Bekas Luka

Hari ini Alina dan Gea harus menyelesaikan misi mereka untuk menemukan arwah Damian. Dari pagi hingga sekarang siang Alina dan Gea belum juga menemukan Damian. Mereka sudah mencari ke tempat pertama kali Alina bertemu Damian. Bahkan mereka juga sudah mendatangi kelas kemarin. Tapi tetap saja Damian tidak di temukan.

"Aku capek" keluh Gea. Ia duduk di bawah pohon untuk melepaskan penat.

"Sama aku juga capek" balas Alina. Ia ikut duduk di samping Gea.

"Damian di mana sih?" gumam Alina.

Kamu nyari aku?

Alina langsung menoleh ke sampingnya. Ia mendapati Damian sedang berdiri di sampingnya.

"Damian!" ujar Alina. Ia langsung bangkit dan berdiri sejajar dengan Damian.

"Damian? mana?" tanya Gea yang ikut bangkit.

"Di depan aku Gea" balas Alina.

"Buruan ngomong Alina!" pinta Gea.

"Iya-iya"

Ada apa?

Damian tampak bingung dengan kedua gadis yang ada di hadapannya. Dan kenapa mereka mencari dirinya. Yang bahkan tidak mereka kenali. Menyadari seseorang dapat melihatnya saja sudah membuatnya kaget. Apalagi sampai mereka mencari dirinya.

"Kamu pacar citra?" tanya Alina to the point.

Iya, tapi gimana kamu tau?

"Citra mau ketemu sama kamu" ujar Alina.

Citra sudah pergi, gak mungkin aku bisa ketemu dia lagi. Aku mati pun ingin menyusulnya tapi malah terjebak di sini!

Suara Damian terdengar putus asa dan tidak punya tujuan sama sekali.

"Kamu salah, justru citra masih disini. Dia masih terjebak di dunia ini sama halnya dengan kamu" balas alina.

Bagaimana aku bisa percaya denganmu?

"Ikut aku! aku akan membawa mu bertemu dengan citra!" ujar Alina.

Baik

Damian menyanggupinya, ia juga ingin tau apakah gadis yang bisa melihatnya ini dapat di percaya atau tidak.

Aku belum tau nama mu?

"Alina, panggil aku Alina dan dia Gea" ujar alina.

Oke alina, aku mau lihat apa ucapan mu bisa di percaya!

***

Alina dan Gea sudah kembali ke kos. Tapi sekarang mereka bersama Damian. Damian menatap sekelilingnya, ia mengenali tempat ini. Tempat ini adalah kos milik ibu nya Citra. Dulu ia sering datang dan berkunjung ke rumah citra.

Damian menatap dua gadis di depannya itu. Mereka melihat sekeliling dan masuk ke dalam kos.

Alina ingin memanggil citra tapi ia tidak tau bagaimana caranya.

"Citra!"

"Citra!"

"Kamu di mana?"

"Aku sudah menemukan damian!"

Beberapa kali Alina berteriak, tapi citra tak juga datang.

"Gea, gimana caranya aku manggil citra?" tanya Alina.

"Jangan kan manggil, liat aja aku gak bisa" balas gea.

"Citra!"

"Citra!"

Damian yang melihat itu hanya bisa berharap jika citra benar-benar datang. Ia sudah sangat merindukan kekasihnya itu.

Citra! kalau kamu disini muncul lah! aku ingin bertemu dengan mu! Citra! muncul lah!

Damian juga ikut memanggil citra. Melihat Damian, Alina jadi sadar jika cinta Damian pada citra tidak lah main-main.

Damian!

Citra muncul tepat di depan semuanya. Alina sangat senang akhirnya Damian dan Citra dapat bertemu.

Citra!

Damian dan Citra saling mendekat. Dan akhirnya mereka berpelukan melepaskan rasa rindu yang sangat mendalam.

Kenapa kamu bisa seperti ini?

Citra tidak menyangka jika Damian akan meninggal sama seperti dirinya.

Aku gak mau pisah sama kamu citra!

Citra terharu dengan ucapan Damian. Sejak dulu sampai sekarang Damian selalu melakukan apa pun agar ia tetap bersama dengan citra.

Tapi gak ngorbanin masa depan kamu juga!

Damian yang bunuh diri karena ingin menyusulnya membuat citra sangat sedih. Seharusnya Damian dapat melanjutkan hidupnya.

Masa depan aku itu kamu citra!

Damian menatap citra dengan senyuman hangatnya.

Tapi kenapa kamu belum pergi dan masih terjebak disini?

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Damian.

Itu karna tubuh ku belum di kubur dan pembunuh ku masih berkeliaran!

"Bukannya kamu bunuh diri?" tanya Alina.

Gak, aku di bunuh. Tapi pelakunya ngebuat semua itu seolah-olah aku bunuh diri!

"Jahat banget!" ujar Alina tak habis pikir.

Kamu tau orangnya siapa?

Damian juga ikut emosi mendengar kalau citra tidak bunuh diri melainkan di bunuh oleh orang lain. Damian bersumpah ia tidak akan mengampuni orang itu.

Aku gak inget orangnya, tapi aku inget kalau dia punya bekas luka di pergelangan tangannya.

"Bakalan susah nyarinya kalau petunjuknya cuma itu!" ujar Alina.

Gak ada petunjuk lain? tanya Damian.

Citra menggeleng karna hanya itu yang ia ingat.

"Trus tubuh kamu, kamu tau dimana?" tanya Alina.

Di kamar di ujung lorong! ibu naruh tubuh aku di situ!

"Di ujung lorong? maksud kamu kamar sudut itu?" tanya Alina.

Iya, di kamar itu ada ruang rahasia ibu. Dan gak sembarang orang bisa masuk ke sana tanpa seizin ibu.

"Tapi kenapa ibu kamu gak ngubur tubuh kamu?"

Karena ibu cuma punya aku di dunia ini. Ibu gak mau kehilangan aku!

"Kasihan ya Bu Gita, dia pasti ngerasa kehilangan banget!" ujar Alina ikut merasakan kesedihan ibu citra.

"Sekarang aku harus apa? ngubur tubuh kamu atau cari pembunuhnya dulu?" tanya Alina. Sedangkan Gea ia hanya menyimak sedari tadi. Ia tidak mungkin tiba-tiba nimbrung percakapan dari Alina dan dua arwah penasaran itu.

Cari pembunuhnya!

"Kalau gitu kamu harus mencoba mengingat sesuatu yang lebih mengacu pada pembunuhnya, agar kita gampang mencarinya!" ujar alina.

Akan ku coba!

Citra langsung menghilang dan tak lama Damian juga ikut menghilang.

"Dasar hantu!" sewot alina.

"Kenapa?" tanya Gea.

"Mereka hilang tiba-tiba lagi"

"Jadi mereka udah pergi?"

"Bagus deh" balas Gea.

"Tapi sekarang kita punya misi baru lagi" keluh alina.

"Apa?"

"Jadi sebenarnya citra itu gak bunuh diri, tapi di bunuh. Dan di palsukan seolah-olah dia bunuh diri!"

"Tega banget!" ujar Gea.

"Dan sialnya citra cuma ngasih kita petunjuk kalau pelakunya punya bekas luka di pergelangan tangannya!"

"Bakalan susah dong nyarinya!" balas Gea.

***

Sore harinya Alina tengah duduk di depan kamarnya. Sembari memainkan kotak musik yang ia temukan di laci kamarnya.

Gea yang mendengar melodi musik ia ikut keluar dan menghampiri Alina.

"Itu kotak musik citra ya?" tanya Gea.

"Iya, lucu juga ternyata"

Mata alina dan Gea tertuju pada mbak Tika yang baru saja kembali. Sepertinya ia pulang lebih awal hari ini.

"Mbak Tika!" panggil alina.

Mbak Tika yang merasa namanya di panggil ia langsung menghampiri Alina dan Gea.

"Ada apa nih?" tanya mbak Tika.

"Baru pulang kerja ya mbak?" tanya Alina.

"Iya nih, kebetulan kerjaan mbak dikit jadi pulang cepet!" balas mbak Tika.

"Apa tuh di tangan kamu Alina?" tanya mbak Tika.

"Oh ini mbak kotak musik, aku Nemu di laci kamar" balas Alina.

"Boleh mbak lihat?"

"Boleh mbak"

Mbak Tika mengambilnya dari tangan Alina. Namun mata Alina malah terfokus pada pergelangan tangan mbak Tika yang memiliki bekas luka.

Jangan lupa like dan comen...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!