Brum! Brum! Brum!
Suara deru mobil dari arah luar. Terlihat seseorang baru saja tiba dihalaman rumah nan mewah bernuansa clasik bercampur modren. Orang tersebut mengendap-endap memasuki rumah dan dengan perlahan membuka pintu persis seperti seorang maling!
"Itu pasti anak nya" Ucap Elena
Ceklek
"Bagus ya. Orang tuanya pulang! Tapi anaknya malah keluyuran" Ucap Elena
Daren dengan segera membalikkan badan nya, seraya menyengir "gak keluyuran bu, daren kan ngurusin resto sama kasino" Ucapnya cengengesan
"Ngejawab kamu ya. Sama aja kerjaan kamu lebih segalanya ketimbang orang tua ya" Ucap Elena
"Salah mulu perasaan. " Batin daren "gak bu. Ibu yang paling penting dari pada kerjaan, "
"Alah. Mana adik mu" Ucap Elena saat melihat daren pulang sendirian
"Dia lagi sama pacar nya bu. " Ucap daren yang kini sudah duduk disofa
"Pacar? " Beo Elena
" Iya Bu selama Ibu tidak ada Devano kerjaannya pacaran mulu. "Ucap daren
" Benarkah Sejak kapan dirinya memiliki kekasih. " jawab Elena heran! pasalnya selama ini Devano seperti kulkas berjalan, belum lagi muka datar bak tembok memang ada perempuan yang suka kepadanya begitulah pikir Elena
" selama dia pindah ke sini Bu. " ucap Daren
" Wah hebat ternyata si kulkas satu itu laku juga ya di sini! Adikmu sudah punya pacar Terus kamu kapan Ibu udah nggak sabar pengen nimang cucu. " ucap Elena
Daren terdiam. Iya bingung harus menjawab seperti apa? karena selama ini ia hanya disibukkan dengan pekerjaan dan tidak sempat memikirkan tentang kekasih ataupun pendamping hidup. Baginya membahagiakan kedua orang tuanya adalah hal yang utama.
" kenapa kamu diam, " ucap Elena saat tak mendapat jawaban dari Putra sulungnya
" Nggak papa kok Bu. Daren belum memikirkan sampai ke sana, bagi Daren membahagiakan ibu dan ayah itu adalah hal yang paling penting dalam hidup Daren" ucapnya
Elena yang mendengar perkataan dari Putra sulungnya itu, justru merasa terharu dan juga bangga ia lebih memilih mementingkan keluarga ketimbang pendamping hidup.
" tapi nak pendamping hidup itu juga diperlukan sayang! Lihatlah usiamu sekarang. sudah seharusnya kamu itu berkeluarga dan membangun kebahagiaanmu sendiri, kamu tidak perlu memikirkan ayah dan juga Ibu karena bagi kami. kebahagiaan kami adalah ketika melihat kamu berrumah tangga dan memberikan kami cucu. " ucap Elena panjang lebar
Darren menghembuskan nafas lelah" ya Ya baiklah Bu aku akan berusaha memikirkan tentang masa depanku. "
" bagus! Oh ya lupakan Tentang pembahasan ini Apa kamu sudah makan? " tanya Elena pada Putra sulungnya itu
" Sudah Bu. "Jawab Daren
" Yasudah kalo begitu. Istirahat gih "ucap Elena
" Nanti aja bu, ayah dimana? Kenapa dari tadi hanya ibu yang ada disini " Ucap Daren
"Ayah mu mandi. Palingan bentar lagi juga turun. " Jawab Elena
Daren mengangguk "bagaimana kerjaan ibu dan ayah, saat diluar negeri. " Tanya Daren
"Lancar lancar aja.. Alhamdulillah bisnis ayah dan ibu berkembang dengan baik. Kami hanya meninggalkan nya sebentar. Lusa ayah dan ibu akan kembali lagi" Jawab Elena
"Cepet banget si bu, apa gak bisa ayah saja yang pergi? Kenapa ibu juga harus ikut. " Ucap Daren pada Elena. Jujur saja Daren merasa tidak iklhas jika harus berjauhan lagi pada sang ibu
"Gak bisa boy. Jika ibu tidak ikut bersama ayah. Ayah pasti akan mati kelaparan disana" Ucap Abraham yang baru saja tiba
Daren dan Elena menoleh " Ayah gak akan mati kelaparan, jika ayah mempunyai asisten rumah tangga. " Jawab Daren
"Kamu ini kaya gak tau ayah kamu gimana aja! " Ucap Elena
Ya. Abraham adalah tipe orang yang tidak bisa makan makanan dari luar. Dirinya lebih senang jika harus makan masakan istrinya, baginya makanan diluar mau semewah dan selezat apapun, itu tidak akan membuat Abraham tertarik,
Daren hanya manggut manggut tanda paham
"Dimana adik mu boy? " Tanya Abraham
"Gak tau pah. Paling bentar lagi juga pulang. " Jawab Daren
Abraham pun mendekat dan duduk disebelah istrinya " Kemana anak itu? Apa kamu udah coba hubungi. "
"Sudah yah, tapi Daren gak tau dia dimana. Nomornya gak aktif! Dan juga hari ini Devano gak ada keresto sama sekali" Jawabnya
"Biarkan saja dia. Bagaimana dengan bisnis mu boy" Tanya Abraham
"Lancar yah. Apalagi kasino" Jawab Daren mantap
"Syukurlah kalo begitu" Ucap Abraham
"Yasudah. Kalo gitu istirahat dulu yah, bu. " Pamit Daren
Abraham dan Elena mengangguk. Tinggallah mereka berdua saat ini
"Yah, apa ayah tidak kepikiran untuk menjodohkan Daren? " Tanya Elena
"Untuk apa? Biarkan saja dia memilih kehidupan nya sendiri. Dia pasti tau mana yang baik dan gak" Jawab Abraham
" Tapi yah. Umur Daren sudah memasuki kepala dia. Mau sampai kapan ia akan melajang, masa Daren kalah dengan devano " Ucap Elena
Abraham terlihat mengernyit dahi bingung " Devano? Memang kenapa dengan anak itu. "
"Ayah inget gak! Siang tadi bik sum bilang kalo devano itu sekarang jarang makan dirumah" Ucap Elena
Abraham mengangguk " Iya. Ayah inget! Trus apa hubungannya " Tanya Abraham tak paham
"Ada dong yah! Tadi Daren bilang ke ibu kalo devano itu udah ada pacar. Jadi kemungkinan penyebab devano jarang dirumah, itu pasti karna dia lagi asik berduaan sama pacarnya" Ucap Elena
"Ibu ngomong apa si. Gak mungkin lah, devano punya pacar! Perempuan mana yang mau dengan pria tembok kaya devano" Ucap Abraham
"Ibu tadi juga mikir gitu yah. Tapi kan sekarang kita udah liat sendiri, dari kita dateng sampe sekarang devano belum nongol nongol juga" Jawab Elena
"Udah bu, kalo emang devano udah punya pacar. Biarin aja toh juga dia udah dewasa kan" Jawab Abraham
"Ih ayah. Ibu tau kalo soal itu, maksud ibu itu kok devano gak ngasih tau kekita dulu" Ucap Elena
"Ya mungkin aja, devano perlu waktu bu. Lagian kenapa si ibu ngurusin hal privasi anak! Biarkan aja mau bagaimana pun mereka, selagi masih di jalan yang bener dan tidak salah itu semua masih aman. Dan kalo waktunya tiba mereka juga pasti bakal ngomong ke kita bu. "Ucap Abraham panjang
" Yaudah deh, kalo memang begitu pemikiran ayah. " Ucap Elena hendak berdiri
" Loh, ibu mau kemana. "Tanya Abraham
" Ya mau tidur, ngantuk ibu. "Jawab Elena
"Oo ayah ikut deh kalo gitu. " Ucap Abraham
Saat mereka hendak berdiri tiba-tiba devano datang. "loh ayah, ibu? Kalian kapan datang, " Ucap devano kaget
Ya dirinya baru saja pulang, setelah urusan nya selesai dengan bulan. "Tadi siang. Kamu dari mana? " Tanya Elena
"Dari resto bu. " Jawab devano berbohong
Abraham dan Elena saling lirik kemudian tersenyum "gak perlu berbohong boy. Kami tau kamu pasti habis berpacaran kan. " Ucap Abraham
Devano melotot terkejut. Namun dengan segera ia merubah raut wajahnya. Sayang! Hal tersebut terlihat jelas oleh kedua orang tuanya
Devano hendak menjawab akan tetapi ia urungkan, dan memutuskan akan beristirahat "devano capek. Ingin istirahat" Ucapnya kemudian berlalu dari hadapan kedua orang tuanya
Elena dan Abraham hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putra keduanya itu, bukan nya menjawab pertanyaan dari sang ayah, devano justru meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun. Mungkin devano belum siap untuk memberi tau mereka sebab itulah ia memilih untuk bungkam saat ini.
"Loh, kok gak kekunci. " Ucap bulan heran seinget nya tadi pagi saat hendak kesekolah bulan telah mengunci pintunya. Mungkin saja ia lupa dikarenakan buru buru! Begitulah pikirnya
Ceklek
"Astaga! Retha kamu ngagetin aku aja. " Ucap bulan mengelus dadanya, dirinya dikejutkan oleh retha yang duduk dikursi dengan memakai masker wajah
"Hehe sorry! Btw lo kenapa gak kerja hari ini?. " Tanya retha
"Aku dilarang kerja sama devano. Dia bilang untuk beberapa hari kedepan, aku libur agar diet ku tidak terganggu. " Jawab bulan dengan helaan nafas
"OMG, fiks! Pak devano emang bener bener suka sama lo. Bukti nya dia perhatian banget sama lo. " Ucap retha
Bulan berjalan, dan duduk disebelah retha "gak mungkin lah dia suka sama aku retha, kamu ini ada ada aja" Ucap tertawa kecil.
Menurut nya kebaikan devano selama ini, hanya lah sebatas teman dan itu tidak lebih. Lagian pria mana yang menyukai wanita gendut seperti nya
"Lo dibilangin gak percaya banget sih! " Kesal retha
"Btw, lo bawa tu? " Ucapnya lagi
"Oh ini. Tadi devano beliin aku HP! Katanya biar enak untuk ngasih kabar, awalnya aku nolak tapi ya gitu. Dia maksa untuk aku ngambil ini" Jawab bulan
"Aku gak enakan, aku bilang ke dia aku bakal bayar dengan potong gajih, tapi dia gak mau sama sekali, " Sambung bulan
"Widih rejeki nomplok, kalo dia gak mau digantii ya gak usah. Mending uang gajih lo! Lo simpan buat kebutuhan lo yang lain" Ucap retha
"Udah lah jangan dibahas lagi, kamu bisa masuk lewat mana? " Tanya bulan baru sadar
Retha malah cengengesan memamerkan deretan giginya yang rapih "gue minta kunci serep sama pak djarot. Soalnya abang gue belum balik, jadi gue milih tinggal sama lo pagi deh. "
"Pantesan, karena seingat ku pagi tadi udah aku kunci" Ucap bulan
"Kayanya gue bakal pindah kesini deh lan. Soalnya deket sama tempat kerja jalan kaki juga nyampe. Boleh ya gue tinggal bareng lo" Mohon retha dengan puppy eyes nya
"Sewanya bagi dua deh, " Sambungnya
Bulan terkekeh melihatnya. Justru bulan suka dengan ide retha, tentu ia akan senang hati membiarkan retha tinggal bersama nya. Kan lumayan bulan tak perlu merasa kesepian lagi "iya iya boleh kok, " Ucap bulan
"Serius? Yeayy! Makasih" Ucap retha memeluk bulan
"Iya sama sama, udah malam tidur yuk. Kamu pasti capek banget kan hati ini" Ucap bulan pada retha
Retha mengangguk kemudian mereka pun memutuskan untuk istirahat, agar esok pagi kembali fit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments