?" ucap seseorang yang tidak lain adalah kak Nisa dari belakang nya
"waalaikum salam warahmatullah, baru aja sampai rumah kak, Ayah sama Bunda kemana, kok nggak ada di rumah, nggak biasa nya juga?" jawab nya bertanya balik, seraya membalik badan menghadap sang kakak
"Ayah sama Bunda ada janji sama teman lama kedua nya di caffe Mushlim dek" jawab kak Nisa seadanya
"kakak tahu?" tanya nya kemudian dengan kening mengerut, namun terkesan lucu di mata sang kakak
"huum, kakak tahu, karena kakak juga di ajak, tapi bagi kakak nggak ada yang aneh sih, hanya reunian gitu aja, biasa lah, pembicaraan orang tua, bagi kakak biasa biasa aja, kakak nggak begitu tertarik, nggak ada hal yang aneh juga, jadi kakak pulang duluan, mengingat kamu pasti sendirian di rumah, meski pun kunci rumah mang Diman yang pegang" jelas kak Nisa panjang kali lebar
"hmm, kakak,,, kakak, aku nggak masalah kali, sendirian di rumah juga, tapi kira kira, Ayah sama Bunda kapan sampai rumah yah kak?" tanya nya masih dalam keadaan menenteng sepasang sepatu nya
"kakak kurang tahu juga yah, kayak nya, nanti malam sampai rumah, ya udah, lebih baik, kamu bersih bersih dulu gih, shalat, habis itu kita makan yah, kakak masakin?" tutur kak Nisa dengan penuh perhatian
"alhamdulillaah makan siang nya di masakin kakak lagi, setelah sekian lama nya nggak pernah coba masakan kakak lagi, ya udah, kalau gitu, aku tinggal ke kamar dulu bentar yah kak?" pamit nya yang kemudian kembali berjalan kala mendapati senyuman dan anggukan dari sang kakak
sesampainya diri nya di kamar, gadis itu kini segera meletakkan tas selempang nya, menyelesai kan rutinitas siang nya, dia terlihat masuk ke dalam kamar kecil, mengganti pakaian, menjalan kan ibadah, dan terlihat menyiap kan buku mata pelajaran untuk esok hari, setalah melakukan itu, dia pun kembali ke ruang makan, tepat sang kakak sulung hadir dengan tersenyum menyambut nya seperti saat ini
30 menit kemudian,,,
kini, Khaliza dan Annisa, kedua gadis lugu itu telah duduk di kursi meja makan, hendak makan siang bersama, tanpa kedua orang tua tentu nya,,,
sesaat, suasana sedikit hening, hingga pada akhir nya,,,
"kak, sebenar nya, kenapa sih, Ayah sama Bunda nggak ajak aku sama kalian ke caffe Mushlim itu, atau kalau tidak, kabari aku terlebih dahulu di kala kalian hendak berangkat?" tanya nya sambil memainkan sepiring nasi goreng di hadapan nya, terkesan sedih
kak Nisa yang menyadari kesedihan yang melanda sang adik pun kini segera menatap nya dengan tatapan yang sedikit sulit di arti kan, dengan rasa iba yang tidak bisa lagi di sembunyi kan, tapi tidak di sadari oleh nya, karena pandangan nya mulai tertunduk, sarat akan kesedihan
"kenapa dek, kamu mau ke sana, nanti mungkin di lain waktu kita ke sana deh, kakak juga sudah tahu lokasi nya di mana kok, mungkin sebelum keberangkatan kakak ke pulau Batam" jawab kak Nisa dengan masih memandangi adik nya
"ish,, bukan gitu kak, aku hanya penasaran saja, dengan apa yang mereka bahas di sana" tutur nya yang memang sedikit murung
mendengar hal itu, kini berhasil membuat kak Nisa yang sedang menyuap kan sesendok nasi ke dalam mulut menjadi terbatuk, tersedak makanan yang telah mendarat sebelum nya
"pelan makan nya kak, memang kenapa sih, kayak nya kakak tergesa seperti itu, nggak kemana mana juga" ujar nya yang entah mengapa tiba tiba menjadi jutek
"lagi pula yah kak, aku itu hanya bertanya, kenapa pertanyaan aku sampai bisa buat kakak tersedak sih, tinggal jawab aja apa sulit nya?" tanya nya yang semakin jutek, merasa tidak suka karena sang kakak tersedak
"Ayah sama Bunda tidak mengajak mu ke caffe, karena memang kamu sudah terlanjur berangkat ke sekolah tadi pagi, teman kedua nya juga kasih kabar di siang hari, tiba tiba lagi, jadi tadi itu berangkat nya sedikit terburu, tumben juga kakak di ajak, itu buat kakak lupa mau mengabari kamu atau Syakira di sekolah" jelas kak Nisa
"ehm,, kenapa kamu bisa berbicara seperti itu dek?" tanya kak Nisa yang merubah ekspresi menjadi menunjukkan tatapan dingin seketika, namun dengan hati yang terlihat jelas sangat waspada
"hhhhh, entah lah kak, aku rasa, aku sedikit curiga, apa lagi telinga ku sempat panas saat di sekolah tadi kak, bukan nya aku mau ber su'udzon, hanya saja,, bahkan perasaan ku saja ikut tidak tenang tadi, bahkan sekarang juga aku masih merasa kan nya" tutur nya mencerita kan apa yang memang di alami nya saat di sekolah dengan helaan nafas panjang nya
"kamu tuduh Ayah Bunda sama kakak bicara kan kamu macam macam?" ujar kak Nisa
"ya nggak gitu juga kali kak, kakak tahu sendiri kan, Ayah Bunda gimana sama aku, kedua nya terus manja kan aku layak nya seorang putri, aku harga itu, namun, aku hanya ingin belajar menjadi anak yang mandiri dan dewasa seperti anak yang lain" tutur nya yang masih menunduk "jujur yah kak, aku sendiri nggak tahu kenapa pikiran aku bisa seperti ini, tapi, rasa rasa nya, aku akan menghadapi ujian besar di masa depan" lanjut nya
'maaf kan kakak dek, karena kakak lemah di sini, sampai belum bisa kasih tahu kamu perihal itu, kakak sudah terlanjur ber janji, jika kakak tidak akan memberi tahu mu, sampai waktu yang tepat itu benar benar tiba, sekali pun kakak begitu ingin memberi tahu mu perihal apa yang sebenar nya Ayah dan Bunda bicara kan di sana?' batin kak Nisa dalam hati, memandang iba diri nya di hadapan nya
Khaliza, diri nya yang memang mendapati sang kakak karena tiba tiba terdiam dan suasana hening itu kembali kini berniat mengangkat tundukan kepala nya, hingga seribu tanya pun mulai menyerbu ke dalam pikiran nya
"kak,, kakak kenapa, kok melamun gitu, apa kakak tersinggung dengan ucapan ku, maaf yah kak, sedikit pun aku nggak ada maksud, buat kakak jadi tersinggung?" ucap nya yang memang merasa bersalah, seraya mengambil dan menggenggam kedua tangan sang kakak yang memang berada di atas meja
benar, tidak se harus nya diri nya memasang wajah dingin di saat seperti ini pada sang kakak yang selalu ada untuk nya ini
"eh,, nggak kok dek, kakak nggak apa apa, harus nya kakak yang meminta maaf sama kamu, kakak minta maaf yah, kalau kakak banyak salah sama kamu?" jawaban kak Nisa yang sontak saja membuat nya heran, hingga kerutan di kening putih nya terlihat jelas
"kakak kenapa sih, hari ini aneh banget tahu nggak, nggak kayak biasa nya, apa kakak sedang menghadapi masalah, kakak cerita aja sama aku, nggak masalah kok, aku akan berusaha menjadi pendengar yang baik untuk kakak?" ujar nya sontak tidak bisa menghentikan rasa penasaran nya
"apaan sih dek, nggak kok, kakak nggak apa apa, kakak bahkan merasa sangat baik, ketika kakak bisa kembali makan siang bersama sama kamu" jawab sang kakak yang entah mengapa terkesan sangat misterius menurut nya
"kakak yakin, kalau kakak memang baik baik saja?" tanya nya yang tidak bisa mengurangi rasa khawatir nya
"udah yah, kakak yakin kok, kakak baik baik saja, kamu tenang saja yah?" jawab kak Nisa tulus sambil tersenyum paksa
