***
" Kita akan kemana? " tanya Embun kesekian kalinya.
Sudah dua jam mereka dalam mobil rasanya masih panjang perjalanan menuju tujuan.
Nathan hanya tersenyum saja, setengah jam kemudian mereka tiba disebuah tempat yang asri. Embun menatap heran karena Nathan mengajaknya kesebuah rumah yang punya banyak gambar matanya. Tempat itu adalah temat praktek seorang Okularis.
Okularis adalah sebutan untuk seorang pembuat mata palsu, tidak sembarangan orang bisa menjadi seorang okularis karena mereka harus memperoleh sertifikat pelatihan terlebih dahulu dan menempa pengalaman mereka.
" Disini bagus karena banyak rekomendasi dari kenalanku, bahannya ramah dan okularisnya juga mempunyai anak yang tidak memiliki mata sepertimu" Kata Nathan.
Embun terharu, Nathan memikirkan solusi ketidak percayaan dirinya. Mereka bertemu dengan okularis tersebut. Beliau sangat ramah dan baik hati, tidak jarang ia memberikan mata palsu untuk tuna netra secara gratis.
" Berapa lama kelar pak? " Tanya Nathan setelah Embun diperiksa dan diukur matanya.
" Tiga hari paling cepet, tidak boleh buru-buru. Ini adalah mata walaupun palsu tetapi akan terpasang diwajah. Istri bapak pasti akan terlihat seperti memiliki matanya kembali" Jawab Okularis itu tersenyum.
Ia mengira Embun adalah istrinya Nathan. Sepasang kekasih itu juga tidak membantah ataupun membenarkan sangkaan okularis itu.
Nathan memutuskan untuk tidak kembali dulu ke kediaman Bumiwardoyo, ia hanya menitip pesan lewat Anggun jika mereka akan kembali 4 hari kemudian tanpa memberitahukan apa yang mereka lakukan.
Nathan juga mematikan ponselnya dan menyerahkan urusan sementara pada asisten pribadinya.
" Kita akan kembali saat kau sudah mendapatkan kembali penampilanmu yang baru , jangan khawatir kau akan terlihat cantik seperti semula " Kata Nathan tersenyum.
" Lalu apa yang harus kita lakukan selama beberapa hari ini? " Tanya Embun.
" Liburan, kita tidak pernah liburan bersama kan? "
" Tapi Aku"
Embun agak ragu karena setahunya ia tidak pernah mendapatkan izin untuk meninggalkan kediamannya
" Tenang saja, aku sudah minta izin kok! " kata Nathan.
Rute hari ini mereka ke taman bermain, Embun lagi-lagi tidak percaya diri dengan penampilannya. Nathan memberikannya sebuah kacamata hitam agar tidak ada seorangpun yang memperhatikan matanya.
Seharian mereka bermain di taman bermain terasa sangat melelahkan, untuk tidur mereka memilih menginap disebuah penginapan yang tidak jauh dari tempat okularis tersebut. Nathan memesan dua kamar yang paling bagus untuk mereka.
" Inginnya sekamar saja " Goda Nathan.
Embun tersenyum " Ntar aja kalau sudah menikah"
" Siap Bosku ! "
Nathan masuk ke kamar Embun, Keduanya makan malam dikamar saja sambil mengobrol ringan. Pemuda itu bahagia dapat menemukan kekasihnya, wanita yang dirasa paling mengerti dirinya. Hanya saja ia punya firasat jika Ibunya tidak menyukai Embun sejak mengetahui jika Embun hanya anak adopsi.
" Kau sudah mengantuk? " Tanya Nathan saat melihat Embun menguap beberapa kali.
Embun mengangguk namun tidak berani naik ke ranjangnya, ia tidak nyaman dengan kehadiran Nathan. Diantara mereka seperti ada suatu ketegangan yang tidak bisa dijelaskan.
" Ya sudah .. aku ke kamarku ya" Kata Nathan.
Sebagai lelaki normal, berada dikamar berdua bersama kekasih itu merupakan godaan, semakin malam semakin berat terasa. Nathan memeluk Embun mengecup puncak kepalanya.
" Embun"
Embun mengangkat wajahnya ketika namanya dipanggil, Ia terkejut tubuhnya menegag ketika Nathan memeluknya dan langsung mengecup bibirnya. lama ke lamaan semakin panas. Tubuh Nathan mendorong Embun hingga ke ranjang.
Nathan sejenak lupa diri, terus-terusan mencumbui kekasihnya. Ia hampir saja terbawa suasana. Penolakan yang dilakukan Embun membuatnya berpikir jernih kembali.
" Maaf aku khilaf " Kata Nathan.
Ia segera bangkit dan keluar dari kamar Embun.
" Kunci pintunya " Suruhnya dibalik pintu.
Embun tersenyum lalu menutup pintu. Kejadian tadi masih terbayang dimemorinya. Hampir saja ia juga terbuai dengan perlakukan Nathan. Untung saja ia sadar disaat yang tepat.
" Kami tidak boleh melakukannya sebelum menikah" Ujar Embun memeluk bantal gulingnya.
***
Hari kedua
Rute hari ke dua kali ini mereka mengelilingi wisata kuliner dan Spa, Embun sangat dimanjakan dengan perawatan yang baru didapatnya kembali. Ia juga pernah merasakan perawatan serupa dari temannya dipanti pijat. Nathan dan Embun sangat menikmati kebersamaan mereka.
Keduanya istrahat disebuat cafe , Nathan terlihat banyak merenung.
" Ada apa? " Tanya Embun
" Aku merasa kurang aja " Jawab Nathan dengan nada sedihnya.
" Kurang apanya? "
" Andai kalau sudah menikah, ini bisa jadi honeymoon yang menyenangkan! Berada didekatmu, aku takut khilaf" Jawab Nathan.
Wajah Embun memerah, teringat peristiwa semalam. Mereka nyaris saja melewati batasan yang ada. Nathan berusaha untuk menjaga dirinya untuk tidak memaksakan keinginannya pada kekasihnya.
Mulai saat itu Nathan selalu menjaga jarak terutama saat berduaan ditempat yang sepi. Sungguh godaan setan sangat menipu dikala dua pasangan sedang jatuh cinta duduk berdua.
Pada hari ke tiga Nathan membawa Embun ke Okularis untuk memasang mata palsunya. Embun terlihat sangat tegang sekali. Beberapa kali okularis itu menekan area wajahnya. Perlu sekitar 30 menit waktu pemasangan hingga wajah gadis itu terlihat lengkap dan SEMPURNA.
Embun nyaris tidak percaya saat diperlihatkan cermin. Mata Palsu itu tampak seperti mata asli. sebuah mata berwarna biru. Walaupun dengan sejumlah kekurangan yaitu mata itu tidak bergerak seperti mata asli namun orang tidak akan mengenali mata palsu itu kecuali jika memperhatikan Embun dari dekat.
" Terima kasih " Embun tidak dapat lagi mengucapkan kata lain.
" Jangan menangis nona, tersenyumlah mulai dari sekarang! Semoga mata ini bisa membantu nona " Jawab Pak Tedja sang Okularis.
Embun tersenyum tetapi airmata bahagia tetap mengalir. Nathan memeluknya, ia ikut bahagia melihat Embun.
" Terima kasih pak " Kata Nathan menjabat tangan Pak Tedja.
Pak Tedja ikut merasa senang, kedua pasangan didepannya adalah orang yang kesekian yang merasa bahagia dengan mata palsunya. Bapak baik hati ini menolak bayaran lebih dari Nathan. Ia hanya menerima sesuai dengan hasil kerjanya saja.
***
Hari ini Nathan belum ingin mengajak Embun kembali ke Rumah. Ia membawa mobilnya menuju pantai.
Embun tersenyum dengan cerianya. Nathan sibuk mengambil gambar dengan kameranya. Senyum gadis itu begitu lepas, wajahnya terlihat SEMPURNA dengan mata palsunya.
" Aku sangat bahagia hari ini, jangan biarkan semua berlalu tuhan! " Kata Embun dalam hatinya.
Nathan mengerti sang kekasih butuh waktu untuk melamun sendirian, lelaki itu hanya duduk mendampingi. Senja mulai datang, Nathan mengantarkan kekasihnya kembali ke kediaman Bumiwardoyo.
Anggun menatap marah dari balik jendela, rasa iri semakin besar membuatnya ingin cepat-cepat merebut Nathan dari Embun.
" Mom coba lihat! " Tunjuk Anggun dengan nada manja.
Ibu Ningsih berada ditempat itu sebenarnya juga telah melihat.
" Biarkan saja, ada saatnya nanti " Kata Ibu Ningsih menghela napas.
Ia menelpon seseorang, wanita itu sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun putrinya disebuah hotel mewah. Ia juga menyiapkan kejutan untuk sang anak angkat.
"Lihat saja nanti " Kata Wanita paruh baya itu menatap Embun yang melangkah masuk ke dalam rumah.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Dewi Dewi Ahmat
ak mau ap yng telh di rbut olh anggun milk embun di kmbli kn lgi,,ak nggk sudi thoor..
2021-07-30
1
Cindy Amara
Hmm lanjutkan athor... Aku seneng baca nya... Di kala sudah up aku langsung buru buru baca.. Tiap hari aku sllu nengok
2020-10-21
0
Endang Fitriyani
ibu ningsih kenapa ga stroke aja sih
2020-10-20
3