***
Embun masuk ke rumah melalui pintu dapur. Ia langsung membantu para pelayan untuk membersihkan rumah dari sisa-sisa pesta semalam. Anggun diam-diam ke kamar Embun memeriksa bawaan dari kakak angkatnya. Ia ingat jika kemarin Embun berulang tahun.
" Ternyata dapat hadiah juga" Gumam Anggun melihat pakaian dan Tas juga benda seperti aksesoris kecil dalam tas Embun.
Ada satu benda yang menarik perhatiannya. Ponsel Embun!
Ia memeriksa ponsel itu namun tidak dapat membuka kuncinya. Semua password yang mungkin saja menjadi password ponsel Embun gagal dimasukkannya. Akhirnya ia membuang diranjang ponsel itu karena kesal.
" Apa yang kau lakukan disini? " tanya Embun.
Tadi sempat ia melihat adik angkatnya itu sedang memainkan ponselnya. Anggun menutupi keterkejutannya dengan sikap arogannya.
" Tidak ada, nampaknya kau dapat hadiah juga ya? Semoga bukan barang bekas ya" Tawa Anggun sinis.
Embun melirik hadiahnya yang nampak berantakan begitu saja mulai memunguti satu persatu, Anggun segera meninggalkan kamar kakak angkatnya.
" Untunglah tidak ada yang rusak " Embun lega.
Gadis itu merapikan barang-barangnya dalam lemari. Tidak banyak baju yang dimilikinya. cukup tertata dalam lemari kecilnya.
Ia mencari ponselnya yang dilempar Anggun lalu menaruhnya dalam sakunya. Hari ini Ibu Ningsi memberinya banyak pekerjaan rumah. Embun agak gelisah menjelang siang hampir ia tidak dapat pergi ke kampusnya.
Para pelayan sudah hapal diluar kepala jadwal kuliah Embun langsung bersama-sama membantu Embun secara diam-diam agar gadis itu tidak terlambat kuliah.
" Aduh hampir terlambat, 10 menit lagi kuliah dimulai"
Embun memacu sepedanya dengan kecepatan penuh. Ia mencari celah disetiap belokan dan persimpangan jalan. Kuliahnya kali ini tidak boleh terlambat karena prasyaratnya untuk mengikuti tugas akhirnya. Dosennya sangat disiplin terutama soal waktu.
Secara tiba-tiba dibelokan jalan, sebuah motor yamaha merk nymax melaju. Embun membanting stir hingga menabrak tembok sedangkan motor itu melaju tanpa peduli nyaris mencelakai orang. Akibatnya sepeda Embun penyok didepan. Embun mengalami luka-luka lecet dibeberapa tempat.
" Astaga ! jangan hari ini " Keluh Embun.
Sepedanya dititipkan di parkiran toko tidak jauh dari tempatnya jatuh. Pemilik toko mengenal Embun karena sering berbelaja disitu.
" Kalau lari sepertinya masih sempat"
Embun mengambil ancang-ancang untuk lari mengejar waktu. Napasnya terengah-engah, didepan ada yang berkerumun. Seorang pria tergeletak pingsan, pria itu yang mengendarai motor nymax tadi. Embun melihat orang hanya sibuk menyiarkan secara langsung, ada yang menelpon dan ada pula yang sibuk foto selfie
" Ada ada dengan mereka? Kenapa tidak memberikan pertolongan pertama terlebih dahulu"
Embun langsung memeriksa keadaan pria itu, lalu membuka helm dan melonggarkan semua pakaian dan celana pria itu. Ketika dibuka Embun sempat terkejut melihat makhluk tampan berusia sekitaran 27 tahun tengah pingsan. Gadis itu melakukan pertolongan pertama lalu memanggil taxi dan mengantarkannya ke rumah sakit terdekat.
" Kuliahku " Embun menatap jam dinding seolah menertawakan usahanya tadi.
" Anda keluarganya? " Tanya Suster yang membawa sebuah dokumen.
" Bukan suster, saya yang menemukannya dijalan " jawab Embun.
Embun bersama suster memeriksa bawaan pria tadi. Ada sebuah ponsel yang retak, Embun mengambil simcard dari ponsel rusak itu lalu memindahkannya ke ponselnya. Kebetulan simcard2 Embun kosong.
Embun mudah mencari kontak darurat yang tersedia diponsel itu dan mengirim pesan ke nomor ponsel yang ada dikontak pria itu. Tidak berapa lama ada sebuah panggilan langsung menelponnya.
" Halo! Apakah itu benar? " Tanya suara seorang wanita terdengar cemas.
" Iya nyonya, datanglah ke rumah sakit XXX dia sedang dirawat diUGD " Kata Embun.
Embun pamit, ia berusaha merasa sudah tidak perlu lagi menunggui pria itu. Gadis itu segera ke kampus lalu menghadap dosennya. Seperti dugaannya, Sang dosen tidak memberikan keringanan apapun. Embun terpaksa harus mengulangi matakuliah itu tahun depan.
Embun keluar ruangan dosen dengan wajah sedih. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Kampus ini terlalu ketat dalam menerapkan aturannya terutama pada orang miskin sepertinya.
***
Embun berjalan kembali menyusuri jalanan kampus, tidak ada yang mempedulikannya. Ini kampus elit walaupun kampus negeri.
Ia hanya penerima beasiswa tidak mempunyai uang untuk dihambur-hamburkan malah ia sesekali mengerjakan tugas kuliah temannya demi sekedar membeli peralatan prakteknya.
" Semangat Embun!! " Kata Embun dalam hati.
Ia harus berusaha ektra keras dari sekarang, ada kemungkinan beasiswanya akan dicabut. Matakuliah barusan menjadi penyebab utamanya.
" Aku harus bekerja lebih giat lagi agar tetap bisa kuliah sambil mengirim uang ke panti" Tekad Embun.
Ia ke kantin membeli air mineral dan roti lalu kembali ke kelas menunggu dosen dikuliah selanjutnya.
" Aduh dimana tugasku? " Tanya Embun mencari bukunya dalam tas.
Tiba-tiba gadis itu teringat ia sedang mempelajari tugasnya tadi sambil menunggui pria itu.
" Pasti ketinggalan didepan UGD, Ya ampun aku sangat sial hari ini! "
Gadis itu memukul pelan kepalanya sendiri merapati kebodohannya. untungnya ia masih ingat tugas yang telah ia kerjakan itu hingga bisa mengulang dengan secapat yang ia bisa.
Setengah jam kemudian...
Gadis itu bernapas lega, tugasnya selesai meski sedikit acak-acakan. Dosen masuk mengajar seperti biasa. Embun bisa mengumpulkan tugasnya dengan perasaan lega lalu meninggalkan kelasnya.
Didepan ruang kuliah ia didatangi oleh seorang cleaning service.
" Kau diminta ke ruangan Rektor... " Kata CS itu.
" Kenapa ya? " Tanya Embun.
" Mana kutahu! Cepat ke sana! " Suruh Cleaning service tersebut agak ketus.
Embun menarik napas, ia sudah biasa mendapat perlakuan tersebut di kampus ini dimana orang dipandang dari uangnya, jangan mengharapkan ada yang akan menghargai jika hanya menjadi penerima beasiswa, bahkan cleaning service pun akan sinis padamu! .
Langkah Embun terhenti, ia menjadi ragu.
" Aku baru saja tidak lulus matakuliah tetapi sudah dipanggil rektor " Kata Embun.
Embun mengucapkan salam dan memberitahukan pada sekertaris jika ia sudah datang menghadap. Diluar dugaan sekertaris itu malah mengantarkannya dengan ramah ke ruangan rektor.
Didalam ruangan itu ternyata sudah beberapa orang berkumpul disitu menunggunya. Embun terkejut melihat kehadiran pria tampan pengendara nymax dan seorang wanita paruh baya namun cantik, tampaknya ia adalah ibu dari pemuda yang ditolong oleh Embun tadi.
Pemuda itu menatap Embun dengan teliti. Entah apa yang dipikirannya. hanya saja nampak pemuda itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Embun.
" Maaf saya telah berbuat salah, tadi saya tidak diluluskan matakuliah XXX karena terlambat" Kata Embun langsung meminta maaf.
" Ah.. tidak! Ini bukan karena hal itu, silahkan duduk" Kata Rektor.
Embun duduk dengan segan, ruangan ini terasa menghimpitnya. Lagi-lagi tatapan pemuda itu seperti menyelidikinya. Ia sempat melihat lecet yang ada disiku dan lutut Embun yang dibiarkan begitu saja. Ia teringat pengendara sepeda yang diserempetnya siang tadi.
[ " Apa mungkin dia? " ] pemuda itu bertanya dalam hati.
Embun menatap bingung, Ibu dari pemuda tadi dan Rektor sedang berbicara dengan seseorang ditelepon.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Dewi Dewi Ahmat
👍👍👍👍👍
2021-07-30
1
Cindy Amara
Lanjutkan athor aku syukaaa
2020-10-09
1
Hilda Natasya
mna lanjutannya thor
2020-10-07
1