chapter 17

Lima bulan sudah berlalu dan selama itu pula ririn berada di keluarga jhonson. ririn begitu menikmati harta milik keluarga jhonson! Dia benar-benar menikmati perannya sebagai riana, dan selama itu pula ia selalu meng hambur hambur kan uang milik willy. Tapi willy tak mempermasalahkan nya baginya uang bukanlah apa-apa dibandingkan kebahagiaan istrinya.

"Bi minaaa! " teriak ririn

"Iya nyonya" Jawab bi minah berlari tergopoh gopoh

" tolong kamu urusin kedua anak ini. saya mau pergi shopping" Perintah ririn

" baik nyonya" ucap bi minah

" bagus" ucap ririn kemudian berlalu pergi begitu saja

Sedangkan bi minah, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah nyonya nya itu. menurutnya sifat nonanya berubah semenjak keluar dari rumah sakit. terlalu sering memerintah dan tidak peduli dengan anaknya ketika tuan willy tidak berada di rumah tetapi jika tuan willy di rumah maka sifat ririn akan berubah menjadi lebih baik dan hangat!!

Riana yang bi minah kenal, adalah sosok perempuan yang lemah lembut. pengertian dan tidak pernah memerintah seenaknya terhadap pelayan. bahkan riana yang bi minah kenal selalu peduli dengan orang-orang sekitarnya bahkan tak segan riana juga sering turun ke dapur untuk menolong para pelayan memasak. Tapi lihatlah riana yang sekarang sungguh jauh berbeda dengan riana yang dulu. yang sekarang terlalu semena-mena terhadap pelayan. Hey dia ini adalah Ririn bukan riana maka dari itu sifat nya berbeda

" sayang minta uang dong. " ucap lana. saat ini lana dan ririn tengah berbelanja di mall

"Baiklah. Ini ambil" Ucap Ririn memberikan sebuah kartu

Setiap sebulan sekali. Lana maupun Ririn selalu bertemu, tujuannya tentu saja ingin menikmati uang bulanan yang willy berikan. Willy selalu memberikan uang bulanan pada Ririn dengan jumlah yang besar, willy sendiri tak mempermasalahkan nya. Menurut nya wajar wajar saja jika pengeluaran Ririn semakin besar tiap bulannya. Ririn pasti memerlukan biaya tambahan untuk mempercantik diri dan kebutuhan yang lainnya

"Jika seperti ini. Kita akan bisa dengan cepat menjadi kaya raya." Ucap lana

"Tentu!. Kita hanya perlu menunggu beberapa saat lagi sampai waktu itu tiba" Ucap Ririn

Lana dan juga Ririn ingin memiliki seluruh kekayaan milik willy termasuk juga perusahaan. Willy pernah berkata jika anak mereka dewasa. maka willy akan memberikan seluruh harta nya pada salah satu anak nya.

"Bagaimana keadaan perempuan itu? " Ucap Ririn

"Dia masih belum sadarkan diri!" Jawab lana santai

"Baguslah. Setidaknya tidak ada penghalang  lagi bagi kita, "Ucap Ririn

****

"Eungh"

"Ahh ssst! Dimana aku" Ucap riana yang baru sadar dari tidur panjangnya

"Auch!! Kenapa kaki dan tanganku diikat begini"

"Tolong! Siapapun tolong lepaskan aku."Teriak Riana dengan suaranya serak

"Tolong!"

Riana terus saja berteriak agar ada seseorang yang datang menyelamatkan nya.

"Tolong! Siapapun ku mohon, selamatkan aku"

"Eh lo dengar sesuatu gak sih? Kaya suara orang minta tolong gitu"Ucap ridho

"Iya gue juga denger. Kayanya suaranya dari arah gubuk sana " Jawab kiki

"Tapi kok gue agak merinding ya. Masa dihutan begini ada suara orang teriak minta tolong" Ucap ridho

"Udah lah abaikan aja. Sapa tau bukan manusia" Celetuk kiki

Ridho pun mengangguk kemudian mereka melanjutkan lagi perjalanan yang sempat terhenti. Mereka sengaja kehutan untuk mencari hewan agar mereka bisa makan. Ridho dan kiki adalah sepupu! mereka juga anak yatim piatu yang tak memiliki keluarga satupun. Untuk bertahan hidup mereka memilih tinggal di hutan dan membuat gubuk kecil untuk berlindung dari panas dan hujan.

"Tolong!"

Lagi suara teriakan kembali mereka dengar. " Dengar lagi gak sih? " Ucap kiki

"Iya. Kayanya beneran ada orang yang butuh pertolongan. " Ucap ridho

"Yaudah. Ayo kita cek" Ajak kiki! mereka pun melangkahkan kakinya menuju suara tersebut

Kriet!

"Seperti nya ada seseorang yang mendengar teriakan ku! Apa Ada orang diluar? Tolong siapapun tolong aku. " Ucap riana

"Beneran, kayanya suara nya dari kamar yang ada diujung sana. " Ucap kiki

Mereka pun menuju kamar yang dimaksud oleh kiki.

"Apa ada orang didalam" Tanya ridho memastikan

"Iyaa! Tolong selamatkan aku. " Ucap riana. Ia merasa bersyukur ada orang yang akan menyelamatkan nya

Krek! Krek!

"Pintu nya dikunci. " Ucap ridho

"Dobrak aja udah. " Jawab kiki

Ridho pun dengan sekuat tenaga mendobrak pintu tersebut, namun tenaga nya tak cukup kuat. Hingga kiki pun membantu dan terbuka lah pintu tersebut.

Braak!

"Terimakasih. Tolong lepaskan ikatan ini, bantu saya untuk keluar dari sini. " Ucap riana

Ridho dan kiki saling lirik. Mereka bingung antara ingin melepaskan atau membiarkan nya saja. Mereka takut jika mereka membantu  maka mereka akan terkena masalah.

"Kenapa kalian diam saja? Ayo cepat tolong lepaskan aku."Ucap riana

"Maaf bibi. Apakah bibi manusia" Ucap kiki yang langsung dihadiahi geplakan kecil dibelakang kepalanya

"Aww. Ngapain lo mukul kepala gue. " Ucap kiki mengusap kepala nya

"Maaf kan dia bi. Dia emang agak kurang orang nya. " Ucap ridho yang langsung melepaskan ikatan dikaki dan juga tangan riana

"Nggak papa! Makasi ya karna sudah menyelamatkan saya. "Sahut riana

"Sama sama bi. Kenapa bibi bisa berada di sini? Dan kenapa juga bibi diikat?" Tanya ridho

"Saya juga gak tau. Bangun bangun saya sudah berada disini. " Ucap riana

"Lebih baik sekarang kita keluar dari sini dulu,  Gue ngerasa kaya lagi gak aman aja ni do" Ucap kiki ke ridho

"Lo bener! Ayo bi kita harus segera keluar dari sini" Ucap ridho

Mereka pun dengan segera meninggalkan tempat tersebut. sebelum ada seseorang yang melihat mereka. Ridho dan juga kiki membawa riana jauh dari sana, mereka membatalkan niat mereka untuk mencari buruan

"Maaf bi. Kami tidak memiliki rumah yang layak untuk ditinggali." Ucap ridho

Riana terlihat memperhatikan sekeliling rumah gubuk tersebut "tak apa nak. Setidaknya ini kita bisa berlindung dari teriknya panas dan juga jika hujan turun"

"Ini bi diminum dulu" Ucap kiki memberikan segelas air

Riana pun dengan segera meminun air tersebut. Dengan dirinya yang mengalami koma hingga 5 bulan lamanya ia merasakan begitu haus.

"Apa kalian hanya tinggal berdua disini? " Tanya riana

"Benar bi. Kami hanya berdua saja! Kami tidak memiliki keluarga ataupun orang tua, kami juga sengaja tinggal di daerah seperti ini. Karna bagi kami tinggal disini lebih mudah untuk mencari makan ketimbang tinggal di kota" Jawab ridho

"Apa kalian tidak bersekolah?" Tanya riana lagi

Ridho dan kiki menggeleng "kami tidak pernah sekolah. Karna kami dari kalangan orang biasa, jadi tidak memiliki cukup uang untuk biaya sekolah" Ucap ridho

Riana terdiam. Ia merasa kasian dengan kedua anak ini tiba tiba saja ia jadi teringat dengan anaknya

"Kenapa bibi menangis. " Ucap kiki

"Saya hanya merindukan anak saya. Seingat saya sebelumnya, saya melahirkan tapi setelah nya saya gak sadar apa apa lagi. Dan bangun bangun keadaan saya sudah seperti tadi. " Ucap riana menunduk sedih

"Bibi jangan sedih lagi. Lebih baik bibi berdiam diri dulu disini sampai nanti bibi merasa sudah baikan" Ucap kiki

"Benar apa yang dikatakan dengan kiki bi. Lebih baik bibi istirahat dulu sampai tenaga bibi kembali pulih. Jika sudah cukup membaik kami berjanji akan membawa bibi keluar dari sini dan mengantar bibi kembali kekota. Karna yang ridho lihat bibi berasal dari kota." Ucap ridho

"Benar kah. Kalian akan membawa saya keluar dari sini."Ucap riana berharap

"Iya bi. Lebih baik bibi istirahat dulu disini. Kami ingin keluar untuk mencari makanan" Jawab ridho

"Baik lah hati hati" Ucap riana

****

"Kenapa pintunya terbuka? Bukan kah terakhir udah ku kunci" Ucap lana merasa heran.

Ia pun dengan cepat masuk dan memeriksa keadaan didalam. Betapa terkejut nya ia saat melihat kamar dimana ia mengurung riana terbuka,

"Ah sial! Bagaimana mungkin dia bisa kabur" Umpat lana

Lana dengan segera menghubungi Ririn.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

"Ya halo mas. Ada apa? Bukankah sudah aku katakan jangan telpon aku jika aku sedang dirumah."bisik Ririn dari sebrang telpon

"Gawat rin gawat" Ucap lana

"Apanya yang gawat mas. Bicara yang bener."ucap Ririn

" Riana rin. Dia gak ada! Dia kabur" Ucap lana

"Apaaa! Kok bisa kabur, lalu sekarang gimana dong."ucap Ririn panik

" Kita harus segera temukan riana. Kalo gak, bisa gagal rencana yang sudah kita susun dari jauh jauh hari" Ucap lana

"Yaudah. Coba kamu cari di sekitar sana dulu, gak mungkin juga dia bakal keluar dari sana secepat itu." Ucap ririn

"Baiklah" Jawab lana langsung mematikan telpon nya..

"Kok bisa hilang si, semoga aja mas lana bisa nemuin si riana. Kalo gak. bisa gawat! " Gumam Ririn

Tok! Tok! Tok!

"Sayang, kenapa lama sekali" Panggil willy

"Iya mas, Sebentar!" Teriak Ririn dari kamar mandi

"Huft! Tarik nafas keluarkan. Tenang Ririn.. percaya! mas lana pasti bisa nemuin riana" Ucap Ririn berusaha agar terlihat lebih tenang

Ceklek!

"Kenapa lama sekali. Apa terjadi sesuatu didalam" Tanya willy

"Bukan apa apa mas. Tadi aku hanya sakit perut" Jawab Ririn berbohong

"Yasudah mari kita tidur" Ucap willy

"Baiklah" Jawab ririn

Sementara lana saat ini tengah sibuk mencari kesana kemari keberadaan riana. Kemana ia harus mencari ditengah gelap gulita seperti ini

Sedangkan yang dicari justru tengah makan dengan tenang, dan diselingi dengan canda dan gurauan mereka

"Banyak sekali hasil buruan kalian ini, kalian benar benar hebat " Puji riana

"Kami sudah terbiasa dari kecil bi" Jawab ridho

"Yasudah. Ayo segera kita masak daging daging ini" Ajak riana

Mereka pun memasak bersama. Dan berbagi tugas, ridho bagian untuk membersih seluruh daging. Sedang kan kiki membuat api dan riana bertugas memasak.

"Sudah selesai" Ucap riana

"Sudah bi. Ayo segera kita masak!" Jawab ridho.

Riana mengangguk, dan saat mereka hendak kedapur riana dikejutkan dengan wajah kiki yang sudah di penuhi oleh arang

"Astaga! . Kenapa dengan wajah mu" Ucap riana menahan tawa

"Itu sudah menjadi kebiasaan nya bi. Setiap kali kiki menyalakan api dari kayu seperti ini maka akan berubah menjadi hitam" Ucap ridho tertawa

"Itu semua agar apinya jadi" Jawab kiki

"Bukan begitu caranya.. Kau bisa menghidupkan api ini jika meniup nya menggunakan bambu." Jawab riana

"Bambu? " Beo kiki dan ridho

"Iya. Nah itu bawa sini. " Ucap riana menunjuk satu bambu yang panjang

Kiki pun dengan segera mengambil nya "Untuk apa bi?"

"Kau lihat saja nanti." Jawab riana

ia pun dengan segera memotong bambu tersebut agar menjadi lebih pendek. Kemudian mengikis bagian yang tajam agar jika dipegang tidak melukai siapa saja yang menyentuh nya.

"Nah jadi. Ini cara menggunakan nya begini. Setelah kayu nya diberi api lalu tiup menggunakan bambu ini! Jangan terlalu deket biar asapnya gak masuk ke mulut dan mengakibatkan kita jadi batuk." Ucap riana memberi contoh

"Oh baiklah. Kalo gitu kiki bakal coba lain waktu" Jawabnya  sambil manggut manggut

Mereka pun kembali memasak. Setelah beberapa menit berkutat, makanan yang dimasak pun telah matang dan siap untuk dinikmati

"Wah bwibi. Masakan mu enak" Ucap kiki dengan mulut yang penuh

"Telan dulu. Baru berbicara" Ucap riana geleng geleng

"Hehe maaf bi. Masakan bibi enak banget, kita gak pernah lagi makan makanan dengan rasa yang enak seperti ini" Ucap kiki sedih

"Bener bi. Masakan bibi sama persis dengan masakan ibunya kiki."Jawab ridho

"Kalian bisa menganggap ku sebagai ibu kalian. Aku juga akan memasakkan kalian setiap hari seperti ini. Tapi kalian harus rajin mencari bahan yang ingin dimasak. " Ucap riana

"Benarkah! kami boleh memanggil mu ibu? " Tanya kiki dengan mata yang sudah berkaca kaca

"Iyaa, " Jawab riana mengangguk

Ridho dan kiki pun langsung tersenyum "baiklah ibu. Mulai sekarang kami akan menganggap mu adalah ibu kami." Jawab ridho kiki dengan Cepat mengangguk

"Baiklah. Aku juga senang jika kalian menganggap ku sebagai orang tua kalian, jangan bersedih lagi ayo lanjut makan nya." Ucap riana

"Kasian sekali kalian berdua. Aku berjanji kalo nanti aku balik ke kota, aku akan merawat dan menyekolahkan kalian agar kalian bisa menjadi orang yang berguna. Jika bukan karena kalian ntah seperti apa aku nantinya. Aku sangat bersyukur karna kalian berdua telah menyelamatkan ku. Dan aku akan mencari tau siapa yang telah membuatku seperti ini" Batin riana

"Duh mas lana ketemu gak ya dengan riana! Kalo gak ketemu juga, bisa mampus. semua rencana ku akan gagal."Batin Ririn tak tenang ia tidak bisa tidur, sedari tadi terus saja gelisah. Memikirkan tentang riana yang kabur

"Sayang! Kenapa dari tadi kamu keliatan seperti sedang gelisah? " Tanya willy. pasalnya ia juga tidak bisa tidur dikarenakan Ririn yang terus menerus bergerak

"Aku juga gak tau mas, mataku tidak bisa terpejam." Jawab Ririn

"Pergilah cuci wajahmu. Sapa tau dengan kau mencuci wajah kantuk mu akan datang" Ucap willy

Ririn mengangguk. Kemudian ia pun menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya

Ting

(Ririn)

"Gimana? Apa sudah ketemu" Tanya Ririn mengirim pesan

(Mas lana)

"Belum. Mas udah nyari kemana mana tapi tetap gak ketemu"

(Ririn)

"Masa si dia secepat itu hilangnya. Seharusnya kan dia gak bakal bisa kabur jauh. Kan dia baru sadar dari komanya"

(Mas lana)

"Mas juga gak tau. Mas lanjutin besok aja nyarinya lagian ini udah malam banget"

(Ririn)

"Yasudah kalo gitu mas. Aku juga besok akan nyuruh beberapa orang untuk bantu kamu nyari riana. "

"Baiklah. Pikirkan saja lagi besok, lebih baik aku segera tidur sebelum mas willy curiga" Gumam Ririn pelan yang langsung menuju tempat tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!