***
Hari ini perayaan ulang tahun Anggun yang ke 17 tahun. Secara kebetulan Anggun lahir ditanggal yang sama dengan Embun namun Anggun tidak menginginkan ada satupun yang mengingatnya, ia merasa terhina jika harus dirayakan bersamaan. Maka setiap hari ulangtahun Anggun, ia ingin merayakan secara besar-besaran dan kakak angkatnya tidak boleh ada apalagi ikut merayakan ulangtahun bersamanya.
Moment perayaan dipanti asuhan kemarin menjadi kali pertama dan terakhir Embun merayakan ulang tahunnya. Ia dilarang untuk berinteraksi dengan teman-temannya dipanti bahkan tidak pernah ada kabar tentangnya yang bisa didengar oleh pemilik panti selain Embun disekolahkan dilura negeri karena kecerdasannya.
Embun berjalan dengan sepeda menyusuri jalanan, situasi ramai dengan pejalan kaki dan pemilik kenderaan sibuk lalu lalang. Diusianya yang ke 23 tahun ia masih nampak seperti gadis berusia 19 tahun. Orang tua angkatnya telah total menghentikan biaya hidupnya sejak ia berusia 17 tahun dengan alasan sudah dewasa dan bisa membiayai hidupnya sendiri. Embun sendiri telah menamatkan SMU sejak usianya 15 tahun karena kecerdasannya. Anggun merasa Embun adalah saingannya hingga membujuk orangtuanya untuk tidak melanjutkan pendidikan Embun. Ia terlalu biasa untuk bersaing dengan kecerdasan kakaknya.
Dimanapun Anggun berada pasti ada saja yang membandingkannya dengan kakaknya itu. Ia ingin menyingkirkan Embun dari rumah tetapi neneknya melarang keras bahkan mengancamnya jika berani melakukan hal yang tidak diinginkan maka Anggun akan dicoret dari daftar warisan.
Nenek Kumala masih percaya jika Embun membawa keberuntungan untuk hidup Anggun berbanding terbalik dengan Anggapan Anggun dan Ibunya. Mereka percaya jika Embun adalah duri dalam daging pada kehidupan mereka.
Hari ini Embun tidak kuliah, secara diam-diam ia melanjutkan kuliahnya disebuah universitas negeri dengan bantuan beasiswa, sekarang ia tengah menyelesaikan tugas akhirnya di fakultas farmasi.
sehari-harinya ia bekerja didua tempat yang berbeda, satu dipanti pijat dan satunya lagi direstorant cepat saji untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Beruntung keluarga Bumiwardoyo masih membiarkannya tinggal dan makan (walaupun hanya makanan sisa) dikediaman Bumiwardoyo.
Dipanti pijat ia hanya bekerja jika ada panggilan saja sampai-sampai temannya disana memanggilnya gadis panggilan.
Jangan salah sangka, konotasi gadis panggilan untuk Embun bukan karena Ia melayani pijat plus-plus tetapi pijat yang ia lakukan jika mendapat panggilan (telepon) dari panti, Tamu Embun biasanya hanya meminta terapi dan relaksasi untuk menyegarkan tubuh.
Jika ada yang menginginkan "service" maka akan ditangani oleh rekan Embun yang memang berprofesi sebagai pemijat plus-plus.
" Selamat Ulang tahun Embun !! "
Seketika ruangan panti pijat itu berhamburan teman-teman Embun membawa kue ulang tahun dan meniup pernak pernik pesta.
suasana ramai penuh suitan dan bunyi petasan kertas dimana-mana, Embun terpana melihat suasana yang tidak diduganya.
Begitu ramainya suasana membuat Embun tidak dapat menahan rasa harusnya, ternyata teman-temannya mengingat hari kelahirannya. Ia larut dalam suasana haru, airmata tidak dapat ditahannya.
" kok nangis ? Ayo ucapin permohonan dulu sebelum tiup lilinnya" Kata Gadis salah seorang teman kerja Embun di panti pijat itu.
Embun tersenyum, ia menghapus airmatanya dan menutup matanya sambil mengucapkan permohonan semoga ia dapat mencapai cita-citanya ditahun depan.
Puft...
Lilin padan saat ditiup, semuanya bertepuk tangan merasakan kebahagiaan. Kue ulang tahun dibagi pada semuanya.
" Kami berdoa semoga Embun lulus ujian dan mendapatkan pacar" Kata teman-temannya serentak mengangkat gelas yang berisi jus lalu minum secara bersama. Embun pun banyak mendapat Kado dari mereka.
" Terima kasih banyak " Kata Embun menangis bahagia.
Suasana berlanjut, hari ini mereka tidak menerima tamu. Semuanya merayakan khusus untuk Embun. Pemilik Panti pijat tidak keberatan dengan hal itu. Seperti biasanya, Embun selalu menginap di panti. Ia dilarang pulang ke kediaman Bumiwardoyo saat acara keluarga.
Daripada Embun berkeliaran dijalan atau menginap di penginapan kecil. Embun terlalu sayang untuk menggunakan uang yang ia dapatkan dari hasil bekerja, ia lebih memilih mengirimkan ke rekening panti asuhan.
***
Perayaan ulang tahun Embun yang berlangsung sederhana namun meriah berbanding terbalik dengan perayaan ulang tahun Anggun walaupun meriah sayangnya yang punya acara tidak menikmati pesta sweet seventeennya dengan gembira.
Peristiwa semalam yang terjadi padanya menimbulkan rasa kecemasan bagi Anggun, apalagi Sean tidak muncul pada hari ulang tahunnya. Dalam hatinya ia merasa menyesal ikut saja kemauan pacarnya itu.
Nomor Sean semalaman tidak aktif, tidak ada yang tahu Sean ke mana. Anggun tidak dapat menutupi kekesalannya malam itu. Wajahnya terus saja cemberut tidak ada yang mampu membuatnya senang. Ia menginginkan Sean ada sebagai bukti kalau Sean benar- benar serius dengannya.
Pemuda yang ditunggunya tidak muncul hingga pesta berakhir, Anggun masuk ke kamar lebih cepat. Gadis itu mengatakan bahwa ia sangat lelah karena pesta semalam suntuk dihari pergantian umurnya. Ibu Ningsi mengizinkannya untuk segera beristirahat.
Anggun agak terkejut melihat jendela kamarnya terbuka. Diranjangnya sebuah tas branded bermerk LV yang sangat didambanya tergeletak manis. Keningnya berkerut,
" Mungkinkah hadiah dari Mommy dan daddy? " Anggun melonjak kesenangan memeluk tas itu.
" Suka Dengan tasnya? "
Secara tiba-tiba Sean muncul dari persembunyiannya langsung memeluknya. Anggun terkejut namun melonjak gembira.
" kenapa baru datang sekarang? " Tanya Anggun dengan nada merajuk.
" Aku lebih suka private party, suka hadiahnya sayang? " Sean mempererat pelukannya.
Anggun mengangguk senang, ia tidak menolak dicumbui pemuda itu malah membalasnya dengan suka cita. Rasa marahnya hilang begitu saja.
" Sudah mengunci pintu? " Tanya Sean.
" Sudah! Untuk apa? " Anggun balik bertanya.
" Baguslah! "
Sean menyerang Anggun dengan banyak kecupan kecil sampai gadis itu terbaring diranjang, Anggun agak kewalahan sebisa mungkin membalas perlakuan kekasihnya itu. Akhirnya Sean mendapatkan kemauannya pada Anggun. Gadis itu tidak bisa menolak walaupun masih meringis.
" Pelankan suaramu" Bisik Sean sibuk berpeluh ria.
" Ini masih sakit Sean! " Anggun merintih.
" Lama-lama juga kamu akan ketagihan! mulai sekarang aku akan membuatmu terbiasa " Kata Sean meledakkan dirinya dalam diri Anggun.
Anggun hanya bisa menuruti saja, sudah terlanjur basah ia terpaksa menuruti kemauan Sean. Pemuda itu meninggalkan rumah pada hari menjelang subuh bertepatan dengan Embun yang memasuki pintu gerbang rumah. Gadis itu curiga melihat Sean keluar melalui jendela kamar Anggun.
" Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Embun.
Sean terkejut dipergoki membuat alasan sedang latihan memanjat saja. Ia baru saja memberikan hadiah ulang tahun pada Anggun dengan cara tidak biasa.
Beberapa pelayan telah berkumpul, mereka berbisik-bisik.
" Pantas kamar Non Anggun terkunci dan ada suara-suara aneh ternyata ada lelaki toh "
Begitu bisik mereka. Embun mendengar perkataan itu namun tidak bisa menanyakan karena Anggun telah muncul. Gadis itu menyadari jika Sean tertangkap basah Embun, ia tidak ingin orangtuanya mengetahui itu maka dengan cepat ia membubarkan kerumunan pelayan dan meminta Embun untuk tidak ikut campur.
" Lagipula kenapa harus menanyakan Sean? Kau tidak berkaca? Pulang pagi tidak jelas ada dimana!! Memalukan" Sungut Anggun.
Padahal ia sendiri yang menetapkan aturan Embun tidak boleh ada dirumah jika ada pesta dikediaman Bumiwardoyo.
Embun tersenyum datar " Kau dan aku tahu pasti alasan kenapa aku harus pulang pagi, jangan mengalihkan topik! Ya sudah lah terserah kau lah, sesukamu saja! "
Embun pergi begitu saja sambil menenteng hadiah ulang tahun dari teman kerjanya. Setelah Embun menghilang, barulah Anggun menampakkan wajah paniknya. Ia segera menyuruh Sean pergi sebelum orangtuanya terbangun.
Dari balik jendela lantai dua Ibu Ningsi sedang memperhatikan kejadian itu, Ia tidak bertindak karena menjaga suaminya tidak mengetahui kejadian dilantai bawah.
Semalam pun ia tahu jika Sean menginap dikamar Anggun. Ia tidak mempermasalahkan jika Sean dan Anggun melakukan "Itu" lebih awal sebelum mereka menikah, hal itu bisa menjadi jaminan untuk anak gadisnya memasuki keluarga Besar Sean.
" Embun selalu menjadi ancaman untuk putriku! Entah sampai kapan benalu itu akan tinggal disini " Ibu Ningsih menatap geram melihat Embun yang tengah berjalan lewat dapur. Wanita paruh baya itu menutup tirai jendelanya.
***
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ani nurhaeni
knp tidak ada karma thor
secara mereka mendzolimi anak yatiim darii usia anak anak sampai sekarang dewasa
akuu aja yg bacaa gemeesss pingiin jitaak keluarga mereka
2021-10-14
0
Cah Perbatasan
cerita ini terlalu kejam untuk anggun. gak bisa membayangkan betapa sakitnya kehidupan anggun. hancur dan mungkin bisa membuat seseorang yg menjalani hidup spti itu akan bunuh diri
2020-10-05
1