Foto ini lagi

Mereka langsung menutup pintu kamar. Nafas keduanya sudah tidak lagi teratur.

"Serem banget aku takuttt" ujar Gea. Ia sudah berkeringat dingin. Tubuhnya bahkan sudah bergetar karna ketakutan.

"Itu kayak sosok perempuan yang aku lihat kemarin" lirih Alina mengingat kejadian tengah malam di mana ia mengikuti sosok itu hingga sampai di depan kamar yang terletak paling sudut di kos ini.

"Maksud kamu? ini bukan pertama kalinya kamu lihat itu?"

"Iya" angguk Alina.

"Kayaknya dia mau ngasih tau sesuatu sama kita" ujar Alina lagi.

"Ngasih tau sesuatu?"

"Iya, dan aku yakin ada sesuatu di kamar itu" Alina merasa jika sosok perempuan itu ingin memberitahunya sesuatu pada saat tengah malam itu. Makanya ia menuntun Alina pada kamar itu. Dan saat Alina ingin membuka kamar itu. Bu Gita tiba-tiba saja datang. Dan menyuruhnya untuk kembali ke kamar.

"Jangan bilang kamu mau ke sana?" tanya Gea.

"Iya kamu benar. Tapi kalau kamu takut kamu bisa tunggu di sini"

"Disini? gak mau! nanti kalau tiba-tiba sosok itu nyamperin aku gimana?" ujar Gea menerka-nerka.

"Kalau gitu ayo!"

Alina berjalan pelan menuju kamar sudut yang semalam ia datangi. Dan Gea ia terus berpegangan pada lengan Alina.

"Ini kamarnya" ujar Alina. Gea ikut menatap kamar itu. Sepertinya kamarnya tidak terurus. Terlihat dari pintu kamarnya yang penuh dengan debu.

Alina memutar gagang pintunya. Ternyata pintunya di kunci.

"Dikunci" ujarnya.

"Dobrak aja!" balas Gea.

"Kalau di dobrak yang ada kita bakalan ketahuan sama ibu kosnya! gimana sih" decak Alina.

"Iya juga sih. Tapi emang kamu kuat ngedobraknya?"

"Ya enggak sih" balas Alina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku kira kuat" celetuk Gea.

Hiks....

Hiks...

Hiks...

Gea langsung memegang lengan Alina erat. Tangisannya kembali terdengar oleh keduanya. Dan suaranya sangat jelas terdengar dari dalam kamar di depan mereka.

"Suaranya dari dalam" ujar Alina menempelkan kupingnya pada pintu kamar.

"Tapi kan ke kunci" balas Gea.

Bug

Pot bunga yang terletak di teras tiba-tiba saja terjatuh. Dan ada suara nyaring dari pot bunga itu.

"Ngagetin aja" decak Gea.

"Itu kayak kunci" ujar Alina memastikan penglihatannya. Alina jongkok untuk memungutinya. Dan benar saja itu adalah kunci di antara tumpahan tanah pot bunga yang jatuh.

"Apa mungkin kunci kamar ini?" tebak Gea.

"Mungkin" Alina mencoba membuka pintunya.

"Bisa" ujar Alina senang.

Ceklek

Kamarnya sangat gelap. Mereka kesulitan untuk melihat sekitar.

"Gelap banget, aku gak bisa lihat apa-apa" ujar Alina. Ia hanya bisa meraba-raba sekitar. Sementara itu Gea ia terus memegangi lengan. Alina dengan erat.

"Kayaknya aku bawa hp deh" Gea meraba saku celananya. Dan benar saja ia membawa hp nya.

Gea menghidupkan flash hingga mereka dapat melihat sekeliling dengan jelas. Kamarnya penuh dengan debu. Furnitur di dalamnya juga sudah di tutupi kain.

"Tadi suara tangisannya disini. Tapi kenapa gak ada apa-apa ya?" pikir alina.

"Iya, aneh" balas gea.

Wushhhhh

Angin berhembus cukup kencang. Alina dan Gea menutupi wajah mereka. karena banyaknya debu yang berterbangan.

"Udah! ayo balik gak ada apa-apa disini" ujar Gea.

"Iya" balas Alina.

Mereka hendak berbalik. Namun, Alina merasa jika ia menginjak sesuatu.

"Kayaknya ada sesuatu deh di kaki aku" ujar Alina.

"Apa? jangan nakut-nakutin deh"

"Coba senter!" pinta Alina.

Di kaki Alina mereka melihat sebuah foto. Alina langsung memungutinya.

"Foto ini lagi" gumam Alina.

"Dia siapa?"

"Anaknya Bu Gita, pemilik kos ini. Tapi katanya udah meninggal"

Deg

Gea langsung terpaku saat Alina menyebutkan jika gadis di foto itu telah meninggal.

"Jangan-jangan sosok itu anaknya Bu Gita yang lagi gentayangan" ujar Gea.

"Hush belum tentu" balas Alina menapik ucapan Gea.

"Ayo!" ujar Alina menarik tangan Gea. Mereka kembali mengunci kamarnya. Dan meletakkan kunci di pot bunga.

Alina dan Gea kembali ke kamar. Namun, tepat di depan kamar Gea menarik tangan Alina.

"Kenapa?" tanya Alina.

"Jangan-jangan dia masih di dalam. Aku takut Alina!"

"Kamu mau tidur di luar?"

"Gaklah" geleng Gea cepat.

"Kita periksa dulu! semoga aja udah pergi!" Gea mengangguk dan menuruti Alina.

Ceklek

Alina membuka pintu kamarnya perlahan. Ia melihat sekeliling kamarnya. Ia tak menemukan adanya sosok menyeramkan itu.

"Aman" ujar Alina. Gea pun ikut mengintip dan benar saja sosok itu sudah tidak ada.

Hiks...

Hiks...

Hiks...

Baru saja mereka dapat bernafas lega. Tangisan itu kembali terdengar. Tapi kali ini suaranya terdengar dari belakang mereka.

"Alina" ujar Gea dengan suara bergetar.

Mereka melihat kebelakang perlahan-lahan.

"AHHHHH"

"AHHHHH"

Sosok itu tepat berada di belakang mereka. Alina dan Gea langsung memasuki kamar dan menutupnya rapat-rapat.

Dengan nafas yang tersengal-sengal. Badan keduanya langsung merosot ke lantai karna ketakutan.

Hiks...

Hiks..

Tolong aku...

Suaranya terdengar semakin jelas. Alina dan Gea susah payah menutup telinga mereka agar tak mendengar suara itu lagi.

"Pergi!"

"Jangan ganggu kita!" Alina harap dengan ucapannya itu tangisan itu akan berhenti.

Hiks...

Hiks...

Hiks...

Tapi Alina salah. Tangisan itu malah semakin kencang dan menggema di kamarnya.

"Udah, jangan ganggu kita. Kita salah apa sama kamu?" ujar Gea. Suaranya sudah bergetar karna menahan tangis.

Tolong aku...

Tolong aku...

Tolong aku...

"Kamu mau apa? apa yang bisa kita tolong?" tanya alina.

Tolong aku...

Tolong aku...

Tolong aku...

Tak ada jawaban. Yang mereka dengar hanya suara rintihan permintaan tolong.

"Pergiii! jangan ganggu kita!" teriak Alina.

Alina berhenti menutupi telinganya. Suara itu tak lagi terdengar. Tangisan itu menghilang.

"Gea, dia udah pergi!" ujar Alina. Gea ikut berhenti menutup telinganya. Dan benar kata Alina suaranya sudah menghilang.

"Syukur deh. Aku takut banget Alina" ujar Gea. Matanya terlihat berair dan suaranya juga masih bergetar.

"Sorry ya, ini semua gara-gara aku" ujar Alina. Ia merasa bersalah pada Gea. Hanya karna Gea ingin menginap di tempatnya. Gea harus merasakan di ganggu oleh sosok perempuan yang tidak tau siapa itu. Melihat Gea yang begitu ketakutan. Rasanya Alina sangat tidak tega kepadanya.

"Tidur yuk!" ajak Alina. Gea mengangguk. Badannya sudah terlalu lelah saat ini. Alina mengunci pintunya terlebih dahulu. Kemudian baru menyusul Gea yang sudah merebahkan diri terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk terlelap. Mungkin karna sudah sangat kelelahan. Sehingga saat bertemu dengan kasur. Mata mereka langsung terpejam.

Hiks...

Hiks...

Hiks...

Tanpa mereka sadari tangisan itu kembali terdengar. Tapi tidur mereka yang terlalu lelap sehingga tidak terusik sedikit pun.

Sosok perempuan itu berdiri di depan jendela. Ia menatap kearah Alina dan Gea.

Wushhhhh

Tiba-tiba saja sosok itu menghilang. Bersamaan dengan hembusan angin.

Jangan lupa like dan comen...

Terpopuler

Comments

aliya_love

aliya_love

terus akhirannya gitu aja? gak paham sumpah

2023-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!