Hari pun kini berganti lagi dan pagi telah menghampiri. Di sana, di salah satu kamar yang di sebuah rumah, seorang pemuda nampak sedang tersenyum di depan cermin. Matanya menatap pantulan tubuhnya yang terpampang di hadapan cermin itu. Tatapan mata yang dimiliki pemuda itu fokus pada arah kedua kakinya.
Dialah Rico, pemuda itu terlihat sangat bahagia, karena kakinya sembuh secara ajaib. Semalam, tak lama setelah mengikuti interupsi sebuah sistem yang muncul dari layar hologram pada jam tangan yang dia gunakan, Rico langsung mendapat keajaiban di pagi harinya setelah bangun tidur.
Awalnya Rico berpikir kalau hadiah misterius yang dia dapat bukan berhubungan dengan kaki karena sampai ditunggu beberapa waktu, hadiah misterius itu tidak kunjung datang. Rico sampai frustasi dibuatnya hingga rasa ngantuk pun menghampiri mata pemuda itu.
Begitu bangun tidur, Rico merasa ada yang aneh dengan dirinya sendiri, terutama pada bagian kaki. Rico merasa kakinya memberi respon saat pemuda itu hendak memiringkan tubuhnya. Rico perlahan menggerakkan kakinya ke atas, dan betapa takjubnya pemuda itu saat dia berhasil mengangkat salah satu kakinya.
Untuk saat ini tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Rico selain sembuh dari kelumpuhannya itu. Meskipun Rico sendiri bingung dengan hal itu semua, tapi tetap rasa syukur lebih besar melingkupi hati anak muda itu.
"Sekarang, tinggal membuat akun Bank, lalu melakukan misi berikutnya," gumam Rico dalam hati sambil bercermin. Di saat bersamaan, Rico mendengar pintu kamar yang diketuk. Pemuda itu langsung saja duduk di kursi roda. "Masuk, tidak dikunci!"
Ternyata yang datang adalah kepala kampung dengan tangan menenteng pakaian dan juga nampan berisi makanan. "Aku cuma mau menganterkan ini," Kepala kampung menunjukan barang bawaannya. "Ini pakaian untuk kamu gunakan, dan ini sarapannya."
"Astaga! aku jadi merepotkan banget ya, Tuan?" ucap Rico merasa tidak enak hati.
"Tidak apa apa, aku senang melakukannya," ucap kepala kampung. "Bagaimana semalam? Puas?" kepala kampung itu meletakan nampan berisi sarapan di atas meja yanag ada di sana, lalu dia duduk di tepi ranjang.
Rico nampak tersenyum. Sebenarnya ada yang lebih memuaskan dari permainannya semalam bersama sang wanita. Namun entah kenapa, Rico enggan mengatakan kalau kakinya sudah sehat dan normal kembali. Terbesit dalam hati Rico untuk tetap merahasiakan kesembuhan kakinya dari orang orang untuk sementara waktu.
"Oh iya, Tuan, saya ingin memiliki akun bank tapi bukan atas nama aku, apa kamu bisa membuatkannya?" ucap Rico. Bukannya menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut kepala kampung, Rico malah mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya.
"Akun bank, untuk apa?" tanya kepala kampung yang tidak bisa menyembunyikan rasa heran dari wajahnya.
"Tentu saja untuk sesuatu yang berhubungan dengan uang, tuan," jawab Rico dengan diiringi senyum terkembang. "Kalau aku memakai namaku sendiri, nanti takutnya ada pihak pihak yang memburuku datang kemari. Aku hanya ingin semua menganggap aku mati sampai ingatanku benar benar kembali dan mendamaikan negara ini seperti semula, Tuan."
Kepala kampung terperangah. Dia begitu takjub dengan pemikiran Rico. pria itu bahkan sampai memuji kalau otak Rico memang cerdas. kepala kampung sontak menyanggupi permintaan Rico untuk membuatkan akun Bank. Setelah berbincang cukup lama dengan Rico, kepala kampung pamit karena dia harus berangkat ke kantornya sebagai pengurus kampung perawan.
Begitu rumah kepala kampung dalam keadaan sepi, Rico langsung bebas melakukan apapun dengan kedua kakinya. Dari olahraga kecil, bahkan sampai dia joget joget tidak jelas. Berbagai rencana juga telah dia susun sambil mencari jalan keluar agar Rico bisa kembali ke dunianya untuk membalas dendam.
Sementara itu di kampung lain, kampung yang telah ditinggalkan Rico, saat ini sedang terjadi kekacauan. Hal itu terjadi karena warganya tidak satupun menemukan keberadaan si anak presiden. Kepala kampung tersebut dan juga warga yang lainnya sungguh tak percsya, kalau apa yang telah mereka rencanakan, gagal begitu saja dengan perginya Rico.
"Aku yakin, Rico pasti sudah pergi ke kampung perawan," ucap Matilda yang memiliki firasat yang kuat.
"Dengan siapa dia kesana? Bukankah dia tidak mungkin bisa pergi sendirian?" balas kepala kampung dengan wajah terlihat sangat geram.
"Apa mungkin Rico ikut ke kampung perawan dengan kapal milik para pedagang?" salah satu warga ikut mengeluarkan suaranya.
"Kapal para pedagang?' tanya kepala kampung yang menuntut penjelasan lebih.
"Iya, soalnya kemarin para pedagang berangkat menuju ke kampung perawan dan kampung yang lainnya. Tadi kalian tidak melihat kapal para pedagang di tepi pantai bukan?"
"Ahh, benar juga!" seru penduduk yang lain. "Bisa jadi Rico ikut ke sana!"
"Sial, kita kecolongan!" umpat kepala kampung. "Ya udah kita berangkat ke kampung perawan sekarang dan bawa Rico kembali dengan cara apapun!"
"Siap!"
...@@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
neng ade
semoga Rico bisa sembunyi di kampung perawan agar mereka tak menemukan nya
2023-06-16
1