..._Assalamualaikuk Zahra_ ...
..._Hal Yang Rumit_ ...
..."untuk mendapat kan apa yang di ingin kan, mungkin raga ini harus bersabar, dengan apa yang di benci" ...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_ ...
setelah drama saudara itu, kini ketiga nya sudah duduk manis di dalam mobil, kini dengan kak Nisa yang duduk di sebelah Arsen yang tengah menyetir, dan diri nya yang duduk di kursi tengah
"kamu nggak papa duduk di belakang dek, di sini saja lagi, kenapa kamu lebih memilih duduk di belakang?" tanya kak Nisa kala melihat nya melalui kaca spion depan
"nggak masalah kak, mau nya di sini saja, lagi pula, hoaam, hari ini aku capek banget, mau istirahat, nanti tolong bangun kan aku ya kak, jika sudah sampai rumah?" jawab nya sambil menguap
"xixi, ya sudah, nanti kakak bangun kan, kelihatan nya, kamu memang capek gitu, istirahat saja dulu, nggak masalah kok" tutur kak Nisa yang melihat sang adik pertama nya melalui kaca spion depan
tanpa menunggu lebih lama lagi, kini diri nya pun sudah mulai menyusuri alam mimpi nya karena saking kelelahan nya se habis dari banyak nya beraktivitas bersama para sahabat sekelas nya
"kak, sebenar nya, aku masih penasaran deh, sama sosok bernama Raffi itu, saat malam, kok bisa dia baik banget sama kakak, yang kakak bilang itu lho, dia siapa si?" tanya Arsen memecah keheningan di dalam mobil
"kakak kan sudah bilang Sen, dia itu ada rasa sama kakak kamu, kenapa, belum percaya?" jawab kak Nisa
"ya', ya bukan gitu juga kali kak, bukan nya aku nggak percaya sama kakak, tapi,,, masa iya kak Izza tebar pesona gitu sama dia" ujar Arsen dengan sesekali menoleh ke arah Nisa di samping nya
"ya bukan lah, masa adik kakak itu tebar pesona sama orang, nggak mungkin juga, orang Raffi nya juga kan yang berusaha mendekati kakak kamu itu" jawab kak Nisa dengan intonasi sedikit keras, namun tidak membuat diri nya terbangun dari tidur nya, mungkin benar benar merasa capek
"terus gimana?" tanya Arsen yang masih merasa sangat amat penasaran
"kamu pasti tahu kan, kala sejak kecil, kedua kakak perempuan kamu itu banyak yang suka, apa lagi naksir?" imbuh kak Nisa
"iya aku tahu, tapi,, apa hubungan nya?" tanya Arsen lagi belum mengerti arah pembicaraan kakak nya ini
"ya jelas ada lah Sen, tetangga kita saja banyak yang rebutan sama kakak dan kak Izza, apa lagi teman sekolah nya?" jawab kak Nisa
"hmmm, iya juga ya, terus terus kak,,," ucapan Arsen terpotong kala
"aduh,, sudah lah Sen, jangan tanya sama kakak lagi, mending kamu tanya saja sama yang bersangkutan nya, nanti di bilang ghibahin dia lagi" ujar kak Nisa memotong pembicaraan Arsen
"gitu ya, ya sudah lah, nanti aku cari tahu sendiri, dekati kakak juga" jawab Arsen yang mudah menurut
tanpa menunggu lama, kini mobil merah yang di kendarai Arsen pun telah terparkir rapi di dalam garasi mobil rumah tempat tinggal ke tiga nya
"Arsen, kakak ke dalam dulu yah, kamu pindah kan kakak kamu ini ke kamar nya, kelihatan nya capek gitu, se habis aktivitas di sekolah" imbuh kak Nisa sambil membuka pintu
"baiklah kak" jawab Arsen yang padahal mempunyai niat tersebut, sanmbil kemudian keluar dan membuka pintu belakang mobil, tempat nya tertidur dengan pulas dan mulai menggendong sang kakak yang tengah tertidur
Beberapa menit kemudian
terlihat Arsen yang sedang menggendong sang kakak dengan kasih sayang nya hendak mulai menaiki anak tangga, namun Ayah mencegah dan terlihat sedikit heran
"ayo kita makan dulu, sini, biar kakak Ayah yang antar, kamu duluan duduk di kursi meja makan saja?" ajak Ayah dengan sedikit berbisik kala melihat putri nya yang tengah tertidur nyaman di gendongan sang anak laki laki
mendengar ajakan dari sang Ayah, kini malah membuat Arsen tersenyum "tidak Ayah, makasih, aku sama kakak sudah makan tadi, waktu aku jemput kakak dari sekolah, Ayah sama Bunda makan saja, aku juga izin mau tidur siang yah, sama kakak, aku kangen hehe" jawab Arsen sambil tersenyum
"haha, hanya untuk urusan kangen rupa nya, ya sudah, tuntas kan dulu urusan kangen kamu sama kakak kamu itu, jika nanti kalian sudah bangun dari tidur, ajak shalat terlebih dahulu, habis itu kalian makan ya?" tutur Ayah yang juga mengerti apa yang menjadi kemauan anak bungsu nya ini
"hehe, Ayah tahu saja deh, dengan apa yang aku mau, ya sudah Ayah, kalau gitu, aku naik dulu, iya, nanti aku ajak kakak shalat dan makan Yah?" pamit Arsen seraya melanjutkan perjalanan nya ke lantai dua kamar kakak tersayang nya
melihat kegirangan sang anak bungsu, kini berhasil membuat Ayah menggeleng geleng kan kepala, ada ada saja, pikir Ayah sambil berjalan menemui Bunda yang sudah duduk di kursi makan
"lho Yah, Arsen sama Izza nya mana, katanya mau Ayah ajak makan siang bersama, tapi kok, seperti nya tadi Bunda lihat Arsen gendong Izza ke atas, Izza kenapa?" tanya Bunda saat melihat Ayah hanya menggeleng geleng kan kepala saja sambil terus tersenyum
"Izza nggak papa kok Bund, Bunda tenang saja, dia hanya tidur kok" jawab kak Nisa yang juga ikut duduk semenjak memasuki rumah
"akh,, begitu rupa nya, syukur lah, tapi, Ayah kenapa geleng geleng kepala waktu datang ke sini barusan?" tanya Bunda yang masih terlihat heran
"his,, tidak habis pikir saja sama anak Ayah, kata nya mau tidur siang bareng sama kakak, anak itu benar benar nggak berubah sejak dulu" jawab Ayah sambil tersenyum tipis ke arah Bunda dan juga kak Nisa
"maksud Ayah siapa?" tanya Bunda lagi
"xixi, siapa lagi kalau bukan anak bungsu nya Bunda" jawab Ayah dan di akhiri dengan tawa
semua nya pun memulai kegiatan makan siang bersama mereka, namun dengan kak Nisa yang hanya terdiam
"kamu nggak mau makan kak, nasi nya masih banyak lho, hari ini Bunda sengaja masak banyak, ya,, hitung hitung buat raya kan kedatangan Arsen?" tutur sang Bunda sambil memandangi sang anak sulung di pertengahan makan nya saat keheningan sudah mulai melanda
"ehm,, nggak Bund, makasih, Nisa sudah ikut makan tadi sama Izza juga Arsen, masih kenyang" jawab kak Nisa seada nya
"memang nya kalian ke mana dulu tadi, kata arsen juga dia sudah makan siang juga, Ayah penasaran?" tanya Ayah sambil menyuap kan sesendok nasi ke dalam mulut
"ke caffe Mushlim Ya, akh iya, Bunda sama Ayah tahu nggak, tadi waktu di caffe Mushlim, kedua nya sempat debat hebat di depan Nisa tahu" ujar kak Nisa kembali mengingat apa yang terjadi di restoran asal Turki itu
mendengar sang anak sulung mulai berhujar dan terdengar sedikit misterius, kini berhasil membuat kedua nya benar benar terkejut dan memandangi sang anak sulung
"apa kak, kedua nya sempat debat hebat, debat hebat kayak gimana, orang tadi Ayah lihat Arsen gendong kakak nya dengan rasa kasih sayang kok?" tanya Ayah yang merasa terkejut dan berusaha mengelak akan apa yang terjadi
"haa, iya gimana kejadian nya sih, gimana bisa kedua nya debat hebat, sementara yang Bunda lihat Arsen gendong kakak nya dengan tersenyum gitu?" tanya Bunda yang juga tak kalah shock
"ya gitu deh, Bunda sama Ayah nggak saksikan langsung sih, tapi, Izza itu hebat banget tahu Bund" ujar kak Nisa yang membuat kedua nya benar benar tambah penasaran lagi
"hebat gimana maksud kakak?" tanya Bunda yang berhasil di angguki oleh Ayah
"iya, Arsen itu sempat debat sama Izza, dia marah nya besar banget tahu Bund, tapi Izza tetap berusaha tenang kan dia sama tuturan nya yang suka lembut itu" jawab kak Nisa terjeda sebentar "tapi beruntung lah, mungkin Allah cipta kan hati nya supaya dia selalu bersabar, dengan kesabaran nya itu, Arsen dapat luluh dan hati nya kembali menghangat" lanjut kak Nisa lagi dengan bercerita
_**Assalamualaikum Zahra_
Kamis, 13 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments