Keberangkatan Alina

Semua koper dan barang-barang yang akan di bawa Alina sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil vino. Alina menatap ayah, ibu dan adiknya. Ini adalah pertama kalinya ia akan pergi jauh dari keluarga kecilnya itu.

"Kamu jaga diri ya di sana, jangan lupa makan!" ujar ibu mengelus bahu Alina. Putri sulungnya yang selalu membantu dan menjadi kebanggaannya itu sekarang harus pergi untuk pendidikan yang selama ini di impikannya.

"Iya Bu, pasti!"

"Alin, baik-baik disana! sering-sering kabarin ayah sama ibu!" ujar ayah, ia hanya menatap haru pada putrinya itu.

"Iya yah"

"Kak, ai bakalan kangen sama kakak!" ujar Aini ia langsung memeluk Alina dengan erat. Begitu juga Alina, ia membalas pelukan adiknya itu tak kalah erat.

"Kakak juga" balasnya.

"Alin berangkat yah, Bu" ujarnya menyalami kedua orang tuanya.

"Ai jagain ibu sama ayah ya!" pinta Alina.

"Iya kak" angguk Aini.

"Anak pinter" ujar Alina mengusap lembut rambut adiknya lalu mengecup keningnya.

"Kak alin sayang ai" ujarnya.

"Ai tau" balasnya.

Alina memasuki mobil dan berangkat ke kota bersama vino. Alina terus saja menatap kebelakang di mana keluarga kecilnya itu masih setia menatap kepergiannya.

"Pasti susah ya pisah sama mereka?" ujar vino.

"Iya, selama ini aku gak pernah jauh dari mereka. Rasanya jadi canggung banget" balas Alina.

"Nanti kamu pasti bisa beradaptasi kok, tergantung waktu aja"

"Ya, kamu bener"

***

Alina berdiri di depan semua bangunan yang cukup megah. Namun suasananya entah kenapa membuat Alina tidak nyaman.

"Alina!" ujar vino.

"Iya" balas Alina.

"Kenapa bengong?"

"Gak papa, tapi kamu ngerasa gak sih kalau hawa rumah ini bikin kita gak nyaman?"

"Mungkin karna kamu baru pertama kali kesini. Wajar aja" balas vino sembari mengeluarkan barang-barang Alina dari bagasi.

"Kamu bener, mungkin karna aku baru pertama kali"

Seorang wanita paru baya keluar dari rumah itu. Alina menatapnya hingga wanita itu tepat berada di depannya.

"Alina?" tanya wanita itu.

"Iya" angguk Alina.

"Saya Gita, pemilik kos-kosan ini" ujarnya.

"Mari saya antarkan menuju kamar kamu" tawarnya.

"Baik Bu"

Alina langsung mengikuti Bu Gita pemilik kos-kosannya. Dan Vino ia mengikuti dari belakang sembari membawakan barang-barang Alina.

Bu Gita membuka pintu kamar yang akan di tempati oleh Alina. Semuanya sudah tersusun rapi di dalam.

"Ini kamar kamu!" ujar Bu Gita.

"Hm baik Bu" balas Alina.

"Ini kuncinya, kalau gitu saya tinggal dulu!" pamit Bu Gita.

"Iya Bu, terimah kasih"

Alina memasuki kamarnya, ia melihat dari sudut ke sudut. Ruangannya sempurna. Tak ada masalah bagi Alina. Kamar mandi dan dapurnya pun juga bersih. Sesuai dengan keinginan Alina.

"Bagus kos-kosan nya" ujar Vino.

"Iya, beruntung banget aku dapet kos-kosan kayak gini"

"Ini barang-barang kamu mau di taroh di mana?" tanya vino yang masih setia menarik koper dan membawa beberapa kotak kardus di tangannya.

"Eh iya, aku sampai lupa" kekehnya. Alina segera membantu vino menurunkan kotak yang ada di tangannya dan menaruhnya di dekat lemari.

"Maaf ya udah ngerepotin" ujar Alina.

"Santai aja, kayak sama siapa aja Lin" kekeh Vino.

"Oh ya Lin, mau makan dulu gak? pasti laper kan?" tanya vino.

"Iya nih"

"Yaudah, ayo!"

"Hm" angguk Alina.

Alina mengunci kamarnya dan pergi mencari tempat makan di sekitar kosan bersama vino. Mereka makan di sebuah rumah makan yang tak jauh dari tempat Alina ngekos.

Vino memesan makanannya dan Alina menunggu di meja sembari menelfon orang tuanya. Ia hanya ingin memberikan kabar jika ia sudah sampai di tempat tujuannya. Setelah mendengar kabar jika Alina sudah sampai dan baik-baik saja. Keluarganya merasa sangat lega dan bersyukur.

"Habis ngabarin orang tua kamu ya?" tanya Vino yang baru saja selesai memesan makanan.

"Iya nih"

Ibu pemilik rumah makan itu menyajikan makanannya di atas meja. Ia tersenyum melihat Alina dan Vino.

"Kalian baru disini ya?" pertanyaan itu langsung di lontarkan oleh ibu itu.

"Iya Bu" balas Alina.

"Tinggal di mana?"

"Itu Bu, saya nge kos di rumah putih yang di ujung jalan!" ujar Alina. Mendengar ucapan Alina ibu itu langsung diam dengan wajah panik.

"Rumah putih itu?" tanya ibu itu dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"Iya Bu, ada apa ya Bu? kenapa ibu panik banget waktu saya sebut rumah itu?"

"Saran saya sebaiknya kamu cepat pergi dari sana!"

"Tapi kenapa Bu?"

"Bu, pesen nasinya dua ya!" tiba-tiba saja dua orang pelanggan datang dan memesan pada ibu pemilik rumah makan itu.

"Ba_baik"

"Saya gak bisa jelasin sekarang! ma_maaf saya ada pelanggan" balasnya.

"Aneh banget ibu itu" ujar Alina, ia masih memperhatikan gerak geriknya yang terlihat sangat mencurigakan.

"Udah lupain aja! palingan ibu itu cuma nakut-nakutin kamu aja" balas vino.

"Hm" angguk Alina.

"Kenapa malah bengong? ayo makan!" pinta vino yang melihat Alina malah terdiam seperti tidak selera makan.

"I_iya" mendengar perkataan ibu tadi, entah kenapa selera makan Alina mendadak menghilang. Ia masih bingung apa sebenarnya maksud ibu itu? kenapa ia menyarankan Alina untuk pergi dari rumah itu?

"Alina!"

"Makan! jangan bengong!" ucapan vino kembali menyadarkannya.

"Iya"

Vino tau jika Alina tengah khawatir dengan ucapan ibu tadi. Sebenarnya dari awal vino sampai di rumah itu. Vino juga merasa ada yang aneh dengan rumah tempat Alina ngekos. Hanya saja Vino memilih diam dan tak mengungkapkannya agar Alina tak kepikiran.

Tapi dari cara ibu tadi berbicara. Vino yakin ada sesuatu dengan rumah itu. Vino akan mencari taunya. Dan selama itu, vino akan mencari kos-kosan yang dekat dengan kos-kosan Alina. Agar ia bisa memantau dan mengetahui keadaan Alina. Ia tak akan rela jika Alina sampai kenapa-kenapa.

Ia dan Alina sudah tumbuh dan besar bersama. Dan tanpa Vino sadari ternyata kedekatan mereka membuat perasaan Vino untuk Alina bukan hanya sekedar teman. Tapi lebih dari itu.

"Alin! aku ada kerjaan beberapa hari di sini! kemungkinan aku akan ngekos di sekitaran sini. Jadi kalau kamu butuh apa-apa hubungi aku ya?" ujar Vino.

"Yang bener?"

"Iya"

"Berapa lama?"

"Satu bulanan kayaknya"

"Bagus deh, aku juga agak takut setelah dengar kata-kata ibu itu"

Alina terlihat lebih lega setelah mendengar jika vino akan ngekos di sekitar kosannya.

"Kamu udah tau mau ngekos di mana?"

"Aku udah cari beberapa referensi nih, rencananya aku bakal coba datangin tempatnya satu persatu" ujar vino memperlihatkan beberapa platform yang menawarkan kos-kosan.

"Aku temenin ya"

"Oke"

Jangan lupa like dan comen...

Terpopuler

Comments

Minartie

Minartie

alur ceritanya bagus/Drool//Drool/

2024-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!