Tak terasa kini waktu berlalu begitu cepat, pagi ini cuaca begitu terang benderang.
Bulan telah siap dengan pakaian sekolah nya, seperti biasa bergaya sesuai yang ia bisa. Yaitu rambut kucir kuda tak lupa dengan kacamata bulat nya
Saat ia hendak membuka pintu, ia dikejutkan oleh seseorang yang sudah tiba sedari tadi
"Lo kamu udah lama nunggu? " Tanya bulan
"Belum baru saja sampai" Ucap devano
"Oh kirain. Yaudah yuk berangkat keburu telat ntar"
Devano mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun berangkat sekolah bareng. Jarak antara sekolah dan kontrakan bulan lumayan jauh, tapi devano rela jika harus bolak balik demi mengantarkan bulan sekolah dengan selamat.
Devano belum menyadari, perasaan apakah yang hinggap pada dirinya. Entah itu cinta atau sekedar obsesi semata. Menurut devano hal itu tidak lah terlalu penting. Yang jelas yang ia rasakan saat ini adalah selalu merasa bahagia jika ia berdekatan dengan bulan.
Brum.. Brum.. Brum.
Mobil hitam memasuki kawasan sekolah. Dan memarkirkan nya tepat di vvip khusus mobil. Seluruh murid menyaksikan itu semua. Mereka sudah tau siapa yang datang. Bagi mereka percuma orang kaya jika rupa tidak tampan, begitulah kira kira. Oleh sebab itu tidak ada yang begitu menyukai devano
Bulan dan devano berjalan santai menuju kelas. Tak mempersulikan pandangan sinis para murid-murid
"Kaya dari Harta orang tua angkat aja bangga"
"Iya, padahalkan cuma anak angkat"
"Itu tu liat, sigendut bulan. Dia juga berangkat bareng"
"Alah, palingan juga cuma karna hartanya aja"
"Lagian cocok si, yang satu culun dan yang satunya gendut plus culun juga hahaha, "
Begitulah bisik bisik yang terdengar. Jatuh nya bukan seperti bisik bisik. Melainkan mereka membicarakan nya secara terang terangan
Bagi bulan dan devano itu adalah hal biasa, biarkan orang berpendapat sesuka hati mereka. Walau keadaan aslinya bukan lah seperti yang mereka kira.
" Ni, sarapan dulu. Gue tau lo belum sarapan. " Ucap devano menyodorkan kotak bekal
"Jangan. Aku udah sarapan kok" Bohong bulan
" Udah gak papa, lo gak perlu bohongin diri lo sendiri. Makan sebelum dingin, itu gue yang buat. Niatnya tadi mau sarapan dirumah, tapi karna mepet jadi gue bawa."
" Berarti kamu juga belum sarapan? Kalo gitu kita satu berdua aja gimana. "
"Lo aja. Tadi dimobil gue udah sarapan roti"
Bulan mengangguk "makasi." Ucapnya kemudian ia pun mulai memakan bekal tersebut
Ternyata tak sesuai expektasi nya. Dari tampilan bisa dibilang oke, tapi kalo soal rasa sungguh begitu acak kadul
"Gimana? Enak. " Ucap devano
"Hmm, iya enak. Kamu pintar masak juga ternyata" Ucap bulan tak enak hati kalo makanan yang ia makan tidak lah selezat yang ia pikirkan
Melihat raut wajah bulan yang begitu ragu pun. Devano kembali bertanya "benaran enak? "
"Iya enak banget" Jawab bulan berusaha menelan makanan tersebut
Devano yang merasa kurang yakin pun, dengan segera merebut kotak bekal tersebut, dan mencoba nya. Betapa terkejutnya ia saat masakan yang ia buat sepenuh hati sangatlah tidak enak.
"Eh mau ngapain" Ucap bulan kaget
Devano pun mulai menyuapkan satu sendok nasi kemulutnya, " Wleee gak enak. Lo kenapa bohong "
"Hehe. Kalo jujur ntar kamu marah"
"Udah gak usah dimakan. Ntar yang ada lo malah sakit perut. "
Bagaimana tidak? Devano yang tidak pernah terjun kedapur malah ingin memberikan bulan bekal, nasi goreng yang dimana nasi tersebut begitu manis dan juga asin ditambah dengan telur yang separo gosong
Tak lama bell masuk pun berbunyi.. Seluruh murid ngocar ngacir memasuki kelas nya. Pelajaran dimulai dan mereka semua pun belajar dengan tenang. Tak terasa kini waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. Dimana seluruh murid berbondong-bondong menuju parkiran untuk segera pulang.
Begitupun dengan devano maupun bulan.
"Lo balik bareng gue ya"
" Gak usah, aku bisa naik bus kok. Kesian kamunya harus bolak balik anterin aku. Karna kontrakan ku gak searah. "
"Udah gak masalah. Pagi tadi lo bareng gue, jadi pulang juga harus bareng gue"
Sekali lagi bulan hanya bisa pasrah. Dan menurut setiap omongan devano.
Bulan sendiri merasa heran. Entah mengapa ia merasa tidak bisa menolak setiap ucapan devano
"Sebelum balik. Kita ke caffe dekat sini aja. "
"Mau ngapain? "
"Gue laper. Emang lo gak laper?
"Laper si tapi yaudah boleh deh"
Devano dan bulan pun singgah ke sebuah caffe yang begitu mewah,
" Caffe di sini mahal tau. Mending kita makan dipinggir jalan aja, rasanya gak jauh beda kok"
"Udah lo gak perlu. Mikirin soal harga"
" Tapi kan! "
"Sut udah, masuk gak ada tapi tapian. " Ucap devano memotong kalimat bulan
Diainilah mereka. Diruangan vvip yang dimana hanya ada bulan dan juga devano yang mengisi ruangan tersebut.
" Devano. Kok cuma kita berdua aja disini? "
" Oh, tempat ini udah gue pesan khusus buat kita berdua "
"Apaa! Pasti mahal ya. Ntar kalo aku gajian aku ganti ya uang nya, "
" Lo gak perlu ganti uang nya."
"Santai aja. "
"Permisi mau pesan apa? " Ucap seorang pelayan pria
" Pesan semua makanan yang, paling terlaris" Ucap devano
"Baik kak. Untuk minuman?
" Orange justice dan lemon tea"
"Baik. Silahkan ditunggu ya kak"
" Devano. Kenapa pesan nya banyak banget, kita cuman berdua. Kalo gak habis gimana" Ucap bulan
"Gak usah dipikirin, "
"Tapi kan muba. Kalimat bulan terhenti saat pesanan yang mereka pesan sudah tiba"
"Permisi. Silahkan dinikmati" Ucap pelayanan tersebut kemudian berlalu dari sana
"Udah makan, jangan banyak omong."
Bulan pun akhirnya makan dengan lahap, tanpa ada rasa jaim sedikitpun. Biasa setiap wanita jika makan selalu merasa jaim dan begitu menjaga image nya, didepan pria. Namun berbeda dengan bulan. Ia tak perduli apa kata orang orang yang penting perutnya kenyang dan terisi penuh
Devano yang melihat bulan makan dengan begitu lahap ikut tersenyum. Baginya kebahagiaan bulan adalah hal yang utama.
"Can kamu kok gak makan" Ucap bulan
"Gue gak laper. "
"Kenapa? Kamu jijik ya liat cara aku makan? "
"Gak. Kata siapa? Justru gue seneng liat lo makan sebanyak ini. "
Bulan hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan devano.
Setelah beberapa menit mereka pun telah makan. Tak lupa kebiasan bulan yang setiap kali makan akan selalu bersendawa.
"Ups maaf. Aku kelepasan, "
"Iya gak papa. Gue seneng liat cewe kaya lo. Gak perlu menjadi orang lain untuk terlihat baik di hadapan orang orang.
" Menurut ku itu tak perlu, bagi ku lebih menyenangkan menjadi diri sendiri ketimbang harus menjadi orang lain"
" Bener! Yuk balik" Ajak devano
Bulan mengangguk. Setelah selesai membayar semua devano dan bulan pun bergegas untuk pulang. Sebelum pulang devano membawa bulan jalan jalan ke taman terlebih dahulu,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments