Rebbeca merasa gelisah sekali. Victoria sedang duduk di sofa sambil mendengarkan musik. Di teras utama Tuan Hart sedang menikmati cerutunya. Ketika Rebbeca memandangnya , dia melihat seorang pria muda sedang berdiri di pengadilan. Dan muncul Tuan Andy Hart menjatuhkan hukuman.
Kemudian Rebbeca berjalan perlahan lahan menuju laut. Dia berjalan dan melihat seorang pria tua duduk di pasir sambil memandang langit.
Kapten Morris menoleh , memandangnya dalam pandangan yang sulit di artikan. Rebbeca xukup terkejut.
Rebbeca berpikir
" Alangkah anehnya cara dia memandangku."
Dia berkata
"Rupanya anda telah datang."
Rebbeca mendekati nya dan duduk di sebelahnya. Dia berkata
"Anda dari tadi duduk disini menata laut?"
"Ya." Katanya sambil menganggukkan kepala nya. "Ini merupakan tempat yang cocok dan tenang untuk menunggu."
"Anda menunggu seseorang kah ? Tanya Rebbeca dengan suara lembut.
Dia menoleh dan berkata dengan suara serak.
"Saya menunggu saat saat terakhir saya. Saya rasa kita semua disini begitu."
Rebbeca merasa panik. Dia berkata
"Apa maksud anda ? "
Kapten Morris berkata dengan nada gusar
"Kita terisolasi di pulau ini. Tidak ada perahu yang datang. Tidak ada jalan keluar dari pulau ini. Ini adalah rencananya. Agar kita menunggu di sini sampai kita di bunuh dan kemudian muncullah perasaan lega itu. Perasaan yang seolah olah melepaskan kita dari beban berat."
Rebbeca berkata dengan nada heran.
"Rasa lega?"
Dia melanjutkan
"Ya tentu saja. Anda masih muda. Jadi anda masih belum memikirkannya. Tapi nanti anda juga akan memilik perasaan lega tersebut."
Rebbeca berkata dengan suara parau
"Saya tidak mengerti maksud anda."
Dia memang pria tua tersebut. Tiba tiba dia bergidik. Dia merasa takut.
Pria tua itu sejenak berpikir kemudian dia berkata
"Saya sangat mencintai Maggie. Dia adalah wanita yang lembut."
Rebbeca bertanya dengan suara lembut
"Apa dia istri anda ?"
"Ya dia istri saya. Dia sangat cantik , lembut pintar. Tawanya sangat manis."
Dia diam sejenak dan berkata
" Karena itulah saya melakukan nya. "
Rebbeca berkata
"Maksud anda..." Rebbeca berhenti berbicara.
Kapten Morris menganggukkan kepalanya. Lalu berkata
"Memang benar. Saya tidak akan menyangkalnya juga. Saya yang merusak senapannya. Sehingga dia menggunakan senapan milik ku yang sudah ku utak atik. Tapi saya tidak menyesal. Tidak ada penyesalan sama sekali. Biar dia tahu ap akibatnya berselingkuh dengan istri sahabat sendiri. Tapi kemudian..."
Rebbeca berkata dengan nada lembut.
"Apa yang terjadi kemudian?"
Kapten Morris menggelengkan kepalanya. Matanya yang berwarna coklat menatap Rebbeca. Dia berkata
"Kadang saya merasa bahwa Maggie mengetahui perbuatan saya. Akan tetapi saya tidak pasti. Sejak saat itu, dia terlihat seperti orang asing. Aku tidak pernah mengerti apa yang dia pikirkan. Setelah itu dia meninggal dan tinggallah aku seorang diri."
Rebbeca berkata
"Kesepian .." kata kata itu bergema di pikiran nya.
Kapten Morris berkata
"Saya yakin anda juga pasti akan senang apabila waktunya sudah tiba."
Rebbeca berdiri. Dia berkata dengan tajam
"Saya tidak mengerti apa yang anda katakan."
Kapten Morris berkata
"Saya tahu."
"Tidak. Anda tidak tahu apa apa."
Setelah mengatakan itu dengan cepat Rebbeca berjalan meninggalkan sang kapten seorang diri.
Kapten Morris melanjutkan pandangan nya ke laut sambil berkata dengan suara lirih
"Maggie."
Akhirnya Helen dan Fraster berjalan kembali ke vila. Helen mendesah. Fraster berdeham dan bertanya
"Ada apa ? "
Helen berkata
"Saya khawatir."
Fraster berkata
"Saya rasa kita semua juga begitu."
Helen menggelengkan kepalanya dan berkata
"Bukan itu. Saya memikirkan Kapten Morris. "
Fraster bertanya
"Ada apa dengan dia?"
Dr Greece berkata dengan gusar
"Seandainya Kapten Morris ternyata adalah si Smith itu."
Fraster menatap nya sepersekian detik dan berkata
"Anda yakin dokter?"
Dengan sikap ragu ragu Helen berkata
"Entahlah. Sepintas pikiran itu muncul di kepala saya. Jujur saja sikap nya sangat aneh."
Fraster berkata
" Linglung mungkin. Tapi saya tidak percaya jika dia pelakunya."
Dr Greece menyelanya dan berkata cepat
"Ya saya rasa anda benar. Pasti ada seseorang yang bersembunyi di pulau ini. Tuan Hudson sudah kembali."
Dave Hudson berlari dengan tergesa gesa membawa tali. Dia berkata
"Aku berniat memanjat tebing itu untuk melihat kalau kalau ada gua di sana. "
Mereka mengikat tali tersebut dengan kuat.
Dave segera mengikat tali satunya ke dirinya dan mulai memanjat.
Fraster berkata
"Dia persis seperti kucing."
Dr Greece menjawab
"Mungkin dulu dia memiliki hobi sebagai pendaki gunung. "
Setelah itu mereka berdua terdiam. Kemudian Fraster berkata
"Rasanya dia juga agak aneh. Anda mengerti kan maksud saya."
"Apa?"
"Dia tidak seperti orang baik baik.
Helen berkata dengan nada ragu
"Seperti apa ? "
Fraster menggunam dan berkata
"Entahlah saya tidak tahu. Tapi dia bukan tipe orang yang bisa di percaya."
Helen berkata
"Mungkin bukan hal penting. "
"Apakah anda selalu membawa pistol dokter?"
Helen tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Untuk apa saya membawa itu. Selain itu saya memang tidak memiliki pistol."
Fraster berkata
"Lalu kenapa tuan Hudson membawanya."
Helen berkata dengan ragu ragu.
"Mungkin untuk berjaga jaga. "
Fraster mendengus jengkel
Sebuah sentakan tali mengangetkan mereka. Kemudian bersana sama mereka menariknya ke atas.
Dave muncul dan berkata
" Tidak ada apa apa disana. Pasti ada di rumah itu atau tidak sama sekali.
Rumah itu dengah mudah di telusuri. Pertama tama mereka melihat bangunan banguna yang berada di luar . Kemudian ke menyelidiki bagian dalam rumah ruang makan, dapur, ruang tamu.
Mereka naik ke lantai dua. Dan melihat Brown membawa nampan berisi kopi kopi.
Dave berkata
"Brown memang pelayan yang baik."
Helen berkata
"Saya rasa juga begitu."
Fraster berkata
"Istrinya juga merupakan juru masak yang handal. Masakanya enak sekali."
Mereka masuk ke kamar pertama. Dan sepuluh menit kemudian mereka keluar. Tidak ada tempat yang bisa di pakai untuk bersembunyi. Rumah ini lapang dan modern.
Dave berkata
"Disini ada tangga kecil."
Helen berkata
"Sepertinya menuju kamar para pelayan."
Dave berkata
"Pasti ada tempat di bawah atap untuk tangki air misalnya. Hanya itu satu satunya kemungkinan."
Ketika mereka berdiri di atas. Mereka mendengar suara di atas. Suara langkah kaki.
"Diam."
Suara itu terdengar lagi. Sangat pelan dan halu. Bergerak diam diam.
Helen berbisik
"Sepertinya dia ada di kamar Gladys Brown. "
Fraster berbisik
"Tentu saja. Itu merupakan tempat bersembunyi paling baik. "
Mereka berjalan pelan pelan ke atas.
Begitu mereka tiba di atas. Di depan pintu mereka yakin ada seseorang di dalam.
Dave berbisik
"Ayo."
Dia membuka pintu dengan cepat dan kedua orang yang lain mengikutinya.
Lalu ketiga nya berdiri terbengong. Di hadapan mereka Brown sedang berdiri sambil memegang pakaian .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments