Bab 18

Dimas kembali ke rumah pertamanya, dia membawa sebuah surat pemeriksaan kesehatan palsu dan memberikannya pada Desi. Dimas meminta Desi memberikan surat itu pada Mayang, dan memintanya untuk berpura pura sedang hamil mulai saat ini.

Desi mengikuti perintah suaminya, dia menemui Mayang dan memberikan amplop putih berisi hasil pemeriksaan kesehatan palsu. Dimas bisa memalsukan surat itu atas bantuan Dokter Puji.

"Bu, lihat ini," Desi memberikan surat itu pada Mayang. Mayang langsung menerima dan membuka surat itu tanpa basa basi.

"Kamu hamil?" Mayang sedikit tidak percaya.

"Iya Bu, aku hamil," ucap Desi.

Mayang tertawa senang, dia memeluk Desi erat lalu melompat lompat seperti katak yang sedang mencari mangsanya. Aura bahagia terpancar jelas di wajah senja itu, Dimas menangis haru melihat kebahagiaan sang Ibu.

"Maafkan aku Desi, selama ini aku bersikap kurang baik padamu,"

"Sama sama Bu, Desi juga minta maaf karena selama ini Desi punya banyak salah pada Ibu,"

"Mulai saat ini dan seterusnya, kita harus bisa menjalin hubungan baik. Berkerja sama untuk menjaga dan merawat bayi yang ada didalam kandungan mu,"

"Iya Bu."

Jauh didalam lubuk hati Desi, dia tidak sudi memaafkan perlakuan buruk Ibu mertuanya begitu saja. Diam diam, Desi sedang mencari cara untuk membalas perlakuan buruk Mayang kepadanya.

Dimas merasa ada hal aneh yang tersimpan dibalik senyum Desi, tapi dia tidak tau apa itu. Ah, Dimas tidak boleh berpikir yang bukan bukan, Desi adalah istrinya dan dia tidak mungkin menyembunyikan sesuatu darinya.

Dimas mengambil beberapa pakaian dan memasukannya ke dalam tas, hal itu memancing kecurigaan Desi.

"Kamu mau kemana? Kenapa kamu memasukan baju ke dalam tas sebanyak itu?"

"Aku harus tinggal dirumah kedua selama Vina hamil muda, kandungannya lemah, aku harus menjaganya,"

"Kamu sudah mulai pilih kasih sekarang ya!"

"Ayolah Desi, aku melakukan ini untuk anak kita. Hanya beberapa minggu saja, tidak lama. Percayalah padaku, aku tidak akan mengkhianati kamu,"

"Baiklah, aku akan mencoba percaya padamu. Awas kalau kamu macam macam,"

🍃🍃🍃

Dimas pergi ke rumah kedua, ditengah jalan dia mampir ke supermarket untuk membeli beberapa makanan. Seperti sayuran, buah buahan, ikan, daging dan telur. Dia juga membeli banyak camilan, roti kering dan kue basah.

Dimas begitu bersemangat membeli semua itu untuk anaknya yang sedang tumbuh dan berkembang di dalam perut Vina. Tak lupa, Dimas juga membeli beberapa buah daster berukuran besar untuk Vina. Bahanya berkualitas premium, agar wanita itu merasa nyaman saat mengenakannya.

Selesai belanja, Dimas langsung pulang ke rumah kedua. Tiba disana dia mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.

"Hoek... Hoek..." Suara seseorang muntah berkali kali.

"Vina, kamu dimana?" Dimas berjalan mencari sumber suara itu. Ternyata Vina ada didalam kamar mandi, dia jongkok didepan kloset.

"Kamu kenapa?" Dimas yang khawatir mendekati Vina.

"Perutku mual, kepalaku pusing sekali," sahut Vina sambil mengelap mulutnya yang basah.

"Itu wajar, namanya juga sedang hamil muda. Ayo aku bantu ke kasur, aku akan membuatkan kamu minuman pereda mual,"

Dimas membopong Vina dan meletakkannya diatas ranjang, kemudian dia pergi ke dapur untuk membuat minuman herbal. Dimas membuat air jahe hangat dicampur madu dan tiga senti kayu manis. Dia juga membawa biskuit rasa jahe untuk kudapan Vina.

"Minum dan makanlah ini, mual mu akan sedikit berkurang," perintah Dimas.

"Anda tau dari mana kalau semua ini bisa mengurangi rasa mual?" Vina penasaran.

"Aku tau dari internet," sahut Dimas.

Vina menuruti perintah suaminya, dia meminum beberapa teguk ramuan herbal itu dan menyantap biskuitnya. Benar saja, mual dan pusing di kepala Vina sedikit berkurang. Tapi Vina merasa semua itu bukan karena ramuan dan makanan buatan Dimas, melainkan karena kehadiran Dimas di sisinya. Anak itu ingin berada disisi Ayahnya, dimanja dan diperhatikan. Benar benar anak yang pintar.

"Kenapa anda datang kesini lagi Tuan? Apa Nona Desi tidak akan marah?"

"Jangan pikirkan soal itu, biar menjadi urusanku. Yang penting sekarang adalah aku akan selalu ada didekat kalian menjaga kalian terutama diawal awal kehamilan,"

Vina merasa tersanjung mendengar perkataan Dimas, ingin rasanya dia langsung hamil lagi setelah melahirkan. Agar kontrak kerjanya dengan pria itu bisa diperpanjang.

Tapi bahaya jika Vina terus menerus bersamanya, akan semakin sulit baginya untuk melupakan Dimas pasca bercerai nanti. Kenapa takdir hidup seolah mempermainkannya, menjebaknya untuk melakukan sesuatu yang beresiko tinggi untuk dirinya sendiri.

"Kenapa kamu melamun?" Dimas menatap Vina lekat lekat.

"Ah, tidak, aku hanya sedang mendengar ucapan anda tadi. Maksudku, bukan aku tapi anak anda. Dia merasa diperhatikan dan di pedulikan oleh Ayahnya.

"Kamu ini, bisa saja." Dimas tersenyum manis. Dia mengacak acak rambut Vina gemas.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!