'maaf dek, maaf kan kakak, kakak nggak bisa memberi tahu mu terlebih dahulu perihal ini, apa mungkin kejadian di sekolah yang kamu alami itu adalah sebuah petunjuk terhadap mu dek, kakak tahu kakak salah, kakak minta maaf, kakak juga nggak akan pernah mau, jika akhir nya seperti ini?' batin kak Nisa sambil memaksa kan mulut agar bisa terus tersenyum pada adik kesayangan nya
"syukur lah jika kakak memang tidak sedang menghadapi masalah, tapi, apa mungkin, ini perasaan aku aja yah kak, aku harap, nggak akan ada kejadian besar di masa depan yah kak?" tanya nya sedikit murung
"allahumma aamiin, mungkin iya kali dek, bisa jadi itu hanya pikiran mu saja" tutur kak Nisa menyetujui pembicaraan sang adik
"kak, sebenar nya, ada sesuatu yang sedang memenuhi pikiran ku" tutur nya yang memang selalu bersikap jujur
"ap,, apa yang sedang memenuhi pikiran kamu, ayo,, cerita sama kakak?" tanya kak Nisa yang memang sedikit terkejut saat mendengar kejujuran yang di lontar kan sang adik, juga dengan rasa gugup
"di sekolah akan di ada kan acara persami, (perkemahan Sabtu Minggu) sebelum akhir nya, angkatan kakak kelas kita benar benar wisuda, di acara ini, Bu Febri mewajibkan aku sama Syakira, juga Hanna ikut serta dalam acara ini" tutur nya mulai menjelas kan
"ohouh,, soal, siapa itu nama nya, kalau nggak salah Raffi yah, itu kakak kelas kamu yang tadi pagi kita ceritain kan, kamu sedih mau pisah sama dia?" ujar sang kakak yang terdengar mengejek, juga dengan menyeringai nakal
"kenapa kakak mengetahui tentang kakak kelas ku di sekolah, aku rasa, aku nggak ada cerita apa apa sama kakak?" tanya nya bingung
"xixi, kamu nggak perlu terkejut gitu kali, dengar kakak tahu soal siapa tuh, kakak kelas kamu kan, ya kakak cari tahu lah, jangan anggap kakak nggak tahu yah?" tutur sang kakak yang membuat nya semakin heran, terkesan sangat misterius
"astaghfirullah, kakak kenapa sih, selalu aja tujuan itu terus kalau aku cerita tentang sekolah atau bahkan kakak kelas, lagi pula,, nggak ada topik pembicaraan lain apa, selain bicara kan dia, nggak ada manfaat nya banget, kakak kelas aku tuh bukan hanya dia kak, banyak yang lain nya" ujar nya tegas
"kalau hanya dia juga nggak apa apa kali dek, kamu ini ada ada saja deh" jawab kak Nisa sambil menggeleng geleng kan kepala dan tersenyum
"kakak tuh, yang ada ada saja, orang lagi sedih juga, malah di ajak bercanda, nggak ada yang lucu tahu!!" seru nya jutek
"hha,, baiklah baik, maaf kan kakak deh, sekarang, mau kamu apa, atau,, kamu bingung mau kasih hadiah apa sama dia?" tebak kak Nisa yang masih tersenyum dengan tatapan nakal khas nya
"ish,, bukan gitu,, ya kali aku kasih hadiah sama kak Raffi, aku nggak mau, di kira aku cari perhatian lagi sama dia" ujar nya mengalih kan pandangan dan tatapan nya ke arah lain
"terus mau kamu apa, masalah kamu apa, kamu mau kakak bantu?" tanya kak Nisa pada akhir nya dengan tatapan yang mulai serius
"heem, kakak tahu kan, sifat posesif nya Ayah sama Bunda, apa lagi sama aku, padahal jujur, aku ingin sekali mengikuti acara ini, karena ini wajib, juga bisa mempengaruhi nilai ulangan dan kreativitas Ki di ujian akhir nanti" tutur nya yang mulai kembali murung
"hmmm, yaah, kakak tahu, ini pasti cukup berat buat kamu dek, karena kakak juga pernah ada di posisi kamu sekarang, waktu kakak masih tsanawiyah dulu" jawab kak Nisa dengan menerawang jauh mengingat masa tsanawiyah dulu yang dapat perlakuan manja juga dari kedua orang tua mereka
