"Matilda."
Ya?"
"Apa kamu bisa, mengantarku ke kampung perawan?"
Wanita yang sedang menggengam sesuatu milik Rico langsung menghentikan tangannya dengan kening berkerut. "Apa kamu sangat serius ingin mencari wanita yang sangat menyukai bau badan kamu? Bukankah ada aku?" Matilda malah terlihat salah paham saat ini.
"Bukan seperti itu. aku hanya ..."
"Sudahlah," Matilda langsung berdiri dengan tatapan terlihat sangat kesal. Wanita itu bahkan langsung berdiri. "Kalau kamu ingin pergi ke kampung perawan, silakan cari orang lain untuk membantumu!" Matilda langsung pergi meninggalkan Rico begitu saja hingga pemuda itu menjadi tercengang.
Tentu saja Rico begitu terkejut dengan sikap wanita yang usianya jauh lebih tua darinya. Rico memang sengaja ke kampung perawan dengan tujuan tertentu. Tapi sepertinya hal ini akan sulit dia lakukan. Bahkan wanita yang rumahnya sedang ditumpangi oleh Rico, langsung marah begitu pemuda itu menceritakan keinginannya.
Rico menutup celananya kembali lalu dia berusaha untuk pindah sendiri ke kursi rodanya. Sangat terlihat susah, tapi Rico memang harus bisa melakukannya sendiri. Rico tidak mungkin akan selalu mengandalkan bantuan orang lain. Bahkan Matilda yang dipercaya untuk menjaganya, saat ini sudah pergi begitu saja.
Begitu berhasil duduk di atas kursi roda, Rico mengarahkan kursi rodanya keluar dari ruangan rahasia yang masih terbuka. Beruntung tidak ada anak tangga ataupun penghalang, sehingga Rico bisa keluar rumah dengan mudah tanpa bantuan orang lain. Di sekitar rumah Matilda,suasana begitu terlihat sepi. Mungkin semua penduduk sedang beraktifitas. Rico kembali melajukan kursi roda melewati jalan yang lurus dan datar.
Sampai pada jarak tertentu dari rumah Matilda, Rico melihat beberapa orang sedang berads di belakang rumah warga. Rico pun diam diam mendekat hendak bergabung. Namun, begitu hampir sampai ke tempat yang dituju dan saat Rico mendangar namanya disebut dalam pembicaraan itu, Rico langsung menghentikan laju kursi rodanya.
"Intinya kita sebisa mungkin harus menahan Rico agar tetap berada di sini," ucap seorang pria yang sepertinya pemimpin kampung ini, jika didengar dari suaranya.
"Tapi dia saat ini sedang ingin pergi ke kampung perawan," Rico juga mengenal pemilik suara itu. "Aku sih udah larang. Mungkin kalau bukan karena tujuan kita, aku juga enggan menampung anak prresiden itu di rumahku." Rico terhenyak. Dia sungguh tidak menyangka kalau Matilda dan yang lainnya ternyata memiliki rencana tersendiri hingga mau nemerima dirinya di kampung ini.
Sudah pasti, Rico sangat kecewa dengan apa yang dia dengar tadi. Dia tidak menyangka kalau di dunia yang berbeda pun ada yang ingin memanfaatkannya. Rico terdiam sambil terus mendengarkan pembicaraan yang sepertinya dilakukan oleh orang orang berpengarruh di kampung itu.
"Apa mungkin parfum yang ada di tangan Rico adalah parfum yang kita cari?" kini terdengar suara orang yang berbeda.
"Bukan," bantah pria yang lainnya. "Aku udah diam diam mencobanya selama Rico pingsan, tapi tidak ada reaksi apapun."
"Lagian, mana mungkin Rico menciptakan parfum kayak gitu, kalau dia bisa menciptakan parfum yang wanginya kelas dunia," Di sana juga terdengar suara wanita selain Matilda.
"Terus sampai kapan kita menunggu dan bersikap baik kepada Rico? Kalau nunggu dia sembuh dari hilang ingatannya, kayaknya bakalan lama."
"Tenang saja, besok aku akan ke kota, aku akan memenui dokter terbaik di negara ini. Aku akan membawanya kemari."
Rico menggelengkan kepalanya beberapa kali, lalu dia diam diam segera pergi ke sembarang arah. Rico mengikuti jalan lurus yang kemarin dilalui saat Rico jalan jalan dengan Matilda, hingga dia sampai ke pantai. Begitu sampai di pantai, Rico memilih tempat yang bisa untuk bersembunyi.
"Aku harus bagaimana? Apa aku diam saja, pura pura tidak tahu?" gumam Rico dengan mata yang memandang Ransel berisi parfum dan ponsel tanpa nomer. Rico meraih botol parfum dan menatapnya sejenak. Setelah itu, Rico pun terdiam sambil menatap lautan.
Hingga beberapa saat lamanya Rico melihat beberapa penduduk berjalan menuju ke arahnya. Rico segera mencari tempat persembunyian, karena jika diperhatikan, sepertinya tiga orang itu akan pergi menggunakan kapal yang berada tak jauh dari tempat Rico saat ini.
"Kita langsung ke kampung Perawan, atau mampir ke kampung gorila terlebih dahulu?" tanya salah dari mereka.
"Kita langsung ke kampung perawan aja. barang barang di sana lebih sedikit, jadi ngangkutnya lebih cepat," balas yang lainnya.
"Baiklah, jadi kita hanya singgah sebentar di kampung perawan?"
"Tentu!"
Mendengar nama kampung perawan disebut, sontak saja Rico langsung keluar dari persembunyiannya. Hal itu membuat tiga orang yang tadi sedang berbincang sambil melangkah, menjadi kaget.
"Loh, anak presiden? Kenapa anda disini?" tanya salah satu dari mereka.
"Apa Tuan tuan akan pergi ke kampung perawan?" bukannya menjawab, Rico malah melempar pertanyaan pada tiga orang itu. Mereka lantas langsung mengiyakan. "Apa aku bisa ikut ke sana?"
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayolah...
2023-06-12
2