Ucapnya pelan sambil mengusap perutnya.
Tidak terasa waktu berputar Seminggu telah berlalu..
Hari ini Ivona bisa keluar dari paviliunnya. Badanya meliuk liuk di tempat tidurnya..
bunyi krek krek dari otot otot badanya seakan semangat menjalani hari ini.
Saat kakinya menginjak lantai kamarnya pelayanya ana berserta pelayan yang lain datang berbondong bondong. Membuat Ivona terkejut.
"Kalian ngapain..?
"Apa kalian mau demo?
Tanya Ivona was-was
"Maaf selir..ucap mereka sopan.
"Nyonya Putra Mahkota sedang menunggu nyonya di taman.
"Jadi Mereka adalah pelayan dari kediaman Putra Mahkota.
"Yang Mulia Putra Mahkota menyuruh mereka membantu Nyonya siap siap.
Ana menjelaskan kepada Ivona. Membuat Ivona sedikit mengerti.
"Apa?
"Yang Mulia disini.
Ivona kembaliTerkejut.
Ivona belum pulih dari keterkejutannya.
Para pelayan itu sudah menuntunnya untuk mandi..
"Eee..ngapain kalian...
Ivona mempertahankan jubah tidurnya yang ingin di lepaskan para dayang itu.
"Ohh..kalian tidak perlu membantuku mandi..aku bisa sendiri.
Ivona menatap nyalang para pelayan Putra Mahkota.
"Maaf Selir ini perintah dari yang Mulia Putra Mahkota.
Ucap salah satu pelayan yang menurut Ivona sebagai kepala pelayan.
"Tidak perlu..membantuku Mandi.
"Ana cepat suruh mereka keluar.
Titahnya.
Ivona Langsung melesat pergi dari hadapan para pelayan itu. Ivona merasa geli saat tangan tangan pelayan itu menyentuhnya.
"Selir kelima tidak suka dibantu mandi.
"Jadi mohon maaf silahkan keluar.
Ucapnya sopan kepada pelayan Putra Mahkota itu.
Para pelayan itu keluar. Mereka tidak mau membuat selir kelima Putra Mahkota tidak nyaman. Karena sebelum mereka tiba di paviliun selir kelima sang Kasim telah mengingatkan supaya tidak menyinggung selir kelima. Itu sebabnya para pelayan itu tidak bersikap keras kepala.
Selesai Ivona berdandan cantik dan wangi..dirinya menemui sang Putra Mahkota. Jantungnya berdetak kencang setelah satu bulan lamanya tida bertatap Muka dengan lelaki itu.
"Degg..degg
Jantungnya semakin berdetak saat Ivona mendekati taman itu. berulang ulang Ivona membuang nafas untuk menutupi kecangungganya.
Tanpa mengucapkan salam Ivona langsung duduk didepan Ba Xi'an. Membuat Ba Xi'an menyunggingkan senyumanya. Ivona juga melihat sang tabib yang biasa memeriksanya ikut hadir..saat Ivona datang mereka sama sama memberi Hormat.
"Salam untuk yang Mulia selir kelima kiranya Dewa Agung selalu menyertai yang Mulia.
Ucap mereka dengan lantang dang serentak.
Membuat sudut bibir Ivona berkedut.
"Tumben sekali orang-orang ini menyapanya dengan sopan. batin Ivona
Biasanya Ivona hanya menerima salam biasa saja saat bertemu para pengawal itu. Lain halnya dengan Kasim ataupun tabib. Mereka memberi hormat kepada Ivona sama seperti barusan.
Sang tabib memeriksa Ivona seperti biasanya kandungannya sehat. Dan sudah memasuki ketiga bulan.
Ba Xi'an yang mendengar itu merasa senang. Dia langsung pindah duduk disamping Ivona. Tangan rampingnya itu menyentuh lembut perut Ivona yang semakin menonjol. Membuat Ivona terkejut dengan sikap Putra Mahkota.
Aliran darahnya ser ser merasakan sentuhan itu.
Sama halnya dengan Ba Xi'an saat istrinya itu menampakkan wajahnya jantungnya seperti lari maraton.
Apalagi saat Ivona langsung duduk di depanya. Aroma dari tubuh Ivona menyentuh Indra penciumanya yang sudah menjadi candunya. Ba Xi'an juga melihat kedua pipi istrinya itu semakin berisi. Dan mempunyai semburat merah alami..membuatnya Betah sekaligus gerah saat memandang istrinya itu. Tatapannya juga beralih ke bibir merah ceri istrinya itu. Membuatnya panas dingin setelah memandangi bibir yang semakin montok itu.
Saat tanganya menyentuh dan mengusap perut istrinya ada rasa hangat tak terlukiskan di dalam hatinya.
"Apakah ada yang kau inginkan..hmm?
Tanyanya lembut. Netranya menatap teduh mata safir milik istrinya itu.
Membuat Ivona salah tingkah.
"Tidak ada yang Mulia. Ucapnya pelan.
Sungguh Ivona tidak sanggup menghadapi perlakuan manis suaminya itu. Dia adalah wanita yang cepat Baperan. Apalagi lelaki itu adalah sosok yang dicintainya. Dan tidak akan mungkin bisa di gapainya. Batinya dalam hati.
Ba Xi'an masih betah memandangi istrinya itu bahkan Tangan kirinya menyentuh lembut tangan kiri Ivona. Tangan besar itu menggenggam tangan mungil itu. Di remasnya pelan seakan ingin menyalurkan rasa rindunya yang sudah menggunung.
Ivona seakan Beku di tempat ingin rasanya dia Berlari dan berteriak...
"Tolong jangan berikan kepadaku harapan palsu. monolog Ivona.
'"Maaf yang Mulia hamba ingin jalan jalan sekitar istana Ini.
Ivona sengaja mengatakannya karena dirinya tidak ingin dekat-dekat terus dengan Ba Xi'an.
Dia ingin menjaga jarak dari Pria yang mempunyai temperamen yang susah di tebak itu.
BA XI'AN yang mendengar keinginan istrinya. Dia langsung menurutinya.
"Aku akan mendampingi selir Jalan jalan. Sambutnya.
Ivona memicingkan matanya.
"Yang Mulia tidak usah repot repot mendampingi hamba. Tolaknya sopan.
"Aku tidak merasa di repotkan. Balas Ba Xi'an sedikit memicingkan matanya
"Bukankah yang mulia sibuk?
"Tidak..
"Hamba tidak ingin membebani yang Mulia.
Ucap Ivona mencari celah. Ivona hari ini berencana keperpustakaan kerajaan. Untuk mencari buku tentang sihir. Sebisa mungkin Dia ingin menjauh dari Ba Xi'an.
Sementara Ba Xi'an merasa istrinya itu ingin menjaga jarak darinya. Dia menatap bola mata safir itu Ba Xi'an menangkap gelagat aneh dari kedua mata Ivona.
"Katakan apa yang selir inginkan.
Tanyanya Datar. wajahnya sudah kembali ke mode biasa.
"Hamba tidak punya keinginan yang lain yang Mulia balas Ivona kaku.
Putra Mahkota itu sungguh sangat mudah mencurigai nya.
Hari ini Dia tidak akan jadi pergi keperpustakaan kerajaan. Cukup jalan jalan saja sebentar dan Ivona kembali ke paviliunnya. Ivona tidak ingin Ba Xi'an mencurigainya. Ivona yakin Ba Xi'an adalah Pria yang mempunyai insting Kuat. Jadi Ivona tidak boleh gegabah.
Wajah Ba Xi'an muram mendengar jawaban Ivona Dia yakin istrinya itu pasti menginginkan sesuatu. Instingnya tidak pernah salah.
"Jawab jujur.
"Jika tidak aku akan mengurung Mu kembali di paviliun.
Ucapnya bahkan suaranya sedikit di tinggikan. Ancamannya tidak main main.
Ivona menelan ludahnya kasar. Tidak mungkin Dia jujur ingin keperpustakaan. Pasti Putra Mahkota itu akan bertanya buku apa yang ingin di carinya. Tidak mungkin Ivona mengatakan mencari Buku tentang kehamilan lagi. Sementara bulan yang lalu Ivona sudah pernah memberi alasan itu kepada Kasim.
"Ayok berfikir. Batinya gelisah
Seketika matanya membalas tatapan tajam Ba Xi'an. Dia dapat melihat Bola mata hitam itu seakan melahapnya bulat bulat.
Ivona kembali merasakan nyeri di dadanya.
"Kemana perginya pria yang bersikap manis tadi batinya. Terkekeh kecil. Sekarang lelaki itu sudah berubah menjadi sosok iblis.
Ivona tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan pria yang sudah mengancamnya itu.
"Jika yang Mulia merasa itu yang terbaik.
"Hamba akan menurutinya.
Suara Ivona sedikit bergetar.
Lelehan warna bening sudah mengenang di kedua matanya.
Tadi Ivona sudah sempat terbang melayang melambung tinggi. saat laki-laki dingin itu menunjukkan perhatianya.
Tetapi Dalam sekejap dirinya kembali ditarik kedalam kenyataan...
"Ivonaa...panggil Ba Xi'an geram.
"Jangan paksa aku bersikap kejam
Tatapanya menatap nyalang Biru safir itu.
Ba Xi'an dapat melihat kegelisahan istrinya itu. Membuat Ba Xi'an semakin murka.
Ba Xi'an jadi percaya istrinya itu menginginkan sesuatu bahkan lebih. membuat Ba Xi'an berfikir Negatif.
"Apa yang kau rencanakan.
"Wanita ini harus dikerasi batinya.
"Deg..
Ivona hampir pingsan pupil matanya melebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Erlina Ibrik
Typo Thor ,disini Nama Ivona adalah Izora 🙄
2023-07-26
1