"kakak tahu, bahkan Hanna sama Syakira juga akan ke sini, demi mendapat kan izin, dari Ayah sama Bunda, mereka memang selalu mengerti, dengan apa yang menjadi keputusan yang Ayah sama Bunda tetap kan untuk ku, tapi untuk saat ini, mereka sangat bersikeras, ingin aku ikut serta dalam acara ini" tutur nya yang semakin menunduk
"Hanna sudah kembali dari liburan ke Bali nya dek?" tanya kak Nisa lagi
"sudah kak, tadi pagi masuk sekolah" jawab nya " jadi gimana kak?" lanjut nya dengan mengangkat kepala nya dengan perlahan
"yaah, kakak faham, dengan pemikiran kedua sahabat mu dek, karena kakak juga mengetahui jelas keakraban kalian bertiga, kalian akan menghadapi ujian, jadi wajar saja, jika kakak kelas kalian itu mau kumpul sama kalian untuk yang terakhir kali nya, maka dari itu, kakak akan membantu kalian untuk berbicara dengan Ayah sama Bunda, lagi pula, kamu kayak nya takut gitu sih, buat minta izin sama Ayah dan Bunda, padahal kakak yakin lho, kamu pasti akan mendapat kan izin dari kedua nya untuk saat ini?" tanya kak Nisa yang berniat meyakin kan nya
"apa kakak serius dengan apa yang kakak ucap kan?" tanya nya yang mulai kembali menatap sang kakak di hadapan nya, dengan tatapan berbinar
"iyah, kakak serius lho, atau kalau kamu mau, kakak bisa juga dua rius" canda kak Nisa
"tapi bentar deh kak, kenapa kakak bisa se yakin itu perihal Ayah sama Bunda akan memberi ku izin untuk ini?" tanya nya yang mulai heran, pasal nya kedua orang tua nya tidak pernah mengizin kan nya untuk mengikuti setiap kegiatan apapun di sekolah dengan alasan, rasa khawatir kedua nya yang berlebihan
'karena perjanjian nya memang seperti itu dek, kamu akan mendapat kan apa yang kamu ingin kan, asal kan kamu menuruti apa kata Ayah sama Bunda suatu saat nanti' batin kak Nisa yang lagi lagi menatap nya iba
"hmmm, kenapa yah, buat adek kesayangan kakak ini, apa sih yang nggak?" ucap kak Nisa menggoda nya sebelum adik nya mengetahui keterdiaman nya lagi
"makasih yah kak, kakak memang selalu menjadi yang terbaik buat aku?" ucap nya seraya tersenyum hangat
"tapi ngomong ngomong, kedua sahabat kamu kapan datang ke sini, ini kan, sudah pukul 13:30?" tanya kak Nisa sambil melihat arloji di pergelangan tangan kiri nya
"entah lah kak, aku juga kurang tahu soal,,," jawaban nya terpotong, kala kedua nya mendengar bel rumah berbunyi
"itu pasti mereka, bentar yah kak, aku buka pintu dulu?" ucap nya seraya bergegas pergi hendak melihat dan membuka kan pintu untuk sang tamu
hingga terlihat lah kedua sahabat karib nya yang tengah tersenyum pada nya yang membuka kan pintu
"assalamualaikum Za, maaf yah, kamu pasti nunggu lama, nih, nunggu Syakira lama banget cuman mau ketemu sama teman juga harus make up dulu?" ucap Hanna sedikit menoyor kepala Syakira di samping nya
"ish, kamu apaan sih Na, biarin lah, suka suka aku kali, make up make up aku juga, memang nya kamu mau beliin?" jawab Syakira tak kalah berujar
"sudah sudah, kalian itu yah, nggak kenal tempat, di mana mana selalu saja ribut, jadi nggak nih, buat minta izin nya?" tanya nya yang mulai menengahi
"eh jadi dong Za, maaf yah?" seru kedua nya kompak
"ya udah, yuk masuk?" ucap nya mempersilahkan kedua sahabat nya masuk dan berjalan ke arah ruang makan
"Izza, kamu sendiri di rumah, kenapa nggak kabari kita kalau kamu di rumah sendirian, kita kan bisa temani kamu sepulang sekolah tadi?" tanya Hanna yang memang melihat dengan menyapukan pandangan nya, melihat rumah dengan keadaan sepi dan sunyi
"nggak kok Na, aku nggak sendirian di rumah, maksud nya, ya tadi aku memang sendiri, waktu pulang sekolah, tapi kak Nisa juga datang, kata nya nggak mau tinggal kan aku sendiri" jelas nya panjang
"ooh gitu, kakak kamu memang baik banget yah Za, perhatian banget sama adek nya, nggak kayak kak Dhista, dia itu udah nyebelin, suka usil lagi" ujar Syakira ikut nimbrung dalam pembicaraan
"akh,, iya benar tuh, kak Kania juga gitu, suka banget buat aku emosian" tambah Hanna membenarkan
"sudah, nggak usah masalah kan itu, tapi kamu cukup kangen kan, sama kak Dhista Ra, secara kan, kalian itu jauh sudah agak lama juga, jarang ketemu lagi, sekali nya ketemu, harus bentar lagi?" tanya nya meminta kebenaran
"iya sih, kamu benar juga Za, aku kangen sama kak Itha" jawab Syakira merasa sedih
"kamu juga Na, bentar lagi, kakak kita bakalan tinggal kan kita juga lho, susuk kak Dhista, kamu nggak ikut sedih apa?" tanya nya pada Hanna
"sebenar nya, aku juga sedih sih Za, habis mau gimana lagi, kakak aku itu, orang nya keras kepala banget, ngotot mau ke Batam tahu?" jelas Hanna yang memberi tahu
"yah, aku bisa pahami kok, karena ini memang sudah menjadi cita cita kakak kakak kita, apapun yang terjadi, apa boleh buat, kita juga harus dukung" tutur nya berusaha menenangkan kedua sahabat nya seraya berjalan ke arah ruang makan
"iya Za, yang kamu bicara kan memang nggak ada yang salah Za, assalamualaikum kak Nisa?" jawab Syakira setelah sampai di ruang makan seraya mengucap kan salam kala melihat kakak dari sahabat nya yang tengah menunggu dengan tersenyum
"waalaikum salam warahmatullah, eh kalian, ayo duduk, nih, kakak sudah masak nasi goreng spesial, buat kalian kedua sahabat nya adik kakak, ayo duduk?" sambut kak Nisa dengan penuh senyuman hangat
"makasih kak, memang nya kita nggak repot kan kakak di sini yah, kalau kita ikut makan juga, sudah lah, nggak apa apa kak, kita bisa delivery kok dari luar" tutur Hanna tak enak hati
"kalian itu yah, nggak masalah lagi, sesekali kita makan bersama, nggak sering juga kan, lihat nih, kakak sudah masak lho buat kalian, mubazir juga kalau di buang gara gara nggak kalian makan, nanti yang ada, nasi nya nangis lho?" canda kak Nisa yang mengundang tawa dan senyuman simpul dari semua nya
"tapi kak, gimana yah, aku,,," jawab Syakira
"sudah, di sini nggak nerima penolakan pokok nya, ayo makan, kalian belum makan kan?" tanya kak Nisa lembut
"hehe, iya sih kak, kita memang belum sempat makan dari pulang sekolah, tapi, apa kita nggak merepotkan kak Nisa?" tanya Syakira lagi meyakin kan
"sudah, kalian nggak merepotkan sama sekali kok, ini kan, kakak juga yang mau masak buat kalian, sudah, kalian jangan merasa sungkan yah, kakak malah tambah senang, jika kalian makan masakan kakak, ayo di cicipi?" tutur kak Nisa dengan lembut
"makasih yah kak?" ucap kedua sahabat nya bersamaan
ke empat nya pun duduk dan makan bersama dengan diri nya dan sang kakak yang melanjut kan makan yang sempat terhenti sejenak, hingga akhir nya,,
"kak Nisa, Om Bilal sama Tante Mila nya kemana, kok nggak kelihatan?" tanya Hanna di sela makan nya
"Om sama Tante sedang mengikuti acara reuni dengan teman lama kedua nya Hanna" jawab kak Nisa
"ooh, begitu, kak Nisa pasti tahu kan, maksud dari kedatangan kita ke sini?" tanya Syakira to the poin
