***
Anggun terlihat semakin curiga, ia menepis tangan Sean yang menahannya agar tidak ke kamar mandinya. Gadis itu nekat dan membuka pintu kamar mandi. Ia curiga Sean menyembunyikan wanita lain dalam apartemennya.
Alangkah terkejutnya Anggun melihat Kelan dan seorang gadis tanpa sehelai benangpun ditubuhnya tengah melakukan hal layak sensor dikamar mandi.
" Kenapa kalian tidak mencari tempat lain? " Tanya Anggun berbalik.
" Sorry! Dah kepepet banget, tempat Sean yang paling deket.. tapi dia lagi tidur! Jadi kupakai kamar mandinya" Kata Kelan sok polos.
Pemuda itu mendengar Anggun akan ke kamar mandi, membuka baju dan celananya langsung menyergap pacar Sean yang tengah mandi. Sebagai lelaki normal, memeluk gadis tanpa pakaian membuat hasratnya terpicu. Tanpa pemanasan diri ia langsung menyatukan dirinya dengan gadis itu sambil menunggu Anggun memergoki mereka.
Sean melotot melihat Kelan mengambil kesempatan memangsa pacarnya dikamar mandi. Kelan memberi kode kedipan mata.
" Sekarang bolehkan kalian keluar dan menutup pintunya? Masih tanggung nih " Kata Kelan.
Anggun segera keluar dan menutup pintu kamar mandi sambil menarik tangan Sean meninggalkan Kelan dan gadis itu. Suara milik Kelan dan gadis itu terdengar jelas dari kamar mandi. Sean melirik ponselnya untuk melihat apa yang dilakukan sepasang manusia itu dikamar mandinya.
" Ugh padahal baru saja kupakai tadi sudah disambar Kelan" Keluh Sean dalam hati sedikit kesal.
Kelan keluar setengah jam kemudian, Anggun sibuk menata piring untuk makan bersama dengan Sean.
" Wah Enak nih! " Kelan hendak mencicipi salah satu.
" Jangan ini buat Sean! " Tegur Anggun.
" Ah pelit! " Kata Kelan.
Ponsel Kelan berbunyi, Sean menelponnya dari ruangan sebelah.
" Buat Anggun sibuk, Aku harus membereskan Hana (nama pacar baru Sean) sebentar! " Kata Sean dari balik pintu.
Kelan dapat melihatnya, ia mengangguk. Pemuda itu sudah cukup puas mencicipi "gua" gratis milik pacar Sean. Sebenarnya sudah lama ia ingin mencoba milik Anggun, apalagi jelas Sean tidak pernah mengizinkan siapapun menyentuh Anggun selain dirinya.
" Sean kok lama, katanya hanya menelpon sebentar" Anggun mulai mencari pacarnya.
" Kali aja papanya yang telepon, biasalah demi duit jajan..." kata Kelan.
keduanya duduk dikursi berhadapan, Kelan mencoba mencari bahan obrolan. Keduanya terlibat obrolan ringan sambil tertawa.
15 menit kemudian Hana muncul dari arah kamar, dengan tatapan sembab ia pulang tanpa pamit lagi.
" ga diantar? tuh pacarnya mau nangis"
" Tidak usah, kami sudah putus tadi saat aku keluar dari kamar mandi!" jawab Kelan cuek.
Anggun hanya membulatkan mulutnya saja, ia tidak peduli juga dengan pacarnya Kelan. Giliran ponselnya berbunyi, ibunya menelpon.
" Dari mama! sebentar ya" kata gadis itu.
Sean muncul tidak lama kemudian dengan wajah sumringah. Ia mengucapkan terimakasih lewat kode pada Kelan.
" Ngapain aja kok lama?" Bisik Kelan takut Anggun mendengar suaranya.
" Biasalah... ritual sebelum putus! kuperlihatkan kalau video rekaman nya kalau dia macam-macam akan kusebar"
" Kamu zahaat! " kata Kelan menirukan salah satu tokoh film.
Sean tertawa " Sayang juga habisnya bekas lu sich!"
"Apaan! memang aku berpenyakit apa! bekasmu kupakai dengan sukarela, masa kau tidak mau pake bekasku! padahal tadi dari kau juga" Kelan memonyongkan bibirnya.
" Gapapa ntar kalau aku butuh akan kupanggil lagi...lumayan dengan video itu aku jadi bisa make tubuh dia sesukaku kalau melawan tinggal sebar saja "
" Kau ini beneran deh jahaat! " Kelan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
Sean hanya tertawa, Anggun muncul setelah menerima telepon. Hari ini ia bolos sekolah karena bosan tidak ada kegiatan.
" Kapan party lagi? " Tanya Anggun.
" Kenapa sayang? " Tanya Sean memeluk Anggun.
" Bosan, disekolah dinasehatin melulu disuruh belajar! untuk apa belajar keras jika warisanmu banyak, kau tinggal mempekerjakan orang pintar dibawah kakiku! " Kata Anggun dengan sombongnya.
Sean tertawa " Pintar sayang! " Ia memuji sang pacar.
[" Hhmm bodoh! Karena ini yang membuatmu ditipu Sean, Anggun" ] Kata Kelan dalam hati menggelengkan kepala prihatin.
Anggun melihat jam, ia harus kembali ke rumah. Ibunya mengajaknya ke spa bersama. Setiap bulan ia akan melakukan perawatan rutin demi menuda yang namanya penuaan.
***
Anggun dan ibunya siang itu ke sebuah tempat spa yang terkenal.
" Selamat siang Nyonya " Sambut salah satu pegawai ditempat itu.
Ia mengenali Ibu Ningsi sebagai pelanggan VVIP ditempat mereka.
" Aku ingin mendapatkan pemijatan seluruh tubuh " Kata Ibu Ningsih
" Baik Nyonya." Jawab pegawai itu ramah.
Tidak jauh dari tempat itu, Wanita paruh baya itu menangkap bayangan yang sangat ia kenal. Ia melihat Embun datang namun masuk ke tempat yang berbeda ruangan dengannya.
" Eh itu? apa gadis barusan bekerja disini? " Tanya Ibu Ningsih
Pegawai itu sempat melihat siapa yang dimaksudkan oleh Ibu Ningsih.
" Oh dia bukan pegawai Spa ditempat ini tetapi dia biasa ke sini saat ada langganannya yang meminta"
" Gadis panggilan gitu maksudnya mom? " Tanya Anggun heran dengan ibunya. ia tidak melihat siapa yang dimaksud sang ibu.
Pegawai itu mengangguk sambil tersenyum, " Kami memang sering menyebutnya begitu tetapi gadis itu hanya melayani pemijatan saja " Kata Pegawai Spa.
Ibu Ningsih tidak lagi mendengar perkataan pegawai itu langsung menuju ruangan tempat Embun sedang melakukan pekerjaannya. Ia membuka pintu dengan kasar, didepannya Embun sedang ngobrol ringan dengan pelanggannya.
" Jadi ini pekerjaanmu? Sebagai gadis panggilan? " Tanya Ibu Ningsi menatap Embun.
Embun terkejut melihat kehadiran ibu angkatnya.
" I-Ibu? "
PLAK!
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi gadis kurus itu, Embun tidak melawan, Pelanggan Embun berdiri hendak membela namun ibu Ningsi sudah terlanjur menyeret Embun pergi. Embun naik mobil dengan wajah ketakutan.
Sesampainya dirumah ibu Ningsih baru menumpahkan kemarahannya, ia sangat murka.
" Ambilkan aku sebuah rotan! " Teriak wanita itu.
Anggun tersenyum mengejek melihat kakak angkatnya dicaci maki ibunya. Cih siapa suruh jual diri! Begitu dalam pikiran Anggun.
" Belum puas kau mempermalukan keluarga ini?? Dari sekian banyak pekerjaan kenapa harus menjadi *******!!! Dasar anak pembawa sial!! " Marah Ibu Ningsih memukulkan sebuah rotan ditubuh Embun.
" Ampuni Embun Nyonya! ini tidak seperti yang nyonya tuduhkan! " Embun mencoba menutupi wajahnya agar tidak kena pukul.
Ibu Ningsih memang melarang Embun memanggilnya ibu kecuali saat ada ibu Kumala mertuanya.
Walaupun tidak menyayangi Embun, wanita itu tidak rela jika Embun akan mempermalukan nama keluarganya.
Ibu Ningsih memukul Embun hingga tangannya kebas. Embun mengaduh kesakitan, tubuhnya memar akibat pukulan.
Belum puas sampai disitu, Ibu Ningsih merasa inilah saat yang tepat untuk mengusir Embun dari rumah.
" Kemasi seluruh barangnya jangan ada yang tersisa ! Lempar semua keluar! " Suruhnya pada pelayan rumah.
Para pelayan menatap kasihan pada gadis malang itu tanpa daya.
" Ampuni Embun Nyonya! Ampuni Embun! " Pinta Embun memelas.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ani nurhaeni
sudaah laahhh embuun
kamuu ituu kan kerjaa, kuliah juga
kamuu diusiir yg syukur dong jadii ga di jadiin babu di sana
2021-10-14
0
Dewi Dewi Ahmat
mdh mdhn kalian akn mndpt karma ibu ningsih..
2021-07-30
1
Ferly Ina
like like like thor
2020-12-01
1