***
Embun dibawa ke sebuah rumah sakit dan disusupkan sebagai pasien. Keluarga Bumiwardoyo mengatur semuanya berkat kerja sama dengan dokter yang bisa mereka bayar mahal.
Entah kebetulan atau tidak, ternyata ginjal Embun cocok dengan ditranspalasi ke tubuh Anggun. Hal ini membuat orangtua Anggun sangat gembira.
" Ambil matanya juga! " kata Ibu Ningsih
Dokter terdiam, mengambil ginjal tanpa sepengetahuan pemiliknya saja sudah menjadi pelanggaran hukum. Permintaan Ibu Ningsih membuatnya merinding,
[" Mengorbankan putri sulung untuk menyelamatkan putri bungsu,hemm "] Gumam hati dokter itu.
Dokter mengangguk, mereka melakukan prosedur operasi yang membutuhkan waktu lebih dari 8 jam, Embun dipindahkan ke ruangan perawatan sedangkan Anggun ke perawatan Intensif.
" Kasihan sekali padahal gadis ini cantik tetapi harus kehilangan organ ginjal dan mata sebelahnya, aku berdoa untukmu semoga kau mendapatkan kebahagiaanmu, tegarlah! Semoga Tuhan bersamamu " Kata Perawat yang membawa tubuh Embun. Perawat lain hanya ikut mengaminkan.
mereka tidak menyangka akan ada melihat kekejaman seorang ibu pada anak yang diadopsinya demi anak kandungnya. Mereka terharu, apalagi perlakuan keluarga Embun sangat berbeda. Anggun mendapatkan fasilitas VIP dirumah sakit, sedangkan Embun hanya dikelas III (fasilitas kipas angin). Tanpa penjagaan sama sekali. Ia diserahkan kepada perawat saja. Miris memang.
" Mereka (orangtua angkat Embun) tega sekali, usianya sepertinya sama dengan adikku yang sudah meninggal, kasihan, tidak apa-apa kita akan merawatnya disini sampai pulih" Kata seorang perawat pada beberapa temannya.
Mereka mengangguk menyetujui ide itu.
***
Embun merasakan nyeri luar biasa dibagian perut dan area matanya. Ia sangat terkejut melihat sudah berada dirumah sakit. Bisik-bisik perawat semalam bisa didengarnya hanya saja dikiranya sedang bermimpi.
" Apa ini mimpi? AUH! " Embun mengeluhkan rasa sakit yang datang.
Ia melihat perutnya terdapat perban, dalam hatinya bertanya apa yang tengah terjadi.
" Apa yang sedang terjadi? " Tanyanya tetapi tidak ada jawaban yang pasti.
Suasana dalam ruangan begitu ramai dengan pasien, diruangan kelas III rumah sakit menampung sekitar 6 orang pasien. Hanya Embun satu-satunya yang tidak memiliki keluarga yang menjaganya.
" Sudah siuman rupanya? " Sapa perawat tersenyum.
Para pasien dan keluarganya menatap iba ke arah Embun, mereka kurang lebih tahu yang dialami gadis itu. Namun tidak ada yang bisa menghiburnya.
" Saya dimana Sus? " Tanya Embun.
" Jangan bergerak terlalu banyak, perutnya masih luka! Kau baru saja mengalami operasi pengangkatan ginjal" Kata perawat itu menahan agar gadis itu tidak bergerak.
" Saya apa? " Embun takut salah dengar, ia ingin memastikan lagi.
" Ginjalmu diangkat dan ditranspalasikan ke adikmu, dan Emhmm ..."
Perawat itu agak ragu mengatakan sesuatu. Embun merasa kejutan untuknya belum cukup. Ginjalnya diambil secara paksa tanpa persetujuannya.
" Emm..matamu juga" Lanjut perawat itu.
Embun merasa bagian wajahnya yang terperban.
" Ginjalku hilang satu lalu mataku juga diambil? " Tanya Embun agak emosi.
Gadis itu merasakan perih yang amat sangat lebih dari luka yang ia rasakan sekarang. Setega itukah orangtuanya mengambil miliknya. Ia ingin menjerit sekeras-kerasnya namun suaranya tidak keluar. ini adalah hal yang paling emosional yang pernah ia alami.
" Dia tidak ingin anaknya cacat lalu membuatku cacat? "
Embun berusaha sekeras yang ia bisa untuk tidak menangis, Para perawat bergantian menjaga dan menghiburnya. Pasien yang ada diruangan itu ikut mengasihinya.
" Kenapa tidak ada sedikitpun kasih sayang mereka padaku " Keluh Embun dalam hati
Gadis itu seharusnya mendapatkan perawatan selama seminggu namun ibu Ningsih tidak membiarkannya kabur sehingga memutuskan untuk memulangkan Embun lebih cepat. Pada hari ke 4 Embun dibawa kembali ke kediaman dan beristrahat disana.
Sebenarnya dalam hatinya, Ibu Ningsih keberatan dengan keberadaan Embun. Ia malahan minta dokter untuk mengambil ke dua ginjal Embun untuk putrinya namun ditolak mentah-mentah oleh sang dokter. Ia tidak mau melanggar sumpah kedokterannya yang sengaja melakukan tindakan menghilangkan nyawa pasiennya. Lagipula Mertuanya sangat mewanti-wanti agar Embun kembali ke rumah demi "keamanan" Anggun.
" Beri dia makan dan jangan biarkan dia keluar! Mulai sekarang kurung dia" Kata Ibu Ningsih.
Embun tidak berdaya melawan, gadis itu masih sangat kesakitan dengan luka-lukanya. Ia tidak mempunyai ponsel dan tidak ada yang bisa ia lakukan untuk kabur. Sekarang ia terkurung dalam gudang belakang untuk berapa lama.
" Tuhan Tolong aku, kumohon cabutlah nyawaku! Aku tidak sanggup lagi hidup seperti ini" Tangis Embun meratap.
Suasana gudang begitu lembab dan berdebu, disitulah Embun menjalani hari-harinya tanpa mengetahui apa yang terjadi didunia luar. Ia tidak bisa kemanapun.
***
Ditempat lain, Nathan sangat panik karena tidak menemukan Embun. beberapa saksi mata mengatakan jika Embun dipaksa naik mobil oleh sejumlah orang berpakaian hitam. Nathan melaporkan ke kantor polisi namun tidak ada tanggapan.
" Dimana kau sayang? " tanya Nathan termenung menatap fotonya bersama Embun.
Ibu Widya prihatin melihat putranya bersedih selama beberapa bulan ini selalu murung, Ia telah mendapatkan informasi mengenai Embun dan kesehariannya. Ibu paruh baya itu terkejut ternyata Embun hanyalah anak adopsi. Keluarga Bumiwardoyo hanya mempunyai satu putri dan putri itu bernama Anggun Bumiwardoyo.
Hal yang kurang disukai ibu Widya adalah kenyataan jika Embun terlibat skandal video panas.
Video panas?
YA!
Keluarga Bumiwardoyo telah melakukan segala upaya untuk mengkambinghitamkan Embun dengan mengatakan jika Video itu bukanlah Anggun tetapi Embun anak angkat mereka. Mereka mencari Hacker yang mereka anggap paling hebat untuk mengubah wajah Anggun dalam video itu menjadi tampak seperti Embun dan Keluarga Bumiwardoyo membuat konferensi Pers tentang hal itu.
Mereka membenarkan pelaku video itu adalah Embun.
" Kami meminta maaf sebesar-besarnya atas video yang beredar, kami telah gagal mendidik anak angkat kami itu! " Kata Ibu Ningsih dengan air mata palsunya.
Kilatan foto dari para wartawan mengambil gambar seorang ibu yang penuh airmata.
" Lalu dimana putri angkat anda itu? " Tanya salah seorang wartawan.
" Dia sedang menenangkan diri, bagaimanapun ini membuatnya syok! " Jawab Pak Wijaya.
Semua ditempat itu mengangguk memahami. Konferensi pers itu bubar dan berakhir dengan damai. Sayangnya Ibunya Sean tidak puas, ia tahu pasti apa yang dilakukan oleh orangtua Anggun.
" Aku tidak akan berhenti sampai Anggun merasakan apa yang dirasakan Sean! Beraninya mereka melemparkan semua ke anak angkat mereka" Kata Wanita itu murka.
Embun tentu saja tidak mengetahui hal ini, gadis itu tidak tahu apapun mengenai dunia luar. Tubuhnya semakin kurus tak terurus terkurung digudang belakang. Ia tidak tahu jika video Anggun telah diedit kembali sedemikan rupa menjadi mirip dengannya.
Andai Embun tahu...
Sejak mengalami operasi, kondisi Embun semakin kurus. Tidak ada lagi yang mengenalinya jika tidak melihatnya dari dekat. Ibu Kumala (Mertua Ningsih) mengingatkan Embun harus tetap hidup walaupun dikurung dirumah Bumiwardoyo sampai usia Anggun 21 tahun.
" Sampai kapan aku disini? Tuhan mengapa belum juga kau memanggilku? " Tangis Embun merana.
Ia berjalan terseok-seok keluar dari gudang. Ingin melihat apakah hari sudah gelap atau masihkah siang. Tidak tahu berapa lama telah berlalu.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ani nurhaeni
keluarga ituu ibliiiss semuaaaa
ku doa kan mereka ancuuurrr tak tersisaa
2021-10-14
0
Dewi Dewi Ahmat
dsar manusia lknat kalian sekeluarga ningsih,,udh dpt karma eh mlh mmfitnh anggun,,semoga aj klian mndpt karma yng lbh prah lgi..
2021-07-30
1
Fryy Sweet
Jahat banget
2021-01-04
0