Bab 20

Mayang baru saja selesai menyajikan makanan enak diatas meja makan. Ada cap cay seafood, ikan goreng, mi goreng spesial dan lain sebagainya. Semua yang Mayang masak adalah makanan kesukaan Desi menantunya.

"Keterlaluan Dimas, sudah tau istri sedang hamil masih saja jarang pulang kerumah. Nanti kalau dia pulang aku akan menceramahi dia," ujar Mayang lirih.

Desi hanya tertawa mendengar ocehan Ibu mertuanya itu. Baru kali ini wanita itu menunjukan kepeduliannya pada Desi, berpura pura hamil ternyata ada gunanya juga. Desi mengelus elus perutnya yang lapar.

Sejak Dimas pamit pergi ke rumah Vina, Desi dilanda tidak enak makan, dia juga mengalami sulit tidur hingga wajahnya terlihat kusut tak karuan. Desi sungguh sudah tidak sabar menunggu Vina melahirkan, agar Vina dan Dimas bisa segera bercerai.

Desi tidak rela jika Dimas dan Vina terus menerus memiliki alasan untuk bersama. Desi takut posisinya tergeser oleh Vina untuk selama lamanya. Desi tidak mau kehilangan kemewahan yang telah dia miliki, juga cinta yang Dimas yang selama ini hanya menjadi miliknya.

"Aku pulang," Dimas masuk ke ruang makan dan menaruh kopernya di samping kursi.

"Anak nakal, akhirnya kamu pulang juga," sindir Mayang.

"Maksud Ibu apa?" Dimas keheranan.

"Istrimu sedang hamil muda, tapi kamu lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah daripada bersamanya," omel Mayang.

"Bu, aku bekerja keras seperti ini untung Desi dan anaknya juga. Untuk Ibu dan kebahagiaan kita, jadi tolong Ibu mengertilah. Desi saja bisa mengerti masa Ibu tidak?"

"Ah, kamu ini. Banyak alasan. Ayo cepat makan, istrimu sudah kelaparan sejak tadi. Aku telat memasak karena kompor dirumah ini tiba tiba rusak tadi,"

Semenjak Desi berpura pura hamil, segala pekerjaan rumah termasuk memasak Mayang yang mengambil alih. Sementara Desi hanya makan, mandi, duduk manis seperti seorang putri yang hidup di istana kerajaan. Kapan lagi bisa mengerjai Ibu mertuanya yang menyebalkan? Desi benar benar memanfaatkan kehamilan palsunya itu untuk menyiksa Ibu mertuanya secara perlahan.

Saat tengah malam, Desi sering minta dipijit oleh Mayang. Minta dibuatkan makanan, dan di kipasi saat tidur dengan alasan AC kamarnya rusak. Mayang sama sekali tidak menaruh curiga, dia melakukan semua perintah menantunya tanpa terkecuali.

Setelah sepuluh tahun Desi selalu dihina dan ditindas oleh Mayang, akhirnya kesempatan untuk membalas dendam itu tiba.

Mayang mengangkut gelas dan piring kotor ke cucian piring, dia mengelap meja hingga bersih dan berbau harum. Karena Desi selalu berpura pura mual saat mencium aroma yang tidak enak sedikit.

"Bu, biarkan ART kita saja yang melakukannya," pinta Dimas. Dia tidak suka melihat Ibunya yang sudah tua mencuci piring dan membersihkan dapur.

"Aku sudah memecat ART itu, dia tidak bisa bekerja dengan baik dan selalu membuat Desi susah,"

"Membuat Desi susah? Maksud Ibu?" Dimas penasaran.

"ART itu tidak bisa membersihkan rumah dengan baik, tidak bisa mencuci baju dan mencuci piring dengan bersih. Desi selalu mual dan mengalami gagal gatal, jadi Ibu memutuskan untuk Ibu saja yang mengerjakan semua pekerjaan yang ada dirumah ini," tutur Mayang panjang lebar.

Dimas terbelalak, dia sadar Desi sengaja melakukan semua itu untuk membalas dendam atas perlakuan buruk Ibunya pada Desi. Tapi itu semua sangat keterlaluan, bagaimanapun Mayang sudah tua dan tenaganya sudah berkurang.

Dimas bergegas menyusul Desi ke kamarnya. Wanita itu sedang memakai pakaian seksi dan merias wajahnya dengan make up, tentu saja agar Dimas betah tinggal dirumah itu bersamanya.

"Desi, apa kamu sengaja membuat Ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah?" Tuduh Dimas.

"Sial, wanita tua itu pasti mengadu!" Umpat Desi dalam hati.

Desi memutar otak, dia segera mencari alasan agar lolos dari kemarahan Dimas.

"Aku tidak memerintahkannya, Ibu sendiri yang mau," Desi membela diri.

"Iya, Ibu yang mau. Tapi buat apa kamu berpura pura mual dan gatal gatal?" Oceh Dimas lagi.

"Kemarin aku sakit, aku mengalami mual dan gatal gatal. Kamu mana tau karena kamu asik menghabiskan waktu bersama wanita murahan itu!" Desi memutar balikan fakta agar Dimas merasa bersalah kepadanya.

"Berhenti mencacinya! Dia wanita baik baik, jika tidak terpaksa aku yakin dia tidak akan mau menyewakan rahimnya padaku," bela Dimas.

"Cintamu padaku sudah berubah ya, kamu sudah berani terang terangan membelanya dan memarahi aku sekarang. Aku benci padamu!"

🍃🍃🍃

Semenjak pertengkaran malam itu Dimas terlihat begitu dingin pada Desi. Bahkan dia tidak sudi melirik Desi walaupun Desi memakai pakaian terbuka. Desi yang kesal, akhirnya mencari cara lain untuk menarik perhatian Dimas. Desi berpura pura jatuh dari tangga dan pingsan.

"Desi, sudah waktunya minum obat. Dimana kamu?" Panggil Mayang. Alangkah terkejutnya dia saat melihat Desi tergeletak diujung tangga sambil menutup mata.

"Dimas, istrimu jatuh dari tangga," teriak Mayang kuat. Dimas langsung berlari dan mencari keberadaan Desi.

Dimas panik, dia langsung membopong Desi dan memasukannya ke dalam mobil. Kemudian mereka berdua pergi menuju rumah sakit terdekat. Dimas sengaja melarang Mayang ikut agar kehamilan palsu Desi tidak terbongkar.

Dokter Puji selesai memeriksa Desi, dia menyatakan Desi tidak apa apa dan hanya terkilir saja.

"Lain kali hati hati kalau naik turun tangga," pesan Dokter puji.

"Iya Dok, aku sedang banyak pikiran jadi tidak fokus," ucap Desi.

Dimas merasa bersalah pada Desi, sikapnya pada Desi kemarin memang sedikit keterlaluan hingga membuatnya stres dan terbebani pikirannya.

"Maaf, semua gara gara aku," Dimas menyesal.

"Bukan salahmu, semua karena salahku sendri," Desi berpura pura sedih.

Dimas tidak tau, selain jago berbohong, Desi juga jago berakting dalam berbagai situasi dan kondisi. Atau yang biasa disebut dengan bermuka dua.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!