Kembar Yang Tidak Dianggap

Kembar Yang Tidak Dianggap

chapter 1

"Bulaan" Teriak seorang wanita paruh baya

"Iyaa mah. Sebentar, " Jawab bulan sambil berlari menghampiri mamanya

"Duh, mana sih tu anak. Lama banget. " Ucap riana

"Maaf mah, tadi bulan dari taman belakang" Ucapnya ngos ngosan

"Alah. Alasan aja terus, kenapa lama banget sih. Kamu tau gak sekarang tuh udah jam berapa! Mana makan siang nya, bentar lagi tuh tamu istimewa bakal dateng. " Marah riana

"Cepat sana, masakin yang enak " Lanjut nya

Bulan mengangguk, kemudian menuju dapur untuk mulai memasak. Setelah beberapa menit makanan pun sudah tertata rapi,

"Huft.! Akhirnya selesai juga" Ucap bulan senang sambil menyeka keringat di dahinya

Ting Tong

Terdengar suara bell dari arah luar.

" Ah. seperti nya,itu tamu yang tadi mama bilang, " Ucap bulan kemudian membuka kan pintu

Ceklek

Suara pintu terbuka.

" Ah. Mari silahkan masuk tuan dan nyo " Kalimat bulan terputus saat melihat siapa tamu yang akan datang. Bulan melotot saat melihat sosok pria tampan tubuh tinggi. Memiliki warna kulit sawo matang, yang memiliki netra berwarna hitam pekat.

Begitupun dengan pria tersebut, yang juga ikut terkejut saat melihat bulan. Sungguh pria tersebut tidak tau jika bulan tinggal dirumah milik keluarga jhonson. Keterkejutan mereka terhenti. Saat mendengar suara seseorang.

" Ekhem,! Apa kami harus menunggu diluar seperti ini? Tanpa harus disuruh masuk. " Ucap nyonya livina.

Bulan beralih menatap nyonya livina yang sedang memasang wajah tidak suka nya, " Ma maaf. Mari masuk " Ucap bulan

" Halo jeng, apa kabar aduh. Makin cantik aja! " Ucap riana sambil cipika-cipiki

Nyonya livina hanya menanggapi dengan senyuman manisnya

"Apakah kedatangan mereka ini ingin melamarku? Apa Erwin sudah mengatakan pada keluarga nya, kalau kami ada hubungan. Jika benar berarti bagus dong. Setidaknya setelah aku menikah aku bisa hidup dengan damai dan bahagia, " Batin bulan membayangkan.

"Heh ngapain melamun, cepat sana pergi, " Usir riana

"Hah? I- iya mah, " Ucap bulan langsung pergi

"Duh maaf ya jeng, dia emang gitu anaknya." Ucap riana tak enak hati

"Iya gak apa apa, itu tadi anak kamu? Bukan dia kan yang mau dijodohin sama anak saya, " Ucap nyonya livina

" Oh bukan, anak saya itu cantik mana mungkin saya punya anak yang gemuk dan kampungan gitu jeng, " Ucap riana. "Duh.hampir aja ketauan," Batin nya

Bulan yang belum jauh dari sana pun mendengar semua ucapan mereka, kemudian langsung berlari menuju kamarnya

Sedangkan Erwin dan tuan wahyu hanya menatap kedua perempuan yang seumuran itu berbicara, hingga tak lama seseorang pun datang dan mengalihkan pandangan mereka

" Ah maaf, saya terlambat tadi di kantor ada meeting mendadak, " Ucap willy yang baru saja tiba dan bersalaman pada tuan wahyu sahabat lamanya

" Tidak masalah willy, " Ucap tuan wahyu

" Wah, wahyu ternyata impian kita yang akan menjodohkan anak kita tercapai ya, dan kamu pasti nak Erwin. saya tidak menyangka ternyata wajah mu sama persis papa mu waktu muda dulu, " Ucap willy

" Jangan berbicara terlalu formal om, "jawab Erwin tersenyum

Tap… tap.. Tap..

Suara langkah kaki menuruni anak tangga, kembali mengalihkan seluruh pasang mata yang berada diruang tamu tersebut,

" Hai semuanya, " Sapa bintang ramah dengan penampilan yang begitu rapi namun sedikit memperlihatkan belahan dadanya,

" Hai sayang. Kamu terlihat sangat cantik sekali, " Ucap nyonya livina

" Bener sekali. Kamu hari ini terlihat begitu cantik honey, " Ucap Erwin terpesona

Bintang yang dipuji tersenyum malu malu.

" Sudah sudah kita lanjutin bicara nya nanti. Lebih baik sekarang kita makan siang terlebih dahulu, " Ucap willy

" Iya saya sampai lupa, ayo semuanya kita makan siang dulu, " Ajak riana

Mereka semua menuju ruang makan dan akan mulai makan bersama.

" Oh iya mah, bulan kemana? Apa dia tidak ikut makan bersama kita, " Ucap willy

" Gak tau, mungkin masih dikamar nya. Udahlah kita makan duluan saja kalo dia lapar dia bisa datang sendiri, " Ucap riana sedikit ketus

" Bulan siapa?, " Tanya livina

" Oh bulan anak pertama kami, kembaran nya bintang, " Ucap willy

Bintang dan riana melotot saat mendengar Jawaban willy

" Bukan, ah itu maksud mas willy bulan itu anak angkat yang tadi saya cerita kan. Mas willy itu pengen banget punya anak kembar. Jadi dia selalu menganggap bahwa bulan adalah kembaran nya bintang, begitu tuan dan jeng livina, " Ucap riana tidak suka jika harus membahas soal bintang

"Loh mah. Kok ngomong nya begitu sih? Kamu gak mau ngakuin kalo bulan it " Ucapan willy terpotong saat mendengar suara lembut bintang

"Pah, udah jangan diterusin gak baik didepan makanan ribu ribut apalagi ini tuh ada tamu pah, " Ucap bintang lemah lembut

" Apa yang dibilang anak kamu bener wil, "ucap tuan wahyu

" Baiklah maaf atas sikap saya yang kurang sopan ini, " Ucap willy

"Huft! Akhirnya papa gak bicarain soal si gentong itu lagi. Kan gue malu kalo semua orang tau kalo si gentong itu kembaran gue, " Batin bintang lega

" Oh ternyata si gendut itu hanya anak angkat? Heh tidak salah ternyata, setidaknya gue gak harus pura pura lagi ke dia, secara kan gue udah bisa dapetin anak kandung nya keluarga jhonson, gak sia sia gue selama ini manfaatin tu anak gendut, " Batin Erwin tertawa jahat

" Syukur lah rencana ku berjalan dengan lancar, tak sia sia aku menerima persetujuan perjodohan ini, " Batin livina

"Bagus boy, karna kamu mau menerima perjodohan ini akhirnya perusahaan kita tidak jadi bangkrut, " Batin wahyu

Mereka semua pun akhirnya makan dengan tenang dan khidmat.

****

Sementara dikamar, bulan hanya bisa menangis dan meratapi nasib hidup nya.

" Kenapa sih, hidup ku selalu bernasib buruk. Kenapa Tuhan menghadirkan ku dengan keluarga yang sama sekali tidak pernah menyayangi ku. Mereka selalu memperlakukan ku seperti pembantu, bahkan disekolah pun aku selalu dibully,

Bahkan Erwin yang bulan anggap baik dan selalu membantu nya dan selalu perhatian, dan bulan sempat menaruh perasaan terhadap Erwin ternyata salah. Justru lebih memilih adiknya, tapi bagi bulan tidak masalah setidaknya bintang memiliki pasangan hidup yang baik,

" Tuhan aku lelah dengan segala cobaan yang kau berikan pada ku. Jika garis hidup ku tidak memiliki kebahagiaan. Lalu untuk apa aku hidup didunia ini, kenapa Tuhan kenapa, " Ucap bulan frustasi

Karna lelah menangis bulan pun tertidur dan tidak sadar bahwa ia tidur sudah terlalu lama.

Tok.. Tok.. Tok..

"Bulaan, keluar kamu! Siapin makan malam buat gue dan mama, gue sama mama udah laper tau gak si. " Teriak bintang

"Ck. Mana sih ni anak. Woy bulan keluar gak loh, lo budek apa gimana sih, " Lanjut nya

" Sayang kenapa teriak teriak berisik tau. Untuk papa kamu lagi gak ada dirumah, kalo dia ada kan bisa gak percaya lagi papa sama kamu, " Ucap riana

" Ini loh mah. Aku tu laper tapi si gentong satu itu gak keluar keluar dari tadi, liat ni tangan ku sampe merah gini" Adu bintang manja

" Duh kesian anak mama, kenapa kamu gak langsung masuk aja, biasanya juga langsung masuk kan?" Heran riana

" Gimana mau masuk. Orang pintu dikunci begini " Tunjuk bintang

" Lah iya kok tumben ni anak ngunci pintu, yaudah bentar kamu tunggu disini dulu. Mama panggilin mang asep biar didobrak aja ni pintu " Ucap riana kemudian pergi mencari mang asep. Supir pribadi nya

Setelah beberapa menit, riana pun datang kembali bersama mang asep sambil memegang gayung mandi

" Loh mama. Kenapa bawa bawa gayung si? " Tanya bintang heran

"Udah kamu diam aja, liat aja ntar. Mang ayo cepet dobrak ni pintu, " Perintah nya

"Siap nyah, " Jawab mang asep

Satu dobrakan gagal. Dobrakan yang kedua juga gagal hingga dobrakan yang ketiga baru berhasil

"Kerja bagus, sekarang cepetan pergi, " Usir riana ke mang asep

"Baik nyah, " Jawabnya kemudian berlalu dari sana

Terpopuler

Comments

Ali Rizar

Ali Rizar

🙃🙃

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!