Diusir keluar

***

Anggun terlihat semakin curiga, ia menepis tangan Sean yang menahannya agar tidak ke kamar mandinya. Gadis itu nekat dan membuka pintu kamar mandi. Ia curiga Sean menyembunyikan wanita lain dalam apartemennya.

Alangkah terkejutnya Anggun melihat Kelan dan seorang gadis tanpa sehelai benangpun ditubuhnya tengah melakukan hal layak sensor dikamar mandi.

" Kenapa kalian tidak mencari tempat lain? " Tanya Anggun berbalik.

" Sorry! Dah kepepet banget, tempat Sean yang paling deket.. tapi dia lagi tidur! Jadi kupakai kamar mandinya" Kata Kelan sok polos.

Pemuda itu mendengar Anggun akan ke kamar mandi, membuka baju dan celananya langsung menyergap pacar Sean yang tengah mandi. Sebagai lelaki normal, memeluk gadis tanpa pakaian membuat hasratnya terpicu. Tanpa pemanasan diri ia langsung menyatukan dirinya dengan gadis itu sambil menunggu Anggun memergoki mereka.

Sean melotot melihat Kelan mengambil kesempatan memangsa pacarnya dikamar mandi. Kelan memberi kode kedipan mata.

" Sekarang bolehkan kalian keluar dan menutup pintunya? Masih tanggung nih " Kata Kelan.

Anggun segera keluar dan menutup pintu kamar mandi sambil menarik tangan Sean meninggalkan Kelan dan gadis itu. Suara milik Kelan dan gadis itu terdengar  jelas dari kamar mandi. Sean melirik ponselnya untuk melihat apa yang dilakukan sepasang manusia itu dikamar mandinya.

" Ugh padahal baru saja kupakai tadi sudah disambar Kelan" Keluh Sean dalam hati sedikit kesal.

Kelan keluar setengah jam kemudian, Anggun sibuk menata piring untuk makan bersama dengan Sean.

" Wah Enak nih! " Kelan hendak mencicipi salah satu.

" Jangan ini buat Sean! " Tegur Anggun.

" Ah pelit! " Kata Kelan.

Ponsel Kelan berbunyi, Sean menelponnya dari ruangan sebelah.

" Buat Anggun sibuk, Aku harus membereskan Hana (nama pacar baru Sean) sebentar! " Kata Sean dari balik pintu.

Kelan dapat melihatnya, ia mengangguk. Pemuda itu sudah cukup puas mencicipi "gua"  gratis milik pacar Sean. Sebenarnya sudah lama ia ingin mencoba milik Anggun, apalagi jelas Sean tidak pernah mengizinkan siapapun menyentuh Anggun selain dirinya.

" Sean kok lama, katanya hanya menelpon sebentar" Anggun mulai mencari pacarnya.

" Kali aja papanya yang telepon, biasalah demi duit jajan..." kata Kelan.

keduanya duduk dikursi berhadapan, Kelan mencoba mencari bahan obrolan. Keduanya terlibat obrolan ringan sambil tertawa.

15 menit kemudian Hana muncul dari arah kamar, dengan tatapan sembab ia pulang tanpa pamit lagi.

" ga diantar? tuh pacarnya mau nangis"

" Tidak usah, kami sudah putus tadi saat aku keluar dari kamar mandi!" jawab Kelan cuek.

Anggun hanya membulatkan mulutnya saja, ia tidak peduli juga dengan pacarnya Kelan. Giliran ponselnya berbunyi, ibunya menelpon.

" Dari mama! sebentar ya" kata gadis itu.

Sean muncul tidak lama kemudian dengan wajah sumringah. Ia mengucapkan terimakasih lewat kode pada Kelan.

" Ngapain aja kok lama?" Bisik Kelan takut Anggun mendengar suaranya.

" Biasalah... ritual sebelum putus! kuperlihatkan kalau video rekaman nya kalau dia macam-macam akan kusebar"

" Kamu zahaat! " kata Kelan menirukan salah satu tokoh film.

Sean tertawa " Sayang juga habisnya bekas lu sich!"

"Apaan! memang aku berpenyakit apa! bekasmu kupakai dengan sukarela, masa kau tidak mau pake bekasku! padahal tadi dari kau juga" Kelan memonyongkan bibirnya.

" Gapapa ntar kalau aku butuh akan kupanggil lagi...lumayan dengan video itu aku jadi bisa make tubuh dia sesukaku kalau melawan tinggal sebar saja "

" Kau ini beneran deh jahaat! " Kelan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Sean hanya tertawa, Anggun muncul setelah menerima telepon. Hari ini ia bolos sekolah karena bosan tidak ada kegiatan.

" Kapan party lagi? " Tanya Anggun.

" Kenapa sayang? " Tanya Sean memeluk Anggun.

" Bosan, disekolah dinasehatin melulu disuruh belajar! untuk apa belajar keras jika warisanmu banyak, kau tinggal mempekerjakan orang pintar dibawah kakiku! " Kata Anggun dengan sombongnya.

Sean tertawa " Pintar sayang! " Ia memuji sang pacar.

[" Hhmm bodoh! Karena ini yang membuatmu ditipu Sean, Anggun" ] Kata Kelan dalam hati menggelengkan kepala prihatin.

Anggun melihat jam, ia harus kembali ke rumah. Ibunya mengajaknya ke spa bersama. Setiap bulan ia akan melakukan perawatan rutin demi menuda yang namanya penuaan.

***

Anggun dan ibunya siang itu ke sebuah tempat spa yang terkenal.

" Selamat siang Nyonya " Sambut salah satu pegawai  ditempat itu.

Ia mengenali Ibu Ningsi sebagai pelanggan VVIP ditempat mereka.

" Aku ingin mendapatkan pemijatan seluruh tubuh " Kata Ibu Ningsih

" Baik Nyonya." Jawab pegawai itu ramah.

Tidak jauh dari tempat itu, Wanita paruh baya itu menangkap bayangan yang sangat ia kenal. Ia melihat Embun datang namun masuk ke tempat yang berbeda ruangan dengannya.

" Eh itu? apa gadis barusan bekerja disini? " Tanya Ibu Ningsih

Pegawai itu sempat melihat siapa yang dimaksudkan oleh Ibu Ningsih.

" Oh dia bukan pegawai Spa ditempat ini tetapi dia biasa ke sini saat ada langganannya yang meminta"

" Gadis panggilan gitu maksudnya mom? " Tanya Anggun heran dengan ibunya. ia tidak melihat siapa yang dimaksud sang ibu.

Pegawai itu mengangguk sambil tersenyum, " Kami memang sering menyebutnya begitu tetapi gadis itu hanya melayani pemijatan saja " Kata Pegawai Spa.

Ibu Ningsih tidak lagi mendengar perkataan pegawai itu langsung menuju ruangan tempat Embun sedang melakukan pekerjaannya. Ia membuka pintu dengan kasar, didepannya Embun sedang ngobrol ringan dengan pelanggannya.

" Jadi ini pekerjaanmu? Sebagai gadis panggilan? " Tanya Ibu Ningsi menatap Embun.

Embun terkejut melihat kehadiran ibu angkatnya.

" I-Ibu? "

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat dipipi gadis kurus itu, Embun tidak melawan, Pelanggan Embun berdiri hendak membela namun ibu Ningsi sudah terlanjur menyeret Embun pergi. Embun naik mobil dengan wajah ketakutan.

Sesampainya dirumah ibu Ningsih baru menumpahkan kemarahannya, ia sangat murka.

" Ambilkan aku sebuah rotan! " Teriak wanita itu.

Anggun tersenyum mengejek melihat kakak angkatnya dicaci maki ibunya. Cih siapa suruh jual diri! Begitu dalam pikiran Anggun.

" Belum puas kau mempermalukan keluarga ini?? Dari sekian banyak pekerjaan kenapa harus menjadi *******!!! Dasar anak pembawa sial!! " Marah Ibu Ningsih memukulkan sebuah rotan ditubuh Embun.

" Ampuni Embun Nyonya! ini tidak seperti yang nyonya tuduhkan! " Embun mencoba menutupi wajahnya agar tidak kena pukul.

Ibu Ningsih memang melarang Embun memanggilnya ibu kecuali saat ada ibu Kumala mertuanya.

Walaupun tidak menyayangi Embun, wanita itu tidak rela jika Embun akan mempermalukan nama keluarganya.

Ibu Ningsih memukul Embun hingga tangannya kebas. Embun mengaduh kesakitan, tubuhnya memar akibat pukulan.

Belum puas sampai disitu, Ibu Ningsih merasa inilah saat yang tepat untuk mengusir Embun dari rumah.

" Kemasi seluruh barangnya jangan ada yang tersisa ! Lempar semua keluar! " Suruhnya pada pelayan rumah.

Para pelayan menatap kasihan pada gadis malang itu tanpa daya.

" Ampuni Embun Nyonya! Ampuni Embun! " Pinta Embun memelas.

 

***

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

ani nurhaeni

ani nurhaeni

sudaah laahhh embuun
kamuu ituu kan kerjaa, kuliah juga
kamuu diusiir yg syukur dong jadii ga di jadiin babu di sana

2021-10-14

0

Dewi Dewi Ahmat

Dewi Dewi Ahmat

mdh mdhn kalian akn mndpt karma ibu ningsih..

2021-07-30

1

Ferly Ina

Ferly Ina

like like like thor

2020-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Anak pancingan
2 Awal semuanya
3 Anggun
4 Ulang tahun
5 Jatuh hati
6 Berseminya cinta
7 Diusir keluar
8 Kutukan atau Karma?
9 Kematian Sean
10 Kalian Tega sekali!
11 Tameng Kesialan
12 Perubahan Anggun
13 Menanamkan rasa curiga
14 Sempurna !
15 Kejutan Ulang tahun
16 Kecurigaan Nathan
17 Itu bukan Aku !
18 BUKTIKAN !!!
19 Sudah terlambat
20 Mencari cara
21 Perubahan
22 Kenyataan Pahit
23 Sumpah Wanita Teraniaya
24 Sepasang Gadis Kembar
25 Keluarga Gunadya
26 Menata Hidup baru
27 Daffa Mathews
28 Awal kehancuran Keluarga
29 Inikah Rasanya?
30 Kehamilan Anggun
31 Tes DNA
32 Nathan Kecelakaan
33 Mencoba berdamai
34 Perselingkuhan Nathan
35 Pernikahan Elina - Dave
36 Pertemuan tidak terduga
37 Terapi Kasih
38 Harapan untuk Silvia
39 Harapan untuk Silvia Part II
40 Amukan Seorang Kakak
41 Menjadi Jahat
42 Kesembuhan Nathasa
43 Anak Kampung VS Anak Gubernur
44 Daffa (Gunadya) Mathews
45 Jangan main-main denganku
46 Ulah Bumiwardoyo lagi?
47 Pengunduran diri sang Gubernur
48 Kemunculan Embun
49 Karma dimulai
50 Mantan Gubernur
51 Nathasa sakit
52 Kedekatan Batin
53 Petunjuk
54 Bayiku yang malang
55 Drama penculikan
56 Dua Cucu Nenek Sekar
57 Kepanikan
58 Mencari Daffa
59 Akhir dari ketegangan
60 Usaha Terakhir
61 Keputusan
62 Adaptasi
63 Orang Asing
64 Pak Dokter tampan
65 Trik Daffa
66 ada sebab ada akibat
67 Cemburu yang tidak wajar
68 Nasib Anggun
69 Hama Pengganggu
70 Kejutan dipagi hari
71 Persiapan ulang tahun Daffa
72 Fitnah !
73 fitnah part 2
74 Dilema
75 asal muasal Gen Gunadya
76 Kejadian tidak terduga
77 Selamat
78 Selamat part 2
79 Rumah Baru Budi
80 Berhak Bahagia
81 Hilangnya Kiara
82 Dimana Kiara?
83 Penyesalan Tatia
84 Salah sangka
85 Permohonan maaf hiatus sementara
86 Kembali ke Singapura.
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak pancingan
2
Awal semuanya
3
Anggun
4
Ulang tahun
5
Jatuh hati
6
Berseminya cinta
7
Diusir keluar
8
Kutukan atau Karma?
9
Kematian Sean
10
Kalian Tega sekali!
11
Tameng Kesialan
12
Perubahan Anggun
13
Menanamkan rasa curiga
14
Sempurna !
15
Kejutan Ulang tahun
16
Kecurigaan Nathan
17
Itu bukan Aku !
18
BUKTIKAN !!!
19
Sudah terlambat
20
Mencari cara
21
Perubahan
22
Kenyataan Pahit
23
Sumpah Wanita Teraniaya
24
Sepasang Gadis Kembar
25
Keluarga Gunadya
26
Menata Hidup baru
27
Daffa Mathews
28
Awal kehancuran Keluarga
29
Inikah Rasanya?
30
Kehamilan Anggun
31
Tes DNA
32
Nathan Kecelakaan
33
Mencoba berdamai
34
Perselingkuhan Nathan
35
Pernikahan Elina - Dave
36
Pertemuan tidak terduga
37
Terapi Kasih
38
Harapan untuk Silvia
39
Harapan untuk Silvia Part II
40
Amukan Seorang Kakak
41
Menjadi Jahat
42
Kesembuhan Nathasa
43
Anak Kampung VS Anak Gubernur
44
Daffa (Gunadya) Mathews
45
Jangan main-main denganku
46
Ulah Bumiwardoyo lagi?
47
Pengunduran diri sang Gubernur
48
Kemunculan Embun
49
Karma dimulai
50
Mantan Gubernur
51
Nathasa sakit
52
Kedekatan Batin
53
Petunjuk
54
Bayiku yang malang
55
Drama penculikan
56
Dua Cucu Nenek Sekar
57
Kepanikan
58
Mencari Daffa
59
Akhir dari ketegangan
60
Usaha Terakhir
61
Keputusan
62
Adaptasi
63
Orang Asing
64
Pak Dokter tampan
65
Trik Daffa
66
ada sebab ada akibat
67
Cemburu yang tidak wajar
68
Nasib Anggun
69
Hama Pengganggu
70
Kejutan dipagi hari
71
Persiapan ulang tahun Daffa
72
Fitnah !
73
fitnah part 2
74
Dilema
75
asal muasal Gen Gunadya
76
Kejadian tidak terduga
77
Selamat
78
Selamat part 2
79
Rumah Baru Budi
80
Berhak Bahagia
81
Hilangnya Kiara
82
Dimana Kiara?
83
Penyesalan Tatia
84
Salah sangka
85
Permohonan maaf hiatus sementara
86
Kembali ke Singapura.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!