Novel ini bukan sengaja tidak dilanjutkan, Tuntutan pekerjaan membuat author tidak sanggup menulis dua novel bersamaan, semoga kedepannya author bisa menulis dengan banyak inspirasi, dan kalianlah yang selalu menjadi motivasi utamaku. Terima kasih
Jangan lupa mampir ke Novel pertama Author yang berjudul ORANG KETIGA ya
***
Pasca Keguguran pertama kemarin, Ningsih hamil kembali pada bulan ke 2. Semua menyambut dengan suka cita, ibu mertuanya menjadi ratusan kali lebih cerewet.
Selama masa kehamilan ia turun tangan penuh dalam mengawasi hingga bulan ke sembilan lahirlah seorang putri cantik yang diberi nama Anggun Bumiwardoyo. Kelahirannya dirayakan secara besar-besaran dan diberitakan dimedia massa selama beberapa bulan penuh.
Ibu Ningsih sangat overprotektif pada anaknya, ia melarang keras Embun mendekati ataupun menyentuh adiknya itu.
Sikapnya semakin terang-terangan, ia tidak lagi tersenyum ataupun mendengarkan Embun. Pengasuhan Embun sepenuhnya diserahkan pada pembantu rumahnya bahkan Embun sudah tidak menempati kamarnya karena telah menjadi Kamar Anggun.
Embun tidak mempermasalahkan hal itu, ia cukup sadar diri seorang anak adopsi. Ingin rasanya ia kembali ke panti Asuhan tetapi tidak diizinkan oleh nenek Kusuma bahkan Nenek Kusuma mengancam jika Embun nekat maka panti asuhan akan dihancurkan dan anak-anak disana akan menjadi gelandangan karena Panti berdiri diatas tanah keluarga Bumiwardoyo.
Embun harus tetap berada dalam keluarga Bumiwardoyo hingga Anggun menikah, itu batas yang dikatakan oleh sang peramal nasib.
Ulangtahun Embun dipanti kemarin menjadi yang pertama dan terakhir buatnya. Setelahnya tidak ada lagi perayaan ataupun melakukan sesuatu untuk Embun.
Semuanya hanya untuk Anggun!
Untuk ANGGUN!.
Anggun tumbuh menjadi gadis kecil yang manja dan suka seenaknya sendiri. Kedua orangtuanya memberikan semua fasilitas yang terbaik untuknya.
Apapun yang dimilikinya semuanya adalah pilihan yang terbaik, Embun hanya mendapatkan semua bekas Anggun yang kebanyakan akan dirusak Anggun sebelum diberikan kepadanya. Para pembantu jadi sangat mengasihi Embun atas kemalangannya.
Dari tahun ke tahun, Embun semakin kurus tak terurus sedangkan Anggun tumbuh menjadi nona kecil yang cantik. Embun begitu Babyface atau mungkin karena kekurangan gizi hingga tidak terlihat jarak terlalu jauh antara ia dan adiknya.
Dengan Jarak 6 tahun seharusnya cukup untuk membuat orang dapat melihat perbedaan kakak dan adik, tetapi kadangkala Embun terlihat lebih muda (pengaruh tubuh kurus) dibanding Anggun.
Hal ini kadang membuat Anggun mengamuk dan tidak lagi memperbolehkan Embun berada dalam satu ruangan yang sama diacara manapun. Ibu Ningsih tidak bisa lagi mengandung anak karena rahimnya bermasalah, praktis Anggun menjadi satu-satunya pewaris Bumiwardoyo kedepannya.
***
" Hai Mom! " Anggun menyapa ibunya sambil mencium pipi. Ia baru saja balik dari sekolahnya.
Gadis itu telah berusia 16 tahun sekarang (Embun sudah 22 tahun)
" Hai sayang" Ibunya menyapa balik.
" Malam ini aku ada janji dengan Sean, Kami mau merayakan Ulang tahunku yang ke 17 bersama" Kata Anggun.
Sean Wijaya adalah pacar Anggun, orangtuanya adalah konglomerat dan kenal baik sejak mereka kecil bahkan menjodohkan mereka pada saat Anggun dalam kandungan saat mengetahui Ibu Ningsih mengandung seorang anak perempuan.
Ibu Ningsih membiarkan putrinya bersama Sean karena kedekatan putrinya dapat membuat nama baik keluarga semakin naik dimata kerabatnya. Sean sendiri seorang Don juan sejak ia mengalami pubertasnya.
Tidak terhitung korban yang telah ditimbulkannya. Usianya lebih tua 2 tahun dari Anggun, Gadis itu mengetahui keplayboyan Sean namun tidak mempedulikannya, ia membiarkan saja "pacarnya" bermain-main dengan wanita lain sebagai selingan.
Jika ada wanita yang "dipakai" terlalu lama oleh Sean maka Anggun akan menyingkirkannya dengan bantuan kekuasaan keluarganya.
" Hmm iya sayang" Jawab Ibunya tersenyum.
Anggun masuk ke kamarnya, merias diri mencari baju yang terbagus menurutnya. Namu tidak ada yang membuatnya puas. Dengan merajuk ia menemui ibunya.
"Bajuku sudah usang semua Mom!" Lapornya
" Mommy tahu sayang, Ayo" Ibu Ningsih memang menunggu putrinya untuk kembali. Ia menarik tangan putrinya ke kamar lalu memberikan beberapa gaun yang dipesannya beberapa hari lalu pada seorang desainer kelas dunia untuk merayakan ulang tahun putrinya yang ke 17 tahun.
" Mommy memang yang paling mengerti aku!! " Anggun melompat gembira.
Matanya melebar melihat gaun indah berwarna merah, peach dan biru. Ibunya memesan 5 gaun sekaligus agar Anggun bisa memilih mana yang akan dipakainya terlebih dahulu pada pesta sweet seventennya.
Ia mengambil gaun yang berwarna merah darah dan cepat-cepat masuk ke kamarnya. Tidak lama Sean datang menjemput. Anggun keluar ketika ia tengah asyik bicara dengan Ibu Ningsih.
" Astaga sayang! kamu cantik sekali" Puji Ibunya saat melihat Anggun melangkah keluar kamar,
Sean tidak banyak berkomentar hanya tersenyum dengan tatapan agak aneh ke arah Anggun. Ia berjalan bak model dicatwalk dengan gaya dibuat-buat manis, bagian punggungnya terbuka.
Tatapan mata Sean lapar melihat Anggun dibalut dengan gaun yang kekurangan bahan seperti itu.
" Bagaimana penampilanku, Sean?" Tanya Anggun.
" Perfect!" Jawabnya singkat dengan senyum palsunya. Entah sudah berapa gadis yang pernah ia puji seperti itu,
Anggun memang cantik, setidaknya bisa disejajarkan dengan model yang dikencaninya.
Sean menjulurkan tangannya untuk menggandeng Anggun. Keduanya pamit pada Ibu Ningsih.
" Ayo kita pergi putri" Ajaknya dengan gayanya yang khas semakin membuat Anggun tergila-gila.
Anggun tersenyum lalu mengikuti lelaki yang digandengnya ke mobil Porsche Macan 2.0. Mobil ini memiliki eksterior mewah yang dilengkapi dengan lampu LED dan Porsche Dynamic Lighting System+.
Desain interiornya yang mewah juga turut dibawa oleh Porsche Macan 2.0. Dimana ia memiliki power seat dan memory package 14-way. Untuk warnanya sendiri ia dipadukan dengan warna hitam serta luxor beige.
Keduanya masuk ke sebuah restoran mewah, Sean mengatur sebuah private party untuk Anggun yang membuat gadis itu sangat terkesan, Sean mengerti betul gadis seperti Anggun sangat menyukai kemewahan, tidak lupa ia menghadiahkan sebuah kalung berlian cantik dan beberapa hadiah mahal lainnya.
" Bersulang" Sean mengetukan cangkirnya dengan Anggun.
Anggun tersenyum dan ikut bersulang. Wine terasa nikmat jika disesap sedikit demi sedikit namun bagi Anggun yang pertama kali langsung meminumnya hingga habis.
" Wow" Seru Anggun merasakan sensasi aneh dilambungnya.
" Eh dilarang mabuk! kita belum dipuncak acara" Tegur Sean.
Anggun tertawa pengaruh alkohol menambah keberaniannya, ia merapatkan dirinya pada Sean. Pemuda itu paham apa yang tengah dirasakan gadis muda didepannya. ia mengerti betul dalam hal seperti ini Anggun boleh dikatakan polos.
Ia membimbing Anggun masuk ke mobil dan pergi ke Hotel.
" Kenapa kita ke sini? pulang yuuk, aku pusing" Ajak Anggun.
" Tenang saja sayang, kita disini untuk menghilangkan pusing" Sean mengendus leher Kekasihnya itu.
Anggun tidak banyak perlawanan, ia memang beberapa kali terlibat ciuman panas dengan Sean. Alkohol membuatnya makin menikmati apa yang dilakukan kekasihnya.
Ciuman yang sejak awal memang sudah panas semakin menjalar hingga seluruh tubuhnya. Anggun terbawa suasana membuat Sean semakin bebas menjamah semua bagian tubuh Anggun.
" Selamat ulang tahun sayang, dengan ini kamu sudah menjadi wanita dewasa" Bisik Sean ditelinga Anggun sambil membuka paha gadis itu selebar mungkin dan menghujamkan dirinya ke dalam tubuh gadis itu berulangkali tanpa mempedulikan tangisan kesakitan orang dibawah tubuhnya.
" Owh..Gadis perawan memang nikmat" Desis Sean tidak jelas.
Anggun tidak mampu menghentikan Sean, Pemuda itu berhenti saat ia sudah melepaskan semuanya dalam tubuh Anggun,
lalu tanpa setahu Anggun ia meminum obat kuat dan meminumkan pula pada Anggun obat yang sama lewat ciuman agar gadis menjadi liar dan bergairah hingga Sean tidak perlu repot lagi membujuknya melakukan hubungan intim secara marathon malam itu dengan berbagai gaya dan pose.
Sean menikmati tubuh Anggun semalam suntuk, hasratnya terlalu besar hingga mengarah ke hyper.
Begitu Anggun tertidur ia menelpon seorang gadis panggilan lewat intercome kamar dan berpesta gairah kembali. Anggun sendiri tidak sadarkan diri dibaringkan dilantai begitu saja tertidur diantara desahan napas manusia yang bergumul diranjang yang telah ternoda oleh darah perawannya.
" Perawan Boss"
" Yups, Tidak senikmat dirimu" Desah Sean menahan nikmatnya saat si boynya sedang dimanjakan oleh wanita didepannya.
" Kalau begitu nikmatilah sampai puas" Desis wanita itu dengan senyuman menggoda.
Menjelang subuh sang wanita pergi, Sean mengangkat kembali tubuh Anggun, tidur memeluk Anggun dengan protektif. Malam ini ia sungguh lelah.
***
" Apa yang barusan kau lakukan?" Tanya Anggun tajam. Sean baru saja terbangun setelah tertidur beberapa jam.
Bekas darah menjadi noda disprei putih hotel membuat penyesalan dikepala Anggun. Ia terlalu jauh melangkah bahkan tidak sadar telah mengkonsumsi obat perangsang.
Bagian bawahnya terasa sangat nyeri, entah berapa kali Sean menggempurnya. Yang mengherankannya adalah ia tidak melawan walaupun rasanya sangat sakit.
" Kita melakukan hal yang menyenangkan sayang!" Jawab Sean menatap puas, kissmark bertebaran dihampir seluruh tubuh gadis disampinya.
" Kau tidak akan meninggalkanku kan? " Anggun kali ini bertanya seperti kucing basah.
Sean tersenyum memeluk gadis yang baru saja ia nikmati itu " Tentu tidak sayang!" jawabnya dengan penuh kemenangan.
" Baiklah, antar aku pulang! Mom pasti cemas menungguku"
" Jangan khawatir, aku sudah menelpon tante! Sekarang sepertinya aku ingin lagi sayang"
" Lagi? punyaku masih sakit" Anggun menolak, namun bukan Sean namanya jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Walaupun Anggun menolak ia tetap bisa melakukannya. Anggun memang bodoh mempercayakan dirinya pada seorang playboy.
Setelah melakukannya diranjang, Sean membopongnya ke kamar mandi dan kembali melakukannya dikamar mandi.
Sean tidak peduli Anggun menikmatinya atau tidak, milik Anggun masih sangat sempit dan enak, benar-benar tidak terpuaskan hingga Anggun menunda untuk pulang ke rumahnya beberapa jam sampai ia bisa berdiri dan berjalan dengan benar.
Ia terpaksa meminta pelayan hotel untuk membelikannya obat penghilang rasa sakit. Sean agak kasar saat melakukannya dikamar mandi.
***
Siangnya begitu sampai dirumah, Anggun langsung masuk kamar dan berpesan ingin tidur karena pesta semalam suntuk. Hal ini biasa bagi pelayan dirumahnya. Embun baru saja akan berangkat ke tempat kerja melewati mobil Sean.
Pemuda itu tidak melewatkan kesempatan untuk merayu Embun namun gadis itu melaju tidak peduli dengan sepedanya.
" Jual Mahal! Dasar gadis kampung! kalau sudah merasakan si Boyku ini pasti juga kelepek-kelepek!"
Sean menghidupkan mobilnya menuju kediamannya. Ia masih punya sesuatu yang harus ia kerjakan. Mengedit video panasnya dengan Anggun untuk dijadikan koleksinya. Anggun menjadi gadis yang kesekian yang videonya menghuni daftar koleksi Sean. Kasihan Anggun!
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
mbemndut
gila dia masih umur 17th oyy
2021-07-13
0
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-12-02
1
Cindy Amara
Hari ini seharian suntuk membaca novel orang ke tiga sampai selesai ntah itu sudah tamat atw blm..
Namun batre hape ku masih lumayan.. Lanjut baca si embun 💦 dan lagi dan lagi aku terpukau dengan alur cerita yang tidak berantakan.. Aku sllu puas dan suka skali crita yang kamu karang ini thor..
Semangat yaa kakak naya aku sllu menunggu update an terbaru nya
2020-09-30
3