Boneka Porcelain

Helen Greece menarik napas panjang.

"Dan Nyonya Brown?"

Dave Hudson berkata dengan cepat

" Saya mungkin mempercayai kematian istri Brown karena bunuh diri. Atau pun mempercayai Brown membunuh istrinya kalau tidak ada kematian Ian Castella. Akan tetapi kematian Ian Castella yang mendadak sangat sulit untuk di percayai. Mungkin aku bisa mempercayai Ian Castella bunuh diri jika tidak ada kematian Gladys Brown dan sebaliknya."

Helen berpikir sejenak. Dia berkata

"Mungkin aku bisa membantu."

Dan dia menceritakan tentang boneka porcelain yang di ceritakan Brown tadi pagi.

Dave berkata

"Ya seingatku memang ada sepuluh buah boneka porcelain. "

Helen berpikir sejenak dan berkata

"Terlalu aneh untuk di katakan sebagai kebetulan. Malam begitu kita tiba tuduhan di lontarkan. Castella meninggal mendadak karena tersedak. Paginya Gladys Brown meninggal dalam tidurnya."

Dave Hudson menyeringai dan melempar rokoknya.

"Dan kemudian."

Helen berkata

"Dan kemudian ada tamu lain . Si Smith ini lah tamu misterius kita. "

Helen bergidik ketakutan. Dia berkata

"Hanya saja Brown berani bersumpah. Bahwa hanya kita saja yang ada di pulau ini. "

"Mungkin saja Brown berbohong."

Helen menggelengkan kepalanya.

"Saya rasa tidak. Ketika boneka porcelain itu hilang dua buah. Dia tampak ketakutan. Sangat ketakutan ku rasa."

Dave menganggukan kepalanya. Dia melanjutkan kata katanya

"Pagi ini perahu tidak datang. Menurut Brown harusnya perahu itu biasa datang setiap pagi. Saya yakin ini semua perintah dari Tuan Smith. Dia ingin pulau ini di isolasi dari luar. "

Wajah Helen berubah pucat. Dia berkata

"Pria ini seorang yang berdarah dingin dan kejam saya rasa."

Dave Hudson berkata dengan nada yakin

"Hanya satu yang tidak di perhitungkan oleh si Smith itu."

Helen bertanya dengan nada penasaran

"Apa itu?"

Dave berkata dengan nada penuh kemenangan.

"Pulau ini tidak terlalu luas. Bahkan tidak ada hutan untuk bersembunyi. Kita akan dengan mudah mencari di mana Smith itu berada. "

Helen menghembuskan napas. Dia berkata

"Pria itu sangat berbahaya."

Dave hanya tertawa terbahak bahak dan berkata.

" Berbahaya ? Siapa yang takut pada bahaya. Aku pasti bisa menangkapnya."

Dia diam sejenak. Kemudian dia melanjutkannya

"Mungkin Fraster bisa membantu kita. Sebaiknya jangan memberitahu nona Cluster. Dia sangat rapuh. Nyonya Barrent mungkin bisa membantu kita juga. Sedang si tua Hart rasanya tidak bisa bertindak cepat. Untuk Kapten Morris aku sedikit bingung. Aku agak ragu sebaiknya kita tidak memberitahukan rencana ini kepadanya. "

Fraster dengan mudah menyetujui ide tersebut.

"Tentang boneka porcelain itu memang sangat aneh. Anda semua tidak menganggap ide ini di lakukan dengan perantara seperti kasus yang lain."

"Coba jelaskan apa maksudnya."

"Dengar baik baik , setelah tuduhan di lontarkan oleh tuan rumah kita si Smith itu, Castella menjadi ketakutan dan meminum racun. Dan Brown juga ketakutan istrinya akan bicara jadi dia membunuhnya. Saya rasa ini semua dari Smith."

Helen menggelengkan kepalanya. Dia menekankan soal sianida dan Fraster mengangguk menyetujuinya.

"Ya itu benar. Tapi saya heran dari mana benda itu bisa berada dalam minumannya?"

Dave berkata

"Saya sedang berpikir tentang itu. Tadi malam saya cukup yakin bahwa Castella minum beberapa kali malam itu. Dan di antara tiga minuman terakhir ada rentang waktu yang cukup lama. Saya yakin bahwa gelas di di letakan di atas meja dekatdengan hendela. Dan saya yakin jendela itu terbuka malam itu. Seseorang bisa saja memasukan racun itu ke dalam gelasnya melalui jendela yang terbuka itu. "

Fraster bertanya dengan nada kurang yakin.

" Tanpa terlihat oleh kita ? "

Dave berkata dengan nada geram.

"Saat itu sedang ada ribut ribut di ruang makan. "

Helen berkata dengan nada pelan

"Benar saat itu kita semua sedang berdebat , berteriak , marah . Dan sibuk dengan pikiran masing masing."

Fraster mengangkat bahunya.

"Ya kejadiannnya sudah terjafi. Baiklah mari sekarang kita mulai berburu. Apakah kalian ada yang membawa pistol ?"

Dave memgeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Ini."

Fraster terbatuk kecil.

"Apakah anda selalu membawa benda itu ? "

Dave berkata.

"Aku selalu pergi ke tempat tempat berbahaya. Jadi aku selalu membawa nya. "

"Tapi kita juga tidak apakah sasaran kita memiliki persenjataan yang lengkap. Bisa saja dia memiliki pisau , golok bahkan senapan api. "

Helen tersenyum geli. Dia berkata

"Mungkin dalam hal ini anda salah Tuan Fraster. Banyak pembunuh yang hanya diam. Menunggu waktu yang tepat."

Fraster berkata

"Saya rasa yang satu ini tidak seperti itu dokter."

Mereka bersama sama memgelilingi pulau tersebut. Pekerjaan yang tidak terlalu berat. Di sebelah barat laut terlihat pantai yang tenang. Di bagian lain pulau tersebut tidak ada hutan jadi lebih mudah dalam mencari. Mereka bertiga sangat teliti. Setiap jengkal tanah di selidiki. Mereka pegi ke arah bebatuan dan gua. Tapi gua tersebut tidak lah panjang . Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk menjelajahinya. Tidak ada apa pun dalam gua itu.

Lalu mereka menyusuri jalan lain dan tampaklah Kapten Morris sedang duduk dan melihat pantai yang tenang. Tidak ada sedikitpun ombak yang muncul.

Dia tidak mempedulikan kehadiran tiga orang itu.

Fraster berpikir.

"Sepertinya dia sedang merenungkan sesuatu."

Dia berdeham dan berkata.

"Sepertinya ini tempat yang bagus ."

Kapten Morris menoleh dan berkata

"Maaf tapi saya tidak ingin di ganggu saat ini."

Fraster berkata dengan nada meminta maaf.

"Maaf kami tidak bermaksud untuk mengganggu anda. Kami bertiga baru saja berjalan jalan mengelilingi pulau ini. Kami bermaksud untuk mencari seseorang yang mungkin bersembunyi di pulau ini."

Kapten Morris merengut dan berkata

"Anda tidak mengerti."

Fraster memihon diri. Dia kembali kedua orang yang sudah menunggunya. Dia berkats

"Saya rasa dia sudah gila. Dia tidak bisa di ajak bicara."

Dave bertanya dengan nada ingin tahu.

"Apa yang di katakannya?"

Fraster berkata

"Kata katanya tidak masuk akal. Dia tidak ingin di ganggu."

Helen mengerutkan dahi tanda dia sama sekali tidak mengerti maksudnya.

Penyelidikan di pulau itu bisa dikatakan sudah selesai. Mereka bertiga berdiri di luar dan melihat ke arah laut. Tidak ada perahu yang tampak.

Dave berkata

"Perahu tidak akan datang. Dan sebentar lagi akan ada badai."

Fraster berkata

"Bagaimana jika kita membuat isyarat seperti SOS atau asap. "

Dave berkata sambil menggelengkan kepalanya

"Rasanya semua sudah di atur."

"Dengan cara bagaimana?"

"Bagaimana saya bisa tahu.?"

Fraster memandang ke arah air yang jernih. Dia berkata

"Saya kira tudak ada seorang pun yang bisa ke sini."

Helen Greece berpikir sejenak . Dia berkata

"Rasanya mustahil. Tebing itu cukup curam. Tidak ada tempat untuk sembunyi."

Dave berkata

"Mungkin kita bisa mengecek karang. Siapa tahu ada gua di sana."

Fraster memandang langit. Awan berubah menjadi hitam. Angin bertambah kencang. Dia melirik Helen dan berkata

"Apa yang sedang anda pikirkan dokter?"

Dr Greece menjawab

"Saya sedang memikirkan Kapten Morris. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!