chapter 19

"Lo gak papa? " Tanya devano pada bulan. Pasalnya sejak kejadian dimana bulan melihat ibunya ia jadi lebih banyak diam

"Aku gak papa, "

"Lo beneran gak papa?" Ucap devano memastikan!

"Iyaa.. "

Mereka saat ini sudah berada di apart milik devano. Devano sengaja membawa bulan keapart miliknya, yaitu ingin memberi taukan apart itu lah yang akan devano berikan pada bulan, sesuai dengan yang devano sebutkan beberapa hari lalu. Devano juga telah menyiapkan ruangan khusus untuk bulan berolahraga, devano juga mendatangkan langsung guru olahraga. Agar bulan bisa dibimbing

"Ni makan siang dulu, " Ucap devano memberi makanan

"Aku gak nafsu makan van, "

"Minum aja deh kalo gitu. Gue tau lo masih mikirin kejadian tadi kan, lo tenang aja gue udah nyuruh beberapa anak buah gue buat mantau semua kegiatan mereka. "

"Makasih ya van, kalo gak ada kamu aku gak tau kaya gimana. Aku syok ngeliat mama sama pria lain, apa mama selama ini selingkuhin papa, " Ucap bulan curiga

"Bisa jadi. Tapi bisa juga gak kan, kita gak boleh suudzon dulu. "

"Tapi kan kamu liat juga tadi van, mama tu deket banget sama cowo tadi! Sama papa aja mama gak pernah begitu, deket mereka itu kaya ada sesuatu, " Ucap bulan

Mereka pun akhirnya diam dengan pikiran masing-masing

"Mas, udah beberapa tahun ini kita nyari riana tapi gak ketemu! Apa dia masih hidup? " Ucap ririn

"Ntahlah! Kalo dia masih hidup kenapa dia gak pernah datang sama sekali? Tapi mas rasa dia pasti udah mati dimakan dengan hewan buas yang ada didalam hutan, " Ucap lana

"Kayanya sih gitu mas. Buktinya sampai sekarang dia gak nunjukin dirinya, " Jawab ririn

"Justru itu semakin bagus, tujuan kita akan tercapai! karna tinggal selangkah lagi kita udah bisa dapatin semua harta milik willy, aku tinggal manfaatkan bintang buat bujuk willy, agar dengan segera memberikan harta warisan nya"

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tengah merekam jelas aksi dan juga pembicaraan mereka.

Ting

(Send video) 

"Riana? Siapa riana bukankah, dirinya sendiri adalah riana! Lalu, hutan apa yang mereka bicarakan. Siapa yang mereka sekap"

(+62xxxx)

"Cari tau semua yang mereka bicarakan secepatnya"

"Siap tuan"

"Devano. Kamu ngapain disini?" Tanya bulan

"Ngak Ngapa-ngapain, lo dari mana"

"Aku habis dari taman, keliling liat apart kamu, luas juga ya hehe. "

"Begitulah. Kenapa lo takut? "

"Iya hehe... Boleh ajak retha tinggal disini juga gak? Biar aku punya temen. Rada ngeri aja apart segede gini tinggal sendiri, mana bibi juga gak ada"

"Retha bukannya tinggal bareng abang nya? Emang dia mau tinggal disini"

"Pasti mau kok. Ntar aku datang keresto buat bilang ke dia, "

"Gak perlu. Biar dia yang datang sendiri kesini"

"Kan aku belum ngomong, mana mungkin dia bisa tau"

Devano tak menjawab, ia justru mengambil ponsel nya kemudian mencari kontak seseorang.

"Tolong jemput retha datang ke apart, setelah dia selesai bekerja nanti. Tapi sebelum itu bantu dia kemasin seluruh pakaian nya dan juga milik bulan, " Ucap devano yang langsung mematikan sambungan telpon nya

"Bereskan, "

"Iya beres. Tapi kan aku bisa sendiri, gak musti nyuruh orang segala, "

"Udah gak papa. Udah cukup liat liatnya kan, sekarang ayo, olahraga lagi" Ucap devano menarik lengan bulan

"Apaaa! Olahraga lagi, gak devano! Aku lelah capek," Keluhnya

"Gak ada ngeluh. Udah buruan cepat! " Jawab devano yang langsung membawa bulan menuju ruang gym

Bulan hanya pasrah mengikuti ajakan devano.

***

"Tha, gue duluan ya, "

"Iya gue juga. Bye! " Pamit Dirga dan susan bersama

Seluruh karyawan sudah pulang, tinggalah retha dan beberapa karyawan yang lainnya yang memang pulang lambat dikarenakan mereka dapat tugas bersih bersih.

"Oh iya. Hati hati" Jawab retha

Yang lain pun pergi menjauh dari sana, meninggalkan retha seorang diri

"Permisi, kami ditugaskan oleh tuan devano untuk menjemput anda, " Ucap seorang pria bertubuh kekar

"Pak devano? Jemput gue? " Tanya retha menunjuk dirinya sendiri

"Iya, pak devano mengakatan anda dan nona bulan akan tinggal di apart miliknya. Dan kami ditugaskan untuk membantu anda mengemasi barang barang, "

Retha terdiam, ia mencoba mengingat ingat kembali perkataan bulan semalam "oh iya. Yuk lewat sana jalan kaki aja, "

Pria tersebut mengangguk kemudian mengikuti retha dari belakang. Setelah tiba mereka pun dengan cepat membereskan semua barang yang ada dikontrakan tersebut. Barang barang bulan tidaklah terlalu banyak, dan anak buah devano ada bertiga. Jadi cukup memakan waktu 25menit saja untuk mengemasi seluruh barang, setelah selesai retha pun pergi menuju belakang rumah untuk mengembalikan kunci rumah tersebut kepada pemiliknya.

Jarak antara kontrakan bulan dan apart milik Devano lumayan jauh, dan mereka memakan waktu sekitar 30menit untuk sampai di apart

"Udah van! Aku lelah" Ucap bulan ngos ngosan

Devano melirik jam dipergelangan tangannya "oke, lo boleh istirahat. Tapi sebelum itu lo timbang dulu badan lo disitu. Selama lo olahraga, lo belum pernah timbang berat badan kan. " Ucap devano berjalan kearah timbangan

"Belum," Jawab bulan mengikuti devano

"Sekarang naik, "

"Ini gak rusak, kalo aku naikin?"

"Gak. Udah cepet"

Bulan pun dengan penuh hati hati meniki alat tersebut, ia kurang yakin usahanya selama ini akan berhasil. Karna ia merasa badannya sama sekali tidak mengecil

"Buka mata lo. Ngapain lo tutup mata gitu" Ucap devano geleng geleng melihat tingkah konyol bulan

"Aku takut. Sepertinya usahaku tidak berhasil van, karna aku merasa ngak ada perubahan sama sekali,"

"Udah buka aja mata lo. " Ucap devano lagi

Bulan pun dengan perlahan membuka matanya, betapa terkejutnya ia saat melihat angka ditimbangan tersebut.

"Van, ini beneran angkanya gak salah" Ucao bulan histeris

"Emang sebelum nya berapa? " Tanya Devano tak tau

"Sebelumnya berat aku di angka 80kg, tapi lihatlah sekarang angkanya di angka 65kg. Aku senang banget van" Ucap bulan bahagia sambil lompat lompat bak anak kecil.. Dikarenakan bulan tidak hati hati, kaki bulan telipat dan mengakibatkan ia terjatuh

Aaaaaa

Dug!

"Hati hati, " Teriak devano berusaha nangkap bulan, namun bukannya tertangkap devano justru ikut terjatuh dan menimpa tubuh bulan, jadi posisi mereka saat ini adalah bulan dibawah dan devano diatas. Kedua nya sama sama terdiam dalam diam, sama sama terpana dengan kecantikan dan ketampanan yang mereka miliki masing masing

Dag! Dig! Dug!

"Ternyata devano kalo dilihat dari deket gini, tampan juga" Batin bulan memperhatikan setiap inci wajah devano

"Lo tu cantik bulan. Fix mulai saat ini lo milik gue" Batin devano memandangi wajah bulan. Namun tatapan matanya beralih kebibir ranum milik bulan, Bibir yang pink alami, kecil mungil begitu menggoda

Cup!

Satu kecupan mendarat di bibir bulan, hanya kecupan tak lebih dari itu, bulan melotot dengan aksi tiba tiba devano namun ia juga begitu menikmati nya,  kapan lagi kan bisa menikmati bibir pria tampan tanpa diminta, begitulah pikir bulan

Tingtong!

"Sial! Siapa yang berani mengacaukan ini semua"Batin devano kesal 

Kemudian ia pun segera bangkit dan berdiri ia juga membantu bulan agar segera bangun

" Sorry, " Ucap devano santai seolah tak terjadi apa apa

"Ah i-iya ngak papa, kalo gitu aku bukain pintu dulu" Ucap bulan yang langsung pergi.

"Bulaaaannn" Teriak retha antusias sambil memeluk bulan. Ia merasa begitu rindu dengan bulan padahal hanya seharian mereka tidak bertemu

"Tolong lepaskan aku retha, aku sulit bernafas" Ucap bupan merasakan sesak oleh pelukan retha

"Ups! Hehe sorry"

"Yuk masuk, makasi ya udah ngemasin barang barang aku, jadi ngerepotin kamu kan" Ucap bulan tak enak hati

"Santai aja! Ngak papa kok, btw enak ya disini gede luas juga, apalagi ini kursinya empuk banget beda dengan dirumah gue apaalgi kontrakan lo" Ucap retha lompat lompat

Bulan ingin menegur agar retha menjaga sikapnya namun ia urungkan saat melihat devano datang.

"Ekhem!"

Retha langsung berhenti dari aksinya kemudian ia menoleh sambil cengengesan "eeh ada pak vano, bapak ngapain ada disini"

"Kamu nanyeaaa. Kamu bertanya tanya, gue kasih tau ya, ini itu apart gue. Apa gue perlu izin buat masuk kedalam apartemen milik gue sendiri" Ucap devano mengikuti trend di tiktok

Bulan hanya senyum senyum sendiri ditempatnya mendengarkan kalimat yang diucapkan oleh devano barusan. Walaupun ia tidak mengerti tapi mendengar nada bicara devano yang membuat nya tertawa.

"Oh iya saya lupa pak maaf, " Ucap retha yang langsung duduk dengan baik

Devano tak Mengubris ia lebih memelih menatap bulan yang kini juga tengah menatap nya.

"Gue balik, " Pamit devano mencium kening bulan

Bulan dan retha tentu saja melotot kaget dengan aksi tiba tiba devano tersebut. Sedangkan pelaku justru saat ini tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Lan, jelasin ke gue lo ada hubungan apa dengan pak devano" Tanya retha

"Ng-gak ada hubungan apa apa" Ucap bulan gugup

"Kalo lo gak ada hubungan apa apa, trus kenapa pak devano cium kening lo? Trus juga kenapa lo jawab omongan gue gugup gitu, " Tanya retha dengan mata memicing penuh selidik

"Beneran gak ada hubungan apa apa retha," Jawab bulan malu malu

"Gak usah ngeles lo, gue tau lo pasti naksirkan dengan pak devano. Mustahil si menurut gue kalo lo gak naksir secara kan pak devano itu tampannya kebangetan, kaya Raya Diusia muda begitu udah punya bisnis sendiri, "ucap retha yang salut dengan bosnya itu.

" Udah udah, jangan dibahas mending kita tidur aja sekarang. Besok aku sekolah"

"Kuy lah. Gue juga udah cape banget"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!