"Apa ini!" Rico begitu terkejut saat jari tangannya tidak sengaja menyentuh salah satu tombol yang ada pada jam yang melingkar di tangannya. Ada semacam layar hologram, tiba tiba muncul dari di dalam jam tangan itu. Layar berbentuk persegi panjang dengan lebar layar sekitar enam inci terpampang di depan mata Rico.
"Selamat, anda adalah pria beruntung yang terpilih oleh sistem kami yang penuh keajaiban. Sebuah sistem yang akan mewujdkan mimpi anda. Jika anda bersedia menerima sistem ini, usap tombol hijau yang ada pada sisi kanan jam tangan anda." Kening Rico seketika berkerut. Namun karena penasaran, jari telunjuknya mengusap sesuai petunjuk yang tertera pada layar sistem tersebut.
"Terima kasih, anda bersedia menerima sistem yang penuh dengan keajaiban. Banyak beragam keuntungan yang anda dapatkan jika anda berhasil menjalankan misi dari sistem kami. Jika anda bersedia menjalankan misi dari sistem kami, silahkan usap layar hijau," Rico kembali mengikuti perintah tersebut dengan hati yang penuh dengan tanda tanya.
"Terima kasih. Sistem yang anda terima adalah sistem aroma tubuh. Anda telah dibekali satu botol penguat aroma tubuh sebanyak seratus mili liter. Semprotkan satu kali kebagian tubuh anda. Jika ada yang tertarik untuk menghirup aroma tubuh anda dan sangat menikmatinya, Informasi selanjutnya, usap layar hijau," Lagi lagi Rico menurutinya.
"Terima kasih karena anda masih bersedia melanjutkan. Jika anda berhasil menjalankan misi sebanyak satu kali, anda akan mendapatkan uang sebesar seratus miliar rupiah dan hadiah misterius yang akan membantu mempermudah kehidupan anda. Misi dari sistem yang anda jalankan adalah, dapatkan sebanyak mungkin wanita penyuka aroma tubuh anda. Semakin banyak peminatnya, maka semakin banyak juga hadiah yang akan anda dapatkan. Jika anda setuju, usap layar hijau."
Rico terdiam dengan mata menatap layar ponsel. Dia tidak segera melanjutkan petunjuk yang dia baca. Ada rasa ragu yang langsung menyergap dalam benaknya. Tapi Rico tidak memungkiri kalau dirinya juga penasaran. Apa lagi Rico sadar betul kalau dia tidak pernah memiliki jam tangan seperti itu dan juga botol parfum yang katanya ada di dalam ranselnya. Setelah berpikir cukup lama dan rasa penasaran lebih mendominasi, jari Rico akhirnya mengusap layar warna hijau kembali.
"Terima kasih dan selamat, anda sudah bisa menjalankan misi dari kami. Semprotkan parfum yang sudah kami sediakan pada bagian tubuh anda, dan carilah wanita yang mau menikmati aromanya. Usap layar hijau sebagai tanda kalau anda siap menjalankan misi ini," Rico langsung mengusapnya. Setelah itu dia meraih ransel yang ada dipangkuannya dan merogoh isinya,
"Kok nggak bau wangi?" gumam Rico saat mencium ujung botol parfum tersebut. Rico menyemprot sekali sesuai yang diperintahkan dan memang tidak tercium bau harum sama sekali, tidak seperti bau parfum pada umumnya.
Begitu layar kembali masuk ke dalam jam tangan, di tempat itu pula ada dua orang yang masuk ke ruangan dimana Rico berada. Dua orang itu tersenyum saat menghampiri Rico.
"Ternyata benar, dia putra presiden," ucap si wanita sambil menatap lekat wajah Rico. "Sementara kamu disini saja ya? Ayahmu dan para pasukan elit, sedang berjuang untuk memberantas para pemberontak yang membuat negara kacau."
"Tapi Matilda, Rico tidak bisa ngapa ngapain, apa itu tidak menyusahkan buat kita nantinya," si pria melayangkan protes, tapi langsung mendapatkan tatapan tajam dari wanita yang dipanggil Matilda. Pria itu pun langsung terdiam, membuat benak Rico kembali bertanya, sebenarnya di negara mana dia berada dan kenapa anak presiden namanya Rico juga? Semua yang terjadi saat ini cukup membuat semakin besar rasa penasaran dalam benak Rico
Dua orang itu lantas pergi tanpa pamit. lebih tepatnya, si wanita menarik paksa tangan si pria itu untuk keluar. Tak lama setelah itu, seorang wanita muda yang mungkin usianya seumuran dengan Rico, masuk dan mendekati Rico dengan menenteng buah buahan. Wanita itu menebar senyum yang sangat manis.
"Kamu belum makan, bukan?" tanya wanita itu yang memang membawa nampan berisi makanan. "Mau aku suapi atau makan sendiri?" tanyanya. Tapi belum saja Rico memberi respon, wanita itu langsung memberi jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. "Suapi aku aja ya? Biar kamu ada teman ngobrol."
Rico menunjukkan senyum tipisnya. Dengan antusias, wanita itu mulai menyuapi sesendok demi sesendok makanan ke dalam mulut Rico. Namun beberapa saat kemudian, Wajah wanita itu bergerak aneh, seperti sedang mengendus sesuatu. "Kok kamu bau keringat? Kamu belum mandi?"
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjuuutt Thor 😛😀💪👍🙏
2023-10-28
1
Hades Riyadi
Hadeehh...parfumnya katanya gak ada baunya, ternyata setelah disemprotkan kok malah jadi bau ketek...bikin maluuu ajaahh...😛😆💪👍👍👍
2023-10-28
2
alluca
Maaf, ya, thor, aku jadi mikir yang aneh-aneh 🤭
2023-09-13
2