chapter 15

Drrrt.. Drrrt.. Drrrt..

"Bunyi apa itu, " Ucap bulan yang baru bangun

Bulan meraba meraba kesetiap sudut untuk mencari benda yang mengusiknya tidurnya.

"Devano? Duh ini cara angkatnya gimana" Ucap bulan memegang ponsel miliknya

Drrrt.. Drrrt.. Drrrt..

"Tu kan bunyi lagi. Minta tolong retha aja deh buat angkat ini" Gumam bulan memandang retha yang masih terlelap

" Bangunin gak ya!? Tapi kalo dibangunin takut ganggu, inikan masih pukul 4 pagi! Ah bangunin aja deh, " Ucap bulan

"Retha. Tha bangun! Tolongin aku, ini cara angkatnua gimana aku gak ngerti, " Ucap bulan menggoyangkan tubuh retha agar bangun

"Hmm, kenapa si lan! Gue masih ngantuk" Gumam retha dengan suara seraknya

"Ini cara angkatnya gimana. Aku gak ngerti! " Jawab bulan

Retha pun membuka matanya, dan melirik bulan " Mana? Apa yang lo gak bisa " Ucap retha dengan mata yang setengah terbuka.

"Ini! " Ucao bulan menyodorkan ponsel nya

"Kalo ada yang nelpon. Lo tekan tombol hijau yang ini" Ucap retha memberi tau kemudian melanjutkan tidurnya

" Oh itu makasi ya" Ucap bulan

"Hmm! " Dehem retha

Saat bulan hendak mengangkat panggilan, sambungan pun terputus dengan sendirinya " Ya mati lagi" Ucap bulan

"Kok gak diangkat si. " Ucap devano sedikit kesal dirinya berulang ulang menelpon bulan tapi tak ada jawaban

"Sekali lagi aja coba" Ucap devano kemudian menelpon bulan kembali

Ponsel bulan pun kembali berbunyi dan dengan segera ia menjawab nya " Halo van. " Ucap bulan

"Lama banget si lo ngangkat, " Ucap devano

"Maaf! Tadi aku gak paham caranya gimana jadi ya aku minta bantuan sama retha! Ada apa? Kenapa kamu nelpon pagi pagi sekali" Ucap bulan

"Keluar cepetan. Gue tunggu" Ucap devano mematikan sambungan telpon nya

Bulan merasa heran untuk apa dirinya disuruh keluar dengan keadaan yang masih gelap gulita seperti ini! Karna penasaran pun bulan mengintip melalui jendela. Benar saja devano sudah berada di halaman rumah nya. Dengan pakaian olahraga yang melekat pada dirinya

Bulan pun dengan segera keluar " Mau kemana van? Kenapa datang kesini pagi pagi sekali" Ucap bulan

"Olahraga. Buruan siap siap" Ucap devano

"Ha? " Ucap bulan cengo

"Ha he ho. Cepet keburu siang ntar" Ucap devano

"Tapi kan van, gak musti pagi pagi sekali" Jawab bulan

"Justru ini yang bagus. Buruan gue tunggu 3menit" Devano

"I-iya, " Jawab bulan langsung masuk kedalam untuk mengganti pakaian. Setelah selesai ia pun keluar menemui devani yang sudah menunggu. Tak lupa bulan juga sempat menitip kertas kecil agar jika retha bangun! Ia tak merasa kehilangan

"Yuk" Ajak bulan. Devano pun mengendarai mobil nya menuju sebuah tempat. Dimana mereka akan berolahraga

"Kita olahraga dimana van" Ucap bulan

"Taman sekitar sini aja. " Sahut devano

Bulan hanya ber-oh ria saja. Kali ini ia tak akan bermalas-malasan untuk diet, karna bulan benar benar bertekad ingin mencari tau, sebab kenapa mamanya begitu membenci dirinya!

15 menit perjalanan yang mereka tempuh. Kini mereka sudah berada di sebuah taman dimana orang orang sering berolahraga. Kali ini masih sepi dikarenakan hari yang masih cukup gelap.

"Kita olahraga disini? " Tanya bulan memandangi kesekitar yang begitu sepi

"Iyaa. Ntar kalo udah agak siang juga rame" Jawab devano seakan paham dengan pikiran bulan

Bulan hanya manggut manggut dan memilih untuk diam. " Pemanasan dulu. Gue tau lo gak pernah olahraga " Ucao Devano

"Hehe iya. " Ucap bulan nyengir mereka pun melakukan peregangan otot agar tidak terlalu kaku. Saat di rasa sudah cukup mereka pun berlari kecil.

"Lebih kenceng lagi larinya" Ucap devano saat melihat bulan tertinggal jauh dibelakang nya

Hosh hosh hosh

"Iya, ini juga udah paling kenceng" Jawab bulan

Devano pun kembali melanjutkan larinya. Terus berkeliling ntah sudah putaran yang ke berapa. Begitu pun dengan dengan bulan. Walaupun bulan ketinggalan jauh tapi semangat nya lah yang membangkitkan ia agar terus berusaha dan mencari tau semua kejanggalan ini.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sinar mentari telah datang dan berganti untuk menggantikan tugasnya rembulan. Kicauannya burung ikut meramaikan pagi minggu yang cerah ini. Keadaan taman sedikit demi sedikit sudah ramai. Taman dipenuhi oleh pasangan ada yang dari kalangan anak anak, remaja bahkan keluarga pun dan anak anak kecil pun turut meramaikan taman tersebut.

Bulan merasa kagum dengan pemandangan taman ini. Untuk pertama kalinya ia bisa merasakan udara segar lingkungan luar tanpa merasakan beban sedikitpun. Sedari dulu ia tak pernah merasakan hal yang seperti ini! Itu semua sebab sang mama yang tak pernah memberi izin dirinya untuk keluar rumah. Sedari dulu kehidupan bulan hanya pulang pergi sekolah, dan berdiam diri dirumah. Jika waktu senggang ia akan bermain sendiri ditaman,

Devano yang melihat bulan terus menurus memandangi keluarga kecil yang tengah tertawa tersebut juga ikut memandangi.

"Lo kenapa? " Tanya devano

"Gak papa! Enak ya kayanya hidup dengan keluarga yang saling menyayangi satu sama lain, Tanpa harus membanding bandingkan, " Ucap bulan tanpa melihat devano..

Devano terdiam. Ia tak tau pasti bagaimana rasanya menjadi bulan. Sebab ia selalu merasakan yang namanya kasih sayang, begitupun dengan Daren yang status nya hanyalah sebagai anak angkat. Bagi kedua orang tua devano! berlaku adil adalah satu cara agar tidak timbul yang namanya iri hati dan juga dengki, yang mengakibatkan akan pertengkaran.

"Nih minum " Ucao devano menawarkan sebotol air saat ini mereka sedang duduk Direrumputan hijau guna mengistirahatkan diri dari olahraga mereka

"Makasih." Ucap bulan yang langsung meminum air tersebut

"Jangan terlalu lo pikirin. Terkadang apa yang kita lihat dari luar, belum tentu sama dengan yang tidak kita lihat," Ucap devano

"Kamu benar van. Mungkin bukan aku aja yang ngerasain hal ini, diluar sana aku juga yakin banyak yang ngalamin yang lebih dari aku" Ucap bulan

Devano tak menjawabnya lagi. Kini mereka diam dengan pikiran masing-masing sambil melihat orang orang yang berlalu lalang

"Aku ngerasa mama kaya bukan mama aku. Karna perlakuan mama ke aku dan bintang itu sangat jauh berbeda. " Batin bulan

"Gue gak tau pasti apa yang lo rasain saat ini. Tapi gue janji suatu saat nanti gue bakal bikin lo bahagia.  Gue juga akan bantu untuk nyelidikin nyokap lo" Batin devano

Disaat mereka tengah sibuk dengan pikiran nya. Tiba tiba devano melihat mama bulan yang tengah asik bercanda ria bersama pria lain.

"Cepet sembunyi. " Ucap devano berlari dan menarik lengan bulan

"Duh van. Kenapa si" Ucap bulan heran

"Jangan berisik. Liat didepan itu nyokap lo bukan" Ucap devano berbisik

Bulan pun menajamkan matanya kemudian membelalakan mata menatap tak percaya pada mamanya " Itu benar mama! Tapi siapa pria itu" Ucap bulan pasalnya pria tersebut dengan posisi membelakangi, berbeda dengan riana yang duduk menghadap samping.

Devano dengan segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo! Tolong lo ikuti gerakan orang ini. Kemana pun jangan sampai lolos, gue kirim alamatnya sekarang, laporkan apapun yang mereka lakukan dan bicarakan paham" Ucap devano lewat telpon

("Paham bos") jawab orang dari sebrang sana. Kemudian dengan segera melacak alamat yang telah dikirim oleh devano beberapa saat lalu

Bulan hanya diam membiarkan apapun yang dilakukan oleh devano. Karna bulan yakin devano akan membantunya

"Lebih baik kita pergi dari sini" Ucap devano pada bulan

"Iyaa." Jawab bulan patuh, mereka pun dengan segera pergi dari sana

****

"Sampai kapan kita harus bersembunyi begini. " Ucap lana

"Sabar lah dulu mas. Aku masih memanfaatkan dibintang untuk merebut seluruh harta kekayaan milik willy" Ucap  riana

"Dari dulu kamu selalu bilang sabar sabar dan sabar, tapi apa? Sudah berapa tahun ini." Ucap lana

"Akan ada waktu yang tepat. Aku juga capek kaya gini terus. Aku baru aja menyingkirkan anaknya yang gendut itu. Halangan ku telah berkurang satu, tinggal bintang lah yang bisa aku manfaatkan. Kamu kira enak apa setiap hari harus berpura pura menjadi riana " Ucapnya

Sebenarnya riana atau yang berperan sebagai orang tua bintang dan bulan bukan lah mama kandung nya. Melainkan hanya adik dari riana asli atau ibu kandung dari bulan dan bintang. Ririn sengaja menggantikan posisi riana sang kakak. dengan tujuan ingin merebut seluruh harta kekayaan milik willy! Ririn merasa iri dengan kehidupan sang kakak yang selalu lebih unggul ketimbang dirinya. Dimana riana menikah dengan pria mapan dan kaya raya sedangkan Ririn menikah dengan lana yang notabene nya hanyalah sebagai orang bawahan dikantor willy. Karna merasa tidak sanggup lagi akhirnya Ririn pun memiliki rencana jahat. Untung nya ririn mengalami mand*l dan tidak memiliki keturunan yang mempermudah aksi liciknya

Flashback on

"Mas perut ku sakit. Sepertinya aku akan segera melahirkan" Ucap riana membangun kan willy

Willy yang tidurnya terusik pun dengan segera membuka matanya, kemudian melirik jam yang menunjukkan pukul 3 dini hari. 

"Aakhh!! Mas sakit" Teriak riana 

Willy panik. Akibat teriakan sang istri dengan mata yang masih sedikit mengantuk. ia pun bergegas menggendong riana dan dengan langkah lebarnya ia dengan cepat telah sampai kemobil. Dengan penuh hati hati willy mendudukkan istrinya. 

"Sabar ya sayang, kita akan kerumah sakit sekarang" Ucap willy

"Mas cepetan. Aku udah gak tahan lagi" Ucap riana

Willy pun melaju dengan cepat. Tak lupa sebelum itu ia telah menyuruh bi minah dan para pelayan yang lain agar mempersiapkan semua kebutuhan riana ketika bersalin

"Sabar ya sayang! Sebentar lagi kita akan sampai" Ucap willy mengelus puncak kepala sang istri

"Mang asep. Tolong dicepatin lagi bawa mobilnya" Ucap willy pada supir pribadi nya itu

"Baik Pak. Ini juga udah yang paling kenceng" Jawab mang asep juga ikutan gugup. Pasalnya nyonya nya akan melahirkan. Jika terlambat saja maka akibatnya akan fatal

"Mas! Aku gak tahan lagi. Seperti nya air ketuban ku pecah" Ucap riana saat merasakan bajunya basah

Willy semakin panik dibuatnya "sabar ya sayang. Tahan sebentar lagi" Ucap willy menggenggam erat tangan riana

Perjalanan yang seharusnya mereka tempuh 30 menit sekarang hanya perlu 20 menit saja. Dengan sigap mang asep memanggil para dokter dan suster agar, agar membawakan brangkat.  Willy masih setia memegangi tangan sang istri sambil terus menerus memberi semangat

"Maaf Pak. Bapak dilarang masuk ada baiknya bapak menunggu disini saja" Ucap suster tersebut

"Tapi Sus istri saya akan melahirkan. Bagaimana mungkin saya harus menunggu diluar" Ucap willy

"Tapi ini darurat pak. Keadaan pasien sudah tidak sadarkan diri akibat pendarahan dan juga ketuban yang pecah. " Ucap suster tersebut langsung menutup pintu

Willy hanya bisa memandangi dari arah luar. Tak berselang lama kedua orang tua willy pun tiba

"Teruslah berdoa nak. Agar istri dan juga anak mu selamat" Ucap dewi mama willy

"Percayakan semua pada Tuhan. Papa yakin istri dan anak mu akan selamat" Ucap Ali papa willy

"Iya pah mah. Aku akan terus berdoa " Ucap willy

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat kak, salam dari Somebody Does Love ❤️

2023-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!