Tak lama anginnya berhenti dan suasananya kembali seperti semula. Gea menatap Alina dengan raut bertanya-tanya.
"Kamu punya mata batin Alina?" tanya Ghea.
"Gak ada Gea" balas Alina.
"Trus kenapa dia nyuruh kamu buka mata batin?"
"Gak tau" geleng Alina.
Gea mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu. Ia langsung memperlihatkannya pada Alina.
"Kamu mau coba?" tanya Gea.
Alina melirik pada layar ponsel Gea. Ia membaca step demi step yang bisa di lakukan untuk membuka mata batin.
"Caranya gak sulit" balas Alina.
"Kamu mau?"
"Boleh deh, katanya tengah malam kan! kita lakuin malam ini" ujar Alina.
"Kamu yakin Alina?" Gea merasa ragu dengan apa yang ia sarankan kepada alina.
"Iya aku yakin, mata batin yang di buka pasti bisa di tutup lagi kan?" ujar Alina.
"Seharusnya gitu"
"Yaudah, kalau kita gak coba kita gak bakal tau. Lagian cara itu belum tentu berhasil" balas Alina.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 12 kurang lima menit. Alina dan Gea sudah siap dengan persiapannya. Alina sudah menggunakan pakaian longgar.
Tepat jam 12 malam. Alina siap untuk melakukan step by stepnya untuk membuka mata batin.
Pertama Tama Alina berdoa terlebih dahulu. Kemudian ia duduk bersila di atas lantai. Di saat yang bersamaan Gea mematikan lampu kamar sehingga suasananya menjadi kelam. Gea menyalahkan sebuah lilin di depan Alina. Hanya itu yang menjadi penerangannya. Alina mengatur nafasnya dan memejamkan mata. Ia bersila seperti orang yang sedang bermeditasi. Alina terlihat tenang dan tidak tertekan sama sekali saat melakukan step by stepnya.
Alina membuka sebelah matanya dan melihat sekeliling.
"Nyalain lampunya Gea!" pinta Alina. Gea langsung menghampiri saklar lampu. Sontak semua ruangan menjadi terang kembali.
"Gimana?" tanya Gea.
"Gak ada apa-apa, gak bener tuh step by stepnya!" ujar Alina.
"Iya juga sih, kan ngambilnya di google jadi wajar kan yang buat manusia" kekeh Gea.
"Udahlah, aku ngantuk mau tidur! sia-sia usaha aku" ujar Alina.
"Tidur di kamar aku aja ya!"
"Iya" Balas alina.
***
Alina
Alina bangun!
Alina menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Aku masih ngantuk Gea, jangan ganggu!" ujar Alina dengan suara serak bangun tidurnya.
Alina bangun!
Selimut Alina di tarik dengan kencang hingga terjatuh ke lantai.
"Gea ngapain sih!" ujar Alina. Alina terdiam mendapati Gea yang masih tidur di sampingnya.
Alina!
Alina langsung menoleh ke samping kanannya. Ia melihat seorang gadis dengan gaun putih tengah menatapnya dengan tatapan kesal.
"Ka_kamu siapa? kenapa ada di sini?" tanya Alina.
Susah banget bangunin kamu alina
Wajah nya terlihat kesal. Namun ia masih terlihat cantik walaupun dengan wajah yang sangat pucat.
"Buat apa kamu bangunin aku?" tanya Alina.
Aku citra Alina, aku butuh bantuan kamu buat cari tubuh aku
"Citra? bukannya kamu udah meninggal? kenapa aku bisa lihat kamu"
Itu karna mata batin kamu udah terbuka Alina, semua itu berkat ritual yang kamu lakukan semalam
"Apa? gak mungkin! ini pasti cuma mimpi!" ujar Alina. Ia mencubit pipinya dengan keras.
"Awwhh" Alina meringis kesakitan sembari mengelus pipinya.
Bukan mimpi kan?
Citra terkekeh dengan kepolosan Alina.
"Tapi gimana mungkin?" tanya Alina.
Semuanya mungkin Alina, karna pada dasarnya kamu memang memilikinya.
"Aku bisa bantu apa?" tanya alina.
Cari cowok yang bernama Damian di kampus!
"Buat apa?"
Dia pacar aku, aku mau ngucapin selamat tinggal sama dia sebelum aku benar-benar pergi.
"Tapi gimana aku nemuin dia kalau aku aja gak tau mukanya gimana?"
Di kamar ku ada fotonya, kamu bisa ambil disana.
"Kamar kamu? maksud kamu rumah Bu Gita?"
Iya
"Gimana cara masuknya?"
Ibu selalu pergi ke pasar tiap hari kamis pukul 10. Kamu bisa gunain waktu itu buat cari foto Damian di kamar aku. Dan biasanya ibu suka naruh kunci di bawah keset. Kamu cek aja disana!
"Alina kamu ngomong sama siapa?" tanya Gea. Ia mengucek matanya yang masih mengantuk.
"Ini sama citra" balas Alina menoleh pada citra.
"Citra? mana gak ada apa-apa!"
"Ini loh Gea, dia lagi berdiri di samping aku"
"Ngaco kamu! mau nakut-nakutin aku! gak mempan!" balas Gea ia kembali tidur dan menarik selimutnya.
Percuma aja Alina, dia gak bakal liat aku.
"Berarti cuma aku yang bisa lihat kamu?"
Citra menggangguk membenarkan ucapan Alina.
"Oh ya, besok kan hari kamis jadi aku harus masuk ke rumah Bu Gita besok?!"
Iya, kamu tenang aja. Kamu gak akan sendiri. Aku akan membantu kamu menemukan foto Damian.
***
Pukul satu siang Alina dan Gea sudah ada di kampus. Sebelum masuk ke kelas mereka ingin makan terlebih dahulu di kantin kampus.
Bug
Alina tak sengaja menabrak seseorang. Alina memunguti buku-bukunya yang berjatuhan di lantai.
"Sorry, aku gak sengaja" ujar Alina. Ia menatap cowok tinggi semampai yang ada di hadapannya.
Ia hanya menatap Alina datar. Tatapannya terlihat kosong dan dingin. Wajahnya juga terlihat pucat. Entahlah Alina merasa aneh dengan cowok yang ada di hadapannya.
"Alina, kamu ngomong sama siapa?" tanya Gea.
"Ini" tunjuk alina.
"Mana? Kamu aneh deh sekarang. Tadi pagi ngomong sendiri sekarang juga. Udah ah ayo ke kantin, nanti gak sempet makan. Laper nih" ujar Gea menarik tangan Alina.
Alina kembali menoleh ke belakang. Cowok itu masih menatapnya tanpa ekspresi sedikit pun. Selang beberapa detik Alina langsung tercengang saat cowok yang ia tabrak tadi tiba-tiba menghilang.
"Aku gak salah lihat kan?" batin Alina.
Selesai makan di kantin, Alina dan Gea langsung memasuki kelas. Tak lama setelah mereka memasuki kelas dosennya langsung masuk.
Di tengah-tengah perkuliahan Alina merasa jika ada angin yang berhembus di tengkuk lehernya. Alina menoleh ke samping kanan dan kirinya. Lalu ia menoleh ke belakang. Matanya terbelalak kaget melihat cowok yang tadi di tabraknya berada di belakangnya. Ekspresinya masih sama datar.
Alina ingin memastikan sesuatu. Ia menyenggol bahu Gea.
"Kenapa?" tanya Gea.
"Lihat belakang deh, ada orang gak?" tanya Alina. Tanpa ragu sedikit pun Gea langsung menoleh ke belakang.
"Gak ada tuh" balas Gea. Ia kembali fokus mendengar dosen.
"Jadi cuman aku yang lihat. Apa bener mata batin aku ke buka. Berarti cowok itu hantu dong!" batin alina.
Alina kembali menoleh ke belakang. Cowok itu sudah tidak ada di sana. Alina menghembuskan nafas lega.
Kamu cari aku?
Alina langsung terdiam ketika cowok itu berada di sampingnya.
"Gak" balas Alina pelan agar tak ada yang mendengar.
Bohong!
Alina diam, ia tak bicara sepatah kata pun. Dan lebih memilih menatap lurus ke depan mengabaikan cowok hantu yang mengajaknya mengobrol.
Jangan lupa like dan Comen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments