"Mau ice cream? " Tawar devano pada bulan
"Hmm, boleh" Jawab bulan
"Tunggu disini!. "
Bulan mengangguk patuh, tak lama devano pun kembali membawa sekantong snack dan ice cream
"Banyak banget, sebanyak ini siapa yang akan memakan nya? "
"Gak papa. Kalo gak habis sekarang bisa disimpan untuk besok nya lagi. "
"Ini semua buat aku? "
"Iyaaa."
"Van, "
"Hmm."
"Kamu gak malu? Maksud ku, kamu gak malu temenan sama aku? "
Devano menoleh kesamping kemudian tersenyum. "Gak, ngapain harus malu? Didunia ini gak ada yang sempurna. Menurut gue semua sama aja. "
"Lo sendiri. Gak malu temenan dengan gue yang cupu? Tanya devano kembali
Bulan menggeleng dengan cepat. " Gak. Menurut ku apa yang kamu bilang itu, benar adanya "
"Kita gak perlu malu. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing, "
Devano tersenyum mendengar itu semua.
"Seandainya penampilan gue ini palsu, apa lo masih mau berteman dengan gue? "
Bulan menatap devano dalam. " Maksudnya palsu? "
Devano pun mulai melepas kacamata nya, dan merapikan rambutnya, bulan melongo melihat penampilan devano yang sesungguhnya.
"Ka kamu pak bos ku? " Ucap bulan kaget dengan penampilan devano
"Iyaa, gue adalah bos lo, kalo sedang berada di restoran. Dan gue adalah temen lo saat disekolah atau pun diluar. "
"Ta tapi kenapa bapak menyamar? "
"Jangan panggil gue bapak. Gue gak setia itu kali"
"Tapi pak. Bapak adalah atasan saya, bagaimana mungkin saya harus menyebut nama"
"Gue bilang jangan panggil bapak, jangan bicara formal juga, gue gak suka."
"Lo belum jawab pertanyaan gue? "
"Maksudnya pak eh van"
"Kalo gue berpenampilan gini. Lo masih mau berteman dengan gue? "
"Tentu. Aku berteman dengan siapa pun, dan aku juga tidak milih milih, "
"Kamu juga belum jawab pertanyaan ku, "
"Yang mana? " Tanya Devano pura pura lupa
"Kamu kenapa menyamar? "
"Oh. Gue sengaja! " Jawab devano
"Sengaja? Maksudnya. " Imbuh bulan bingung
" Gue sengaja. Karna selama gue hidup, gue gak pernah punya temen yang tulus. Siapa pun yang datang ke gue, hanya ingin manfaatin kekayaan gue. "
"Dan itu menjadi alasan. Kenapa kamu berpenampilan gini? "
Devano mengangguk, bulan tersenyum melihat itu
"Menurut ku, kita gak harus jadi orang lain agar memiliki teman. Karna bagi ku menjadi diri sendiri jauh lebih menyenangkan, dari pada kita harus menjadi orang lain, agar ada yang ingin berteman dengan kita. Ada temen ataupun gak itu semua sama, biar kan hidup mengalir bagaikan air. Kita cukup mengikuti kemana aliran air itu akan membawa kita, percaya lah suatu saat akan ada orang yang begitu tulus berteman dengan kita. " Ucap bulan panjang lebar
Devano yang sedari tadi menyimak, termenung memikirkan setiap kalimat bulan yang terucapkan.
"Lo bener, seharusnya gue tetep jadi diri sendiri tanpa harus menjadi orang lain" Ucap devano
"Lo sendiri. Kenapa gak punya temen? Dan apa boleh gue, kenapa lo lebih memilih untuk pergi dari rumah" Tanya Devano
"Kata siapa aku gak punya temen. Ada kok cuma dia sekolah diluar negeri. Dan untuk pergi dari rumah, " Ucap bulan menggantung
"Kenapa? " Tanya Devano yang sudah terlanjur penasaran
" Dirumah. Aku selalu diperlakukan buruk. Aku seperti pembantu dirumah ku sendiri. Tak seorang pun yang menyukai ku, aku merasa, mama bukan lah mama kandung ku. Dia selalu membandingkan bandingkan ku dengan bintang. Bahkan ia menjodohkan bintang dengan pria yang aku sukai. "
"Aku juga sempat mengira pria yang selama ini dekat dengan ku, juga memiliki perasaan terhadap ku. Tapi ternyata tidak. Dan semenjak itu aku, mulai sadar diri. Tidak ada pria yang mau memiliki kekasih yang seperti ku" Ucap bulan panjang lebar
"Gue bisa kok. Trima lo apa adanya" Ucap devano tiba tiba
Bulan menoleh dan menatap wajah tampan milik devano dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Maksudnya? " Tanya bulan tak paham
"Bukan apa apa. Lupakan"
"Lo gak ada niatan mau ngerubah diri lo? Kaya diet atau sejenisnya gitu" Tanya devano mengalihkan pertanyaan
"Memangnya agar terlihat seperti apa? "
"Emang lo. Gak ngerasa dendam atau gimana gitu? Apalagi nyokap lo. Lo gak curiga ada sesuatu. "
Bulan terlihat berpikir. Benar apa yang dikata oleh devano, memang terlihat sedikit mencurigakan. Hanya karna bulan memiliki berat badan yang berlebih apa harus sebegitu di benci nya.
"Ntah lah van. Kurasa memang sedikit mencurigakan, tapi mungkin hanya perasaan ku saja"
"Gue rasa lo harus buktiin. Kemereka kalo lo bisa, dan berhak untuk dianggap. "
"Kamu benar. Nanti coba aku pikir pikir lagi, "
Mereka pun akhirnya terdiam, dan menikmati suasana senja yang begitu indah. Terhanyut dengan pikiran masing masing
"Aku rasa, apa yang diucapkan oleh devano ada benarnya. Kenapa aku gak coba untuk merubah diri, dan mencari tau semuanya. Aku juga lelah hidup dengan hinaan dan cacian mereka, toh gak ada salahnya juga kan? Setiap orang pasti akan berubah jika sudah berada pada titik kelelahan. Oke mulai sekarang aku akan berubah, dan aku akan membuktikan bahwa aku juga bisa, untuk dibanggakan dan membuat keluarga bangga dengan ku. Dan untuk mama, aku harus mencari tau semua nya. Kejanggalan yang selama ini aku rasa, sudah cukup untuk membuktikan semua nya" Batin bulan
"Van balik yuk. Aku lelah" Ucap bulan
Devano menurut. Kemudian mereka pun berdiri dan bergegas hendak pulang. Namun sebelum itu bulan justru, berjalan menuju anak kecil yang sedang mencari botol bekas.
"Lo mau kemana? " Tanya devano
"Kesana bentar, kamu tunggu disini" Jawab bulan
"Permisi buk, pak. Kalian sedang apa? " Tanya bulan basa basi
"Oh iya nak. Kami sedang mencari botol bekas untuk dijual" Ucap Ibu tersebut
"Apa kalian sudah makan? " Tanya bulan lagi
Sepasang suami-istri tersebut menggeleng. Bulan yang melihat itu merasa kasihan, kemudian tatapan nya beralih pada anak kecil yang mungkin masih sekitar 6 tahunan
"Hai adek. Apa kamu mau ice cream? " Tanya bulan
Anak kecil tersebut, mengangguk dengan antusias.
"Mau kak mau" Ucapnya
"Ini, kakak ada ice cream dan makanan yang lain nya. Tadi temen kakak belinya kebanyakan. Ambilnya dan makanlah hingga habis" Ucap bulan tersenyum ramah
Anak kecil tersebut pun dengan cepat mengambil nya "makasi kakak manis"
"Sama sama. " Ucap bulan mengusap kepala anak tersebut
"Sekali lagi makasi ya nak. Kami sangat senang, masih bisa bertemu dengan orang baik seperti kamu" Ucap Ibu tersebut
Devano ia hanya memperhatikan itu semua dengan senyum yang terus mengembang,
"Iya bu sama sama.. Maaf saya hanya bisa ngasih ini ke ibu, karna saat ini hanya makanan ini lah yang saya punya, " Ucap bulan
"Gak papa nak. Setidaknya dengan ini kami masih bisa makan makanan dengan layak. Semoga keberuntungan selalu berpihak pada mu nak" Ucap bapak tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments