Awal semuanya

Pak Wijaya Berlari terengah-engah, sudah lama ia tidak berlari seperti ini. Pembantunya menelpon bahwa Istrinya

dilarikan ke rumah sakit. Rasa cinta yang begitu besar membuatnya langsung panik dan membatalkan seluruh meeting yang direncanakan hari itu.

" Bagaimana Istri saya, Dok?"Tanya Pak Wijaya.

Ibu Kumala juga sudah berada lebih dahulu ditempat itu.

"Ningsih pingsan dikamarnya, Embun yang menemukannya" Cerita Ibu Kumala.

Lelaki itu terdiam. Dokter memeriksa hasil lab ibu Ningsih seketika wajahnya menjadi cerah.

" Istri anda tidak apa-apa hanya perlu banyak istirahat saja" jawb sang dokter dengan senyuman.

" tapi tadi istri saya pingsan dok!" Pak Wijaya masih saja tidak percaya

" Yah wajar untuk awal kehamilan namun harus berjaga tidak boleh stress dan capek, rutin makan yang bernutrisi dan minum vitamin " Kata Dokter.

" Ningsih Hamil!  " Pak Wijaya berseru gembira sambil memegang tangan ibunya keduanya sangat gembira.

" Apa kataku? Peramal itu benar! andai dari dulu kalian mengadopsi anak, mungkin cucuku sudah dua atau tiga" Seru Ibu Kumala.

" Ibu bicara apa, kita fokus pada kesehatan Ningsih saja dulu" Pak Wijaya seolah mengelak membenarkan kenyataan.

Mereka menemui Ningsih dengan sukacita mengabarkan kehamilan.

" Sudah jalan 8 Minggu artinya dua bulan sejak Embun dirumah, anak itu memang membawa keberuntungan" Ibu Kumala memuji Embun.

Ibu Ningsih menatap tidak suka ke arah suaminya.

" Apa ibu akan lebih menyayangi Embun daripada anak kami nantinya?" tanya Ningsih

" Apa yang kau bicarakan? cucuku tetap cucuku! aku pasti akan  menyayangi darah dagingku, keturunanku! "Jawab Ibu Kumala

" Maafkan aku ibu sekarang aku sudah hamil, apa Embun bisa dikembalikan lagi ke panti! aku tidak yakin

bisa merawatnya dengan baik apalagi sedang mengandung" Tanya Ibu Ningsih.

" Tapi peramal bilang anak itu membawa keberuntungan untuk kalian! ia akan menolong kalian kalau kalian

antar ke panti maka kalian tidak akan beruntung lagi " kata Ibu Kumala agak kurang yakin dengan ide menantunya.

" Tidak perlu percaya Mitos bu! kita kembalikan dia esok, aku akan mengurusnya" Kata Pak Wijaya. ia tidak ingin istrinya tidak nyaman sesampainya dirumah.

" Terserah kalian saja, kalau sesuatu terjadi jangan salahkan aku" Kata Ibu Kumala pulang.

Pak Wijaya menelpon pengacaranya meminta mengurus pembatalan adopsi

" Jangan Lupa siapkan sejumlah kompensasi " Kata Pak Wijaya.

" Terima Kasih suamiku"Ujar ibu Ningsih.

Pak Wijaya tersenyum menggenggam tangan istrinya

" Esok ketika kau sampai dirumah, anak itu sudah kembali ke pantinya" katanya dengan penuh kasih sayang

" Aku tidak pulang malam ini??"  Ibu Ningsih bertanya sambil mengusap perutnya yang masih datar.

Pak Wijaya menggelengkan kepalanya, " Tidak sayang, malam ini kita dirumah sakit dulu"

Ibu Ningsih bersikeras untuk pulang. Pak Wijaya pasrah, ia mengikuti kemauan istrinya dan berkonsultasi ke dokter.

" Sebenarnya terlalu Riskan, kandungan istri anda lemah, ia belum mampu untuk pulang. Saya menyarankan

istri anda untuk bedrest dirumah sakit selama 3 hari agar kami bisa mengawasi kehamilan istri anda"

" Tapi dokter, istri saya merasa sudah sehat" bantah pak Wijaya

" Tuan, capeknya ibu hamil dan ibu tidak hamil itu berbeda, istri anda merasa sehat dan pulih namun tidak kandungannya "  Kata Dokter.

Dokter tidak mengizinkan Ningsih untuk pulang,, namun ia tetap keras kepala pulang dan tidur dirumahnya.

" saya sudah sehat dan saya akan meminum vitamin yang anda kasih" kata ibu Ningsih.

Dokter geleng - geleng kepala, ia tidak merekomendasikan ibu Ningsih untuk pulang.

" Sayang dengarkanlah dokter"

" Pokoknya aku ingin pulang" Ibu Ningsih terus saja bersikeras.

Pak Wijaya mengalah. Demi Istri dan anak yang sedang dikandung istrinya, akhirnya ia membawa istrinya kembali

kerumah malam itu dengan menambah sejumlah fasilitas kesehatan pribadi untuk menangani suatu yang tidak diduga.

Dokter meminta suami istri itu menandatangangi surat pernyataan untuk tidak menuntut rumah sakit karena pasienlah yang keras kepala menginginkan perawatan dirumah.

****

" Embun harus pulang?? Kenapa?? " Tanya anak itu polos pada Pak Wijaya,

Ibu Ningsih buang muka sekarang ia tidak segan memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap Embun.

" Biar Embun berkumpul dengan teman-teman disana lagi, tidak kesepian seperti disini, papa janji akan selalu mengunjungi Embun dan Embun bisa menginap disini kapanpun Embun mau"

Anak itu murung tetapi ia menerima,

Otak cerdasnya menangkap bahwa ia sengaja "dibuang" setelah ibu angkatnya Hamil. Namun anak itu berusaha tidak mempercayai analisa dikepalanya.

" Papa janji??" Tanya Embun.

" Yah,papa janji " Kata Pak Wijaya mengelus puncak kepala Embun.

Embun mengangguk, ia segera bersiap-siap. Tidak banyak barang yang dibawanya pulang ke panti. Mobil

pengacara datang. Embun bersiap dan berpamitan.

Pak Wijaya menyempatkan diri memeluk anak itu sedangkan ibu Ningsih dingin menanggapi Embun pamit.

" Selamat Tinggal"Ujar Embun masuk dalam mobil. Mobil berjalan menjauhi pekarangan Rumah Bumiwardoyo.

" Singkirkan semua barang yang pernah digunakan anak itu! aku ingin anakku nanti memakai yang baru"

kata Ibu Ningsih pada pelayannya.

Secara tiba-tiba ia merasakan serangan sakit pada perutnya, darah mengalir keluar dari sela pahanya.

" Astaga nyonya berdarah" Seru pelayan

Pak Wijaya panik membawa Ibu Ningsih kerumah sakit. Sayangnya janinnya tidak terselamatkan. ibu Ningsih menjalani tindakan kuret.

"TIDAAAAKKKK!!!!!! " seru Ibu Ningsih kemudian Pingsan.

Ibu Kumala datang tepat setelah ibu Ningsih pindah ke ruang VVIP, ia langsung menyalahkan Ningsih tanpa ampun

" Andai kau tidak keras kepala! cucuku masih bisa bertahan! aku heran dengan kekeraskepalaanmu ini"

" Ibu jangan menyalahkan Ningsih,  ia juga sedang berduka kehilangan janinnya..."

" Bela terus Istrimu! manjakan terus ! jangan harap kalian punya anak lagi, aku sudah bilang Embun itu pembawa keberuntungan! kalian malah mengembalikan dia, liat? dia pergi, cucuku mati!!!" Marah Ibu Kumala.

Air mata Ningsih mengalir. ia menyesali tindakan cerobohnya memaksa pulang, ia begitu ingin melihat Embun

keluar dari rumahnya namun ia tidak percaya apa yang terjadi padanya adalah keberuntungan yang hilang.

" Ambil kembali anak itu" Suruh Ibu mertua Ningsih

" Tapi Ibu" Pak Wijaya hendak membantah.

"AMBIL KEMBALI!!!! ATAU CERAIKAN ISTRIMU,  Aku sudah lelah menunggu cucu darinya, aku heran dengan kekeraskepalaan istrimu ini! Sudah susah punya anak masih tidak menurut dikasih saran orangtua, aku tidak ingin menunggu lagi, apa aku harus mencarikan istri baru untukmu"

" Ibu ini bukan salah Ningsih" Pak Wijaya berusaha membela istrinya.

" Aku sudah memberi pilihan" Ibu Kumala pergi. langkah kakinya terdengar hingga ujung lorong rumah sakit.

Ibu Ningsih melamun dengan sedihnya, ia tidak ingin kehilangan suaminya.

" Apa kau akan menikah lagi suamiku?"

"Tidak, aku hanya mencintaimu, aku akan membawa anak itu kembali untuk menenangkan ibu" Kata Pak Wijaya mengambil ponsel disakunya.

Tut!TUUUTTTT

" Halo pak! apa ada perintah tambahan??" tanya sang pengacara.

" Bawa Anak itu pulang?? " kata Pak Wijaya berbicara ditelpon.

Ia menghubungi pengacaranya. Untungnya pengacaranya belum sampai di panti membahas pembatalan adopsi.

" Haa??" pengacara itu nampak terkejut.

Pak Wijaya melanjutkan perkataannya, " Batalkan surat untuk pembatalan adopsi itu"

" Baiklah,  kami akan tiba dalam 2 jam kebetulan aku dan anak itu sedang singgah sarapan di cafe dekat panti"

jawab Pengacara itu.

" Bagus" jawab pria itu.

Sambungan telepon terputus.

" Anak itu akan kembali ke rumah, bersikap lunaklah sedikit agar ibu reda emosinya"

Ibu Ningsih mengangguk pelan. Pak Wijaya pamit sebentar menerima telepon untuk alasan pekerjaan. Ningsih jadi merenungi kejadian yang terjadi, sedikit rasa sesal yang ia alami dan semua kemarahannya dilimpahkan pada Embun.

*****

BERSAMBUNG

 

Visual Embun

Visual Embun  3 Tahun saat ditemukan Ibu panti

Visual Embun usia 6 Tahun saat merayakan Ulang Tahunnya

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

jangan kasi kendor thorr
semangat terosss

2020-12-02

1

Muhammad Ari

Muhammad Ari

keren thor.... ijin promo ya, jgn lupa mampir dan baca novel dg judul "sudden kiss" ya.... 😇😇😇

2020-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Anak pancingan
2 Awal semuanya
3 Anggun
4 Ulang tahun
5 Jatuh hati
6 Berseminya cinta
7 Diusir keluar
8 Kutukan atau Karma?
9 Kematian Sean
10 Kalian Tega sekali!
11 Tameng Kesialan
12 Perubahan Anggun
13 Menanamkan rasa curiga
14 Sempurna !
15 Kejutan Ulang tahun
16 Kecurigaan Nathan
17 Itu bukan Aku !
18 BUKTIKAN !!!
19 Sudah terlambat
20 Mencari cara
21 Perubahan
22 Kenyataan Pahit
23 Sumpah Wanita Teraniaya
24 Sepasang Gadis Kembar
25 Keluarga Gunadya
26 Menata Hidup baru
27 Daffa Mathews
28 Awal kehancuran Keluarga
29 Inikah Rasanya?
30 Kehamilan Anggun
31 Tes DNA
32 Nathan Kecelakaan
33 Mencoba berdamai
34 Perselingkuhan Nathan
35 Pernikahan Elina - Dave
36 Pertemuan tidak terduga
37 Terapi Kasih
38 Harapan untuk Silvia
39 Harapan untuk Silvia Part II
40 Amukan Seorang Kakak
41 Menjadi Jahat
42 Kesembuhan Nathasa
43 Anak Kampung VS Anak Gubernur
44 Daffa (Gunadya) Mathews
45 Jangan main-main denganku
46 Ulah Bumiwardoyo lagi?
47 Pengunduran diri sang Gubernur
48 Kemunculan Embun
49 Karma dimulai
50 Mantan Gubernur
51 Nathasa sakit
52 Kedekatan Batin
53 Petunjuk
54 Bayiku yang malang
55 Drama penculikan
56 Dua Cucu Nenek Sekar
57 Kepanikan
58 Mencari Daffa
59 Akhir dari ketegangan
60 Usaha Terakhir
61 Keputusan
62 Adaptasi
63 Orang Asing
64 Pak Dokter tampan
65 Trik Daffa
66 ada sebab ada akibat
67 Cemburu yang tidak wajar
68 Nasib Anggun
69 Hama Pengganggu
70 Kejutan dipagi hari
71 Persiapan ulang tahun Daffa
72 Fitnah !
73 fitnah part 2
74 Dilema
75 asal muasal Gen Gunadya
76 Kejadian tidak terduga
77 Selamat
78 Selamat part 2
79 Rumah Baru Budi
80 Berhak Bahagia
81 Hilangnya Kiara
82 Dimana Kiara?
83 Penyesalan Tatia
84 Salah sangka
85 Permohonan maaf hiatus sementara
86 Kembali ke Singapura.
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak pancingan
2
Awal semuanya
3
Anggun
4
Ulang tahun
5
Jatuh hati
6
Berseminya cinta
7
Diusir keluar
8
Kutukan atau Karma?
9
Kematian Sean
10
Kalian Tega sekali!
11
Tameng Kesialan
12
Perubahan Anggun
13
Menanamkan rasa curiga
14
Sempurna !
15
Kejutan Ulang tahun
16
Kecurigaan Nathan
17
Itu bukan Aku !
18
BUKTIKAN !!!
19
Sudah terlambat
20
Mencari cara
21
Perubahan
22
Kenyataan Pahit
23
Sumpah Wanita Teraniaya
24
Sepasang Gadis Kembar
25
Keluarga Gunadya
26
Menata Hidup baru
27
Daffa Mathews
28
Awal kehancuran Keluarga
29
Inikah Rasanya?
30
Kehamilan Anggun
31
Tes DNA
32
Nathan Kecelakaan
33
Mencoba berdamai
34
Perselingkuhan Nathan
35
Pernikahan Elina - Dave
36
Pertemuan tidak terduga
37
Terapi Kasih
38
Harapan untuk Silvia
39
Harapan untuk Silvia Part II
40
Amukan Seorang Kakak
41
Menjadi Jahat
42
Kesembuhan Nathasa
43
Anak Kampung VS Anak Gubernur
44
Daffa (Gunadya) Mathews
45
Jangan main-main denganku
46
Ulah Bumiwardoyo lagi?
47
Pengunduran diri sang Gubernur
48
Kemunculan Embun
49
Karma dimulai
50
Mantan Gubernur
51
Nathasa sakit
52
Kedekatan Batin
53
Petunjuk
54
Bayiku yang malang
55
Drama penculikan
56
Dua Cucu Nenek Sekar
57
Kepanikan
58
Mencari Daffa
59
Akhir dari ketegangan
60
Usaha Terakhir
61
Keputusan
62
Adaptasi
63
Orang Asing
64
Pak Dokter tampan
65
Trik Daffa
66
ada sebab ada akibat
67
Cemburu yang tidak wajar
68
Nasib Anggun
69
Hama Pengganggu
70
Kejutan dipagi hari
71
Persiapan ulang tahun Daffa
72
Fitnah !
73
fitnah part 2
74
Dilema
75
asal muasal Gen Gunadya
76
Kejadian tidak terduga
77
Selamat
78
Selamat part 2
79
Rumah Baru Budi
80
Berhak Bahagia
81
Hilangnya Kiara
82
Dimana Kiara?
83
Penyesalan Tatia
84
Salah sangka
85
Permohonan maaf hiatus sementara
86
Kembali ke Singapura.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!