***
Ibu Ningsih tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengusir Embun dari rumah. Semua barang Embun dilempar keluar, Embun tidak berdaya. Seluruh tubuhnya nyeri. Ia harus kemana?
Ia melangkahkan kakinya membawa koper dan beberapa barangnya keluar kediaman Bumiwardoyo. Ditatapnya tempat ia dibesarkan itu dengan tatapan sedih.
Ia melihat ada api, nampaknya Ibu Ningsih membakar semua sisa-sisa barang yang tidak dibawa Embun.
" Aku harus kemana? "
Embun kebingungan menyusuri jalan, seluruh tubuhnya terasa nyeri dan sakit, ia tidak mempunyai cukup uang untuk menyewa tempat tinggal.
Sebuah mobil panti berhenti, dua orang wanita berlari ke arahnya. Mereka adalah Gadis dan Pingkan
" Astagaa!! jadi pak Glen tidak berbohong saat mengatakan kau diseret oleh ibumu? Lihat luka-luka ini? "
Wajah kedua teman Embun langsung membawa Embun ke panti dan mengobati lukanya disana. Embun langsung dikerumuni oleh teman-temannya.
Semuanya prihatin dengan kondisi Embun. Gadis itu terharu mendapatkan perhatian sedemikan rupa.
" Maafkan bapak Nak Embun! Ibu Nak Embun jadi salah paham gara-gara bapak" Kata Tamu Embun yang tadi dipijat ditempat Spa. Ia menghubungi rekan Embun untuk menanyakan keadaan gadis muda itu.
Pemilik panti langsung menyuruh Gadis dan Pingkan untuk melihat kondisi Embun tidak disangka gadis itu malah diusir kejalanan.
Padahal tadi Pak Glen tidak sendiri dalam ruangan spa tersebut, ia bersama istrinya juga adalah tamu VVIP Spa langganan ibu Ningsih namun mereka hanya menginginkan jika Embun yang melakukan pemijatan pada mereka.
" Keterlaluan Ibunya! Kenapa harus menghajar anaknya sampai segitunya... kasihan banyak memarnya" Kata Gadis pada rekan-rekannya yang lain diluar kamar tempat Embun beristrahat.
Mereka memberi waktu untuk Embun beristrahat, dalam kamarnya Embun terdiam. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Telepon dari Nathan tidak diangkatnya.
" Jika tidak menginginkan aku, kenapa harus mengadopsiku?" Jerit hati Embun pilu.
Jika ia tahu nasibnya akan semenderita ini mungkin ia akan memilih hidup dipanti, impian hidup bersama keluarga lengkap terasa sangat mewah untuknya.
Ia berusaha memejamkan matanya, hari ini sangat melelahkan untuknya.
***
Dikediaman Bumiwardoyo.
Ibu Ningsih menghirup napas lega, tidak ada lagi Embun dalam rumah. Ia juga telah miliki alasan mengapa ia harus mengusir gadis itu dari rumah.
Ibu mertuanya datang begitu mendengar laporan dari mata-matanya yang disuruhnya mengawasi Embun, Ia marah sekali karena menantunya melanggar apa yang diwanti-wantinya sejak dulu.
" Aku tidak pernah menegurmu saat kau mengabaikan anakk itu, sekarang kau malah mengusirnya? aku tidak tau otakmu dimana? Ini demi Anggun!! Embun harus tinggal disini sampai Anggun berusia 21 tahun kalau tidak sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anggun " Marah Ibu Kumala menghentakkan tongkatnya dilantai,
Terdengar bunyi TUK! TUK! yang keras begitu tongkat dan lantai beradu.
" Tapi Ibu, dia akan mempermalukan kita! " Kata Ibu Ningsih beralasan.
" Aku tidak peduli selama itu akan menjamin cucuku baik-baik saja aku tidak peduli apapun! Cari dia kembali sebelum terjadi apapun pada Anggun! kalau tidak kau akan menganggung resikonya!! Menantu tidak tahu diuntung! Sudah untung aku tidak memaksa Wijaya menceraikanmu" Marah Ibu Kumala
Ia menelpon seseorang untuk mencari keberadaan Embun. Ibu Ningsih keberatan mencarinya. Ia menganggap apa yang diyakini ibu mertuanya adalah mitos.
Anggun dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Lagipula ia selalu dikawal 24 jam tidak akan mungkin ada yang bisa mencelakainya.
" Keras kepala! Kalau sampai terjadi apa-apa pada cucuku, kau yang akan kusalahkan bukan Embun! Dia ada disini untuk menanggung kesialan yang akan menimpa cucuku" Ibu Kumala bersungut sambil melangkahkan kakinya.
Wanita tua itu kembali ke rumahnya. Ibu Ningsih bernapas lega. Ia sangat yakin tidak akan terjadi sesuatu apapun pada anak satu-satunya itu. Pak Wijaya terlalu sibuk hingga jarang dirumah.
***
Seminggu berlalu tanpa kejadian yang berarti semakin membuat Ibu Ningsih beranggapan mertuanya terlalu percaya dengan mitos.
Hari ini Anggun liburan sekolah, ia telah meminta izin ibunya berlibur keluar kota bersama teman-temannya. Tanpa sepengetahuan ibunya jika Anggun hanya pergi dengan Sean berlibur ke Vila.
Di Vila, Sean mengundang teman-temannya untuk berpesta. Bukan pesta biasa, pesta yang diadakan itu menyuguhkan minuman keras dan obat-obatan. Semuanya berpesta dikolam renang dengan disuguhi minuman keras. Hingar bingar musik sangat keras. Vila itu jauh dari rumah penduduk hingga semuanya bebas dalamnya.
Anggun mulanya larut dalam suasana tetapi mulai merasakan tidak nyaman pada perutnya, ia terlalu banyak mengkonsumsi alkhohol. Segera ia mencari kamar mandi, entah dimana Sean berada sekarang.
" Kau baik-baik saja? Aku mencarimu " Tanya Kelan muncul.
Anggun tersenyum, kepalanya masih pusing. Ia membiarkan Kelan memapahnya ke sebuah Sofa dan memberinya sebuah minuman. Anggun menenggak minuman itu tanpa ragu. Rasanya manis tapi bisa membuatnya lupa diri.
" Wow apa ini? " Tanya Anggun.
" Kau suka? " Kelan malah bertanya dengan nada sensual.
Anggun mengangguk, Kelan perlahan mendekatkan dirinya. Ini kesempatannya mendapatkan Anggun sementara Sean sedang sibuk dengan gadis lain dikamar sebelah. Sebenarnya Sean meminta Kelan untuk menjaga Anggun agar tidak memergokinya sedang bermain api dengan wanita lain.
Anggun merasa tubuhnya panas terbakar tidak melawan Kelan. Ia lupa diri dan membiarkan Kelan menyentuhnya malah menikmatinya, Kelan tidak seperti Sean yang suka memaksakan kehendaknya. Kelan lebih lembut membuat Anggun terlena.
Kelan tersenyum minuman tadi telah memberikan reaksinya, kini pacar sahabatnya itu tengah mabuk dan tidak menolak apa yang ia lakukan.
Pemuda itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dibawanya Anggun ke kamar paling belakang dan mengunci diri disana. Tempat itu dirasa aman dari Sean. Kelan melampiaskan hasrat terpendamnya pada Anggun dengan leluasa.
Desahan dua manusia saling berlomba mencapai puncak tidak mempedulikan betapa basahnya tubuh mereka. Anggun tahu kini ia tengah dibawah tubuh Kelan namun ia tidak berdaya melawannya. Setelah puas Kelan membopong tubuh Anggun ke kamar Sean.
" Darimana kalian? Aku mencari kalian sejak tadi"
Sean tiba-tiba muncul dari belakang. Kelan agak terkejut namun berusaha menutupi keterkejutannya.
" Sorry Bro ! terpaksa harus kubuat mabuk, habisnya mencari kau terus ! " Kata Kelan meletakkan Anggun diranjang.
" Yah sayang! Padahal aku masih ingin bermain "
" Gila Lu Bro! Bukannya tadi sudah sama yang lain? " Kelan berpura-pura terkejut.
Ia memang sudah tahu jika Sean suka mengkonsumsi obat kuat karena kelakukannya yang menyimpang.
" Ga deh! Tubuhnya saja yang bohay tapi goyangannya payah! Anggunku lebih yahud! " Sean mencium pipi Anggun yang sedang tertidur.
[" Untung aku sudah menghilangkan jejak " ] Kelan bernapas lega. Ia tidak meninggalkan jejak di tubuh Anggun tadi.
" Sekarang keluarlah! " Usir Sean.
Kelan paham segera keluar dan menutup pintu sambil tersenyum licik. Entah apa yang akan dilakukan Sean jika Ia mengetahui pacarnya dicicipi sahabatnya.
Sean tidak mengetahui hal itu, ia membuka baju Anggun yang sedang tidur. Pemuda itu tidak menunggu Anggun bangun lagi, ia sudah berada dipuncak hasratnya. Tidak ada waktu lagi untuk menahan diri.
Anggun menerima saja penyatuan diri dengan Sean sambil memimpikan masih bergumul dengan Kelan. Anggun ketagihan dengan cara Kelan memuaskannya.
UGH!
Secara tiba-tiba Sean merasakan kesakitan yang amat sangat pada dadanya. Ia memegangi dada tidak berdaya, saking sakitnya tidak bisa mengeluarkan suara.
Tidak ada siapapun yang bisa ia mintai tolong, Anggun masih pulas.
Akhirnya ia kehilangan kesadaran dan terjatuh ditubuh Anggun begitu saja. Mulutnya mengeluarkan busa , matanya mendelik ke atas.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ani nurhaeni
di bunuh kelan kaahhh atauu operdosiis tuuh
2021-10-14
0
Haeroni
iihhh..naudzubillah mindzalik itu org meninggalnya bgitu
2020-12-01
2