"iya Ra, kakak cukup tahu, Khaliza juga sudah bercerita sama kakak, kalian mau bantu Izza untuk meminta izin dari Om dan Tante untuk ajak Khaliza ikut serta dalam acara perkemahan Sabtu Minggu nanti kan?" tanya kak Nisa yang memang sudah mengetahui
"huhu, iya kak, itu memang sebagian dari maksud kedatangan kita ke sini, karena kita nggak mau terus menerus ikut acara sekolah tanpa kehadiran Khaliza di sisi kami kak, apa lagi, ini juga wajib bagi kami bertiga" jelas Hanna panjang lebar
"iya Na, kakak juga tahu, Khaliza, dia memang hampir sering nggak pernah mengikuti kegiatan semacam acara di sekolah kalian, kakak juga cukup memahami, apa yang kalian rasa kan, maka dari itu, kakak akan mencoba membantu kalian dalam berbicara dengan Om dan Tante, tadi Khaliza juga sudah menjelaskan semuanya sama kakak" jawab kak Nisa
"apa kak Nisa serius?" tanya Syakira dan Hanna bersamaan, dengan kedua mata yang berbinar masing masing
"iya, sudah yah, sekarang, kakak mau beres kan ini bekas kita makan, kalian tunggu di ruang keluarga saja, kalau nggak, simpan barang barang kalian ke kamar Khaliza terlebih dahulu" tutur kak Nisa
"nggak kak, aku bantu kakak cuci piring nya dulu deh yah, biar aku bantu kakak di dapur saja, kalian sudah tahu kan, letak kamar aku di mana, kalian tata pakaian kalian di lemari sebelah lemari ku saja, yang warna nya coklat" tutur nya seraya beranjak berdiri dari duduk nya
"tapi maaf yah, kita repot kan kalian lagi, kakak juga minta maaf yah kak, atau, mau kita bantu bersih kan dapur nya aja kali yah?" tanya Syakira yang di angguki oleh Hanna
"sudah, nggak apa apa kali, kalian tuh kayak sama siapa aja yah, sudah nggak usah sungkan, kalian kan sahabat nya adek kesayangan kakak ini, tamu di rumah ini juga, kalian butuh istirahat sekarang" tutur kak Nisa
"hehe, ya udah kak, makasih banyak?" ucap kedua nya cengengesan
"iya, nggak masalah, kalian ini ada ada saja" jawab kak Nisa seraya tersenyum
kini, kedua sahabat nya pun melenggang pergi menuju kamar nya di lantai dua,,,
_di dapur_
"dek, kamu serius, mau bantu kakak di dapur, kamu nggak merasa capek apa?" tanya kak Nisa yang melihat sang adik hendak mengangkat setumpuk piring di atas meja makan
"sudah yah kak, aku serius, ya kali aku capek sih, orang sejak tadi juga aku sama kakak di sini diem, nggak ngapa ngapain juga kan?" jawab nya berusaha meyakin kan
"baiklah baik, terserah kamu saja, tapi kalau semisal kamu merasa capek, kamu bilang yah, kakak benar benar nggak mau kmu kecapekan?" tutur kak Nisa dengan penuh rasa khawatir
"iya kak, kakak tenang saja, aku pasti bilang kok, kalau aku kecapekan, ya udah, aku cuci piring terlebih dahulu yah kak?" pamit nya seraya berjalan menuju wastafel
"iya, kakak mau bersih kan meja makan dulu, habis itu, kamu langsung ke kamar juga nggak masalah, kakak juga mau urus berkas, untuk penerbangan nanti" jawab kak Nisa
tanpa di sadari oleh nya sendiri, kini kak Nisa hanya bisa memperhatikan nya dari kejauhan, menatap iba diri nya yang tengah mencuci piring
'kamu begitu penurut Za, entah jalan yang kakak pilih ini baik atau bahkan buruk bagi kamu, kakak nggak ada maksud untuk menyembunyikan ini semua dari kamu, entah kamu bisa menerima nya atau bahkan tidak suatu saat nanti, apapun itu, semoga jalan yang akan kamu pilih nanti nya mendapat kan Ridha dari Allah Azza wa jalla sayang?' batin kak Nisa yang menerawang jauh di masa depan yang kemungkinan akan terjadi kelak
_Assalamualaikum Zahra_
Rabu, 14 Juni 2023
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments