Setelah kepergian mbak Tika Alina langsung masuk dan mencari kelasnya. Bukan masalah besar bagi Alina dalam mencari kelasnya. Dengan menanyai beberapa orang senior. Alina langsung menemukan kelasnya hari ini.
Melihat adanya Gea yang sudah datang. Alina langsung duduk di samping Gea.
"Hai" sapa Alina.
"Hai" balasnya.
Pagi itu kelas alina langsung di mulai. Ia mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari dosen mata kuliah matematika bisnis itu. Kemudian ia menulis nya di dalam buku catatannya.
Perkuliahan selesai. Alina dan Gea mencari kantin kampus. Mereka akan mengisi perut mereka yang keroncongan di sana.
"Kamu tunggu sini, aku yang pesen" ujar Gea.
"Iya"
Alina menunggu sembari melihat-lihat kondisi kantin yang lumayan ramai.
"Eh tau gak sih?" ujar Gea langsung duduk di depan Alina setelah memesan makanan.
"Apa?"
"Tadi pagi waktu aku baru sampai. Aku denger senior ada yang meninggal bunuh diri. Sampai sekarang gak ada yang tau penyebab dia bunuh diri itu karena apa"
"Masa sih? kok aku jadi sering denger cerita orang bunuh diri ya?"
"Jadi sebelumnya kamu udah denger?"
"Udah, tapi aku gak tau itu orang yang sama atau gak" balas Alina.
***
Pukul 12 siang Alina sudah pulang dari kampus. Ia tengah beristirahat dengan memainkan ponselnya.
Drtttt
Alina langsung menggeser ikon hijau di ponselnya saat tau jika yang menelfon adalah Gea.
"Halo Gea, kenapa?"
"Aku main ke kos kamu ya. Bosen nih" ujar Gea dari seberang sana.
"Iya, aku sharelock ya"
"Oke"
Alina langsung mengirim sharelock lokasi kos nya pada Gea. Kemudian ia kembali melanjutkan bermain ponselnya.
15 menit kemudian, ponsel Alina kembali bergetar.
"Halo Gea"
"Aku di depan nih, kamar kamu yang mana?"
"Bentar, aku keluar"
Alina segera celingak-celinguk keluar. Dan benar saja Gea tengah ada di depan kosnya.
"Gea, sini!" panggil Alina.
Melihat Alina sudah keluar. Gea langsung menghampirinya dan menyimpan ponselnya.
Alina mengajak Gea masuk ke dalam kamar kosnya.
"Wihhh bagus kamar kamu" puji Gea.
"Hehe iya"
"Masih ada yang kosong gak?"
"Masih, kenapa? Kamu mau pindah ke sini?" tanya Alina.
"Kalau ada kenapa gak? lagian aku juga gak cocok sama kos aku yang sekarang. Orang-orang nya pada toxic"
"Yaudah pindah aja kesini"
"Nanti aku omongin dulu sama orang tua ku. Kalau di bolehin aku bakalan pindah ke sini"
"Oke"
"Jadi kita mau ngapain nih?" tanya Gea.
"Nonton aja gimana? aku ada beberapa film yang bagus loh"
"Genrenya apa?"
"Horor, mau gak?"
"Menarik, boleh deh" balas Gea.
Tak terasa Alina dan Gea telah menghabiskan harinya menonton Film Horor sepanjang hari.
"Seru juga ya koleksi film horor kamu" ujar Gea.
"Bagus kan?"
"Iya, gak kerasa ya udah magrib aja" balas Gea.
"Kamu laper gak? mau makan dulu?" tanya Alina.
"Boleh deh"
"Karena di sini cuma ada mie instan, aku masak mie aja ya" kekeh alina.
"Gak masalah"
Alina langsung menuju dapur. Sementara itu, Gea menunggu di kamar Alina sembari memainkan game di ponselnya.
Gea...
Tolonggggg...
Tolong aku...
Gea tersenyum dan menyimpan ponselnya.
"Alina kamu ngerjain aku? karna kita habis nonton film horor. Aku gak takut Alina!" kekeh Gea. Ia kembali memainkan ponselnya.
Gea...
Gea...
Tolong aku...
Tolongggg...
"Alina stop!" ujar Gea. Ia berdecak kesal dengan suara yang terus mengganggunya itu.
Gea....
Geaa...
Gea...
Gea merasakan tengkuk lehernya meremang dengan suara bisikan yang terdengar dekat di belakangnya. Gea hendak melihat ke belakangnya.
"Gea, ini mienya udah jadi" ujar Alina membawa dua mangkok mie.
Gea langsung melotot kaget melihat Alina yang keluar dari arah dapur.
"Alina, ka_kamu dari tadi di sana?" tanya Gea.
"Iya Gea, kan aku masak mie nya. Kamu kenapa? kok pucat gitu?" tanya Alina. Ia duduk di samping Gea sembari memberikan satu mangkok untuknya.
"Ga_gak, aku gak papa kok" balas gea.
"Kayaknya aku lagi parno aja deh, gara-gara nonton horor Mulu dari tadi" batin Gea.
"Gea, ayo di makan! kenapa malah bengong!" ujar Alina.
"I_iya"
Suasana menjadi hening. Gea tak lagi berbicara apa pun. Mendadak Gea menjadi orang yang pendiam.
"Kamu gak papa Gea?" entah kenapa Alina merasa khawatir dengan Gea. Ia merasa Gea sedang tidak baik-baik saja.
"Gak papa kok, Alina aku boleh nginep sini gak?"
"Seenggaknya aku gak bakalan sendirian kalau nginep di sini" batin Gea. Ia takut jika nanti ia kembali ke kos, ia akan parno lagi dengan film yang baru saja mereka tonton. Bagaimana jika ia berhalusinasi lagi? jadi Gea memutuskan untuk menginap sehari di tempat Alina.
"Ya gak papa dong. Malahan aku seneng kamu mau nginep" balas Alina.
Pukul 11 malam Alina dan Gea masih saja asyik ngobrol. Mereka bahkan lupa jika jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Yang artinya sebentar lagi akan tengah malam.
Hiks...
Hiks...
Hiks...
Alina dan Gea langsung melotot kaget. Ketika suara tangisan itu terdengar.
"Kamu denger?" tanya Gea.
"Iya"
"Siapa yang nangis tengah malam gini?" tanya Gea.
"Aku gak tau, tapi ini udah ketiga kalinya aku denger tangisan ini"
"Kamu pernah dengar?"
"Iya, sejak awal aku pindah kesini"
"Penghuni lain denger juga gak?"
"Denger, tapi mereka lebih waspada dan milih tidur sebelum tengah malam biar gak denger tangisan itu"
Hiks...
Hiks...
Hiks..
"Tangisannya Deket banget kedengarannya" ujar Gea.
"Iya, mending kita tidur aja" saran Alina.
"Iya"
Alina dan Gea langsung menutupi tubuh mereka dengan selimut.
Wushhhh
Selimut yang mereka gunakan untuk menutupi seluruh badan tiba-tiba saja tertarik ke bawah.
"Siapa yang narik?" tanya Gea, Alina langsung menggelengkan kepalanya.
Alina dan Gea sedikit merangkak melihat siapa yang menarik selimut mereka. Dengan nafas yang sudah tidak teratur. Mereka memberanikan diri untuk melihat.
Dan, ternyata kosong tidak ada apa-apa. Mereka bernafas lega.
"Gak ada apa-apa" ujar Alina.
"Syukur deh"
Hiks...
Hiks...
Tolong aku...
Alina dan Gea kembali bertatapan. Mereka kembali mendengar tangisan itu. Namun kali ini di sertai dengan permintaan tolong.
"Siapa?" tanya Alina. Tapi tak ada sahutan.
Tolong aku..
Tolong...
Hiks....
"Pergi! kenapa kamu ganggu kita?" ujar Gea.
Hiks...
Hiks...
Hiks...
Suara tangisnya semakin terdengar dekat. Alina dan Gea meraba tengkuk leher mereka yang terasa meremang. Mereka saling menatap satu sama lain. Dari sorot mata saja mereka sudah dapat mengerti maksud satu sama lain.
Alina dan Gea bersamaan memalingkan wajahnya ke samping. Karena suaranya terdengar dari belakang mereka.
"AHHHHH"
"AHHHHH"
Mereka langsung terpekik melihat sosok perempuan dengan wajah tertutupi rambut berada di belakang mereka.
Alina dan Gea langsung berlari keluar kamar.
Jangan lupa like dan Comen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments