Ivona baru selesai melakukan ritual makan siangnya.
"Nyonya mau kembali beristirahat?
Tanya ana hati hati.
"Hm..
"Kenapa nyonya sekarang ini pendiam, "biasanya nyonya akan bertanya tentang Putra MAHKOTA.
Tanya ana dalam hatinya
Ivona memejamkan matanya saat sudah merebahkan tubuhnya yang masih lemah di kasur empuknya.
Entah kenapa badanya ini gampang lelah.
Monolog Ivona.
Ivona langsung terlelap.
" Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau lakukan ini.
"Berani beraninya kau menjebakku.
Ucap lelaki itu dengan suara Baritonnya.
Lelaki itu berusaha menahan hasrat yang sudah sampai keubun ubun.
Izora tidak gentar Dia berusaha menahan ketakutannya demi bisa bersama dengan Pria yang di cintainya itu.
Izora menurunkan mantelnya menyisahkan gaun tipis yang sudah sengaja dia gunakan Izora.
"Hamba akan menyerahkan diri hamba dengan sepenuh hati pada lelaki yang hamba cintai.
Izora Berbicara lembut dan tatapan matanya begitu sendu.
Membuat sang pria bergetar.
Lelaki itu menatap intens perempuan itu.
wajah itu tampak pucat tapi masih tersirat kebahagian yang terpancar dari kedua bola matanya.
Walaupun Pria itu mempertahankan logikanya tetapi hatinya berkata lain.
Entah kenapa kata kata dan Tatapan wanita yang di depanya itu membuatnya terhipnotis.
"Shiit...sakit ucap Izora lirih.
Saat laki-laki itu Akhirnya terbuai dan mengikuti Permainan Izora.
Pria itu kembali memperhatikan wanita yang sudah dimasuki itu.
Pria itu menumpahkan semua benihnya,
Bukan sekali dua kali bahkan lelaki itu melakukanya berulang ulang seakan akan dia melakukanya dengan hasrat yang alami.
"Haa...aa
Keringat membasahi wajah cantik Ivona, kemudian matanya mengerjap beberapa kali, dadanya naik turun.
"Mengapa aku memimpikan peristiwa laknat itu.
"Dan entah kenapa aku seakan ikut menikmatinya.
Monolog Ivona dengan perasaan tidak menentu.
"Bukankan itu Izora?
"Apa yang kumimpikan tadi ingatanya?
"Tapi kenapa aku bisa memimpikannya? "Bukankah semua ingatan Izora sudah terekam semua di memori otakku?
"Lalu kenapa peristiwa yang tadi tidak ada dalam memori ingatan pemilik tubuh ini?
"Dan kenapa malah hadir dalam mimpiku?
Ivona bertanya-tanya dengan kening berkerut.
Dia binggung dengan keadaanya saat ini.
"Apa mungkin hari itu Izora sudah meninggal saat dia meneguk racun itu?
"Atau aku sudah ada ditubuhnya semenjak dia meninggal hari itu?
"Atau jangan jangan...
Ivona langsung menutup mulutnya.
"Tidak tidak....
"Tidak mungkin aku yang melakukanya dengan pria mesum itu.
"Kenapa juga wajahnya tidak bisa ku lihat dengan jelas.
"apa aku juga diberi obat perangsang?
Begitu Banyak pertanyaan di benak Ivona.
Seperti puzzle.
Ana buru buru membuka pintu kamar majikanya saat mendengar teriakan nyonyanya.
dia melihat majikanya yang bermandikan keringat.
"Nyonya kenapa?
"apa nyonya demam lagi?
Tanyanya cemas sambil memegang kening sang majikan.
"Tapi tidak demam. Batinya.
Ivona yang melihat kecemasan pelayannya itu tersenyum singkat.
"Aku tidak apa apa.
"Mungkin ruangan ini terasa panas makanya aku berkeringat.
Ana mengerutkan keningnya.
"Tapikan nyonya saat ini musim dingin?
" Udara di kamar ini juga terasa menusuk kekulit.
" Kenapa nyonya bilang panas?
Tanya ana polos.
Seketika Ivona tersedak ludah sendiri, betul juga apa kata Pelayanya.
Dia juga merasakan udara di kamarnya terasa dingin.
Bahkan sampai menusuk ke tulang-tulangnya.
"Ana aku tadi mimpi buruk.
Akhirnya Ivona sedikit jujur.
sungguh mimpinya itu adalah mimpi paling buruk yang pernah dialaminya seumur hidup.
Ana mengangguk pelan.
Mencoba memahami ucapan majikanya.
Ana tidak akan bertanya jika majikanya tidak mau memberitahunya.
'Hamba akan membantu nyonya ganti baju...
Ivona mengangguk patuh.
Saat Ivona sudah selesai ganti baju.
Tiba tiba perasaanya tidak enak.
Perutnya seakan di aduk aduk.
Ivona menahan rasa mualnya.
Mungkin mimpinya tadi terlalu menjijikkan jadi efeknya membuat Ivona tidak nyaman bahkan mau muntah.
"Apa nyonya mau minum teh atau mau makan malam?
"Biar hamba persiapkan tanya ana pelan.
"Apa?
"Makan malam?
"Bukan kan aku baru makan siang tadi?
Kenapa waktu didunia ini cepat sekali berlalu?
Batinya Ivona.
Lalu menatap pintu kamarnya yang masih terbuka.
Ternyata benar hari sudah malam.
Ivona mengangguk.
Dan Dia juga meminta untuk di bawakan cemilan manis.
Beberapa saat ana kembali kekamarnya dengan membawa makan malam sang majikan di dampingi ketiga pelayannya yang memperlihatkan wajah ketidak sukaan mereka.
IVONA melirik ketiga pelayan itu.
"Mulai besok dan seterusnya jangan lagi kalian melayaniku.
"Aku tidak mau mempunyai pelayan yang tidak tulus.
Mata safir birunya menatap tajam ketiga pelayan itu.
Ketiganya langsung bersujud meminta ampun.
"Nyonya kami minta maaf tapi kami tulus melayani nyonya.
Mereka bertiga mengucapkan kata kata yang sama.
Membuat Ivona makin jengkel.
Walaupun ketiga pelayan itu sudah bersujud dan meminta ampun tetapi Ivona dapat melihat dari mata ketiga pelayan itu tidak menyiratkan ketulusan.
"Cihh...
"silahkan keluar terima cambukan tiga puluh kali.
ucap Ivona tanpa melihat ketiga pelayan itu. Ketiganya langsung mengucapkan terimakasih.
Dan berhamburan keluar.
Mereka sangat ketakutan saat biru safir itu menatap mereka dengan tajam.
Ana kaget melihat ketegasan majikanya itu seumur umur dia tidak pernah melihat majikanya menghukum pelayan.
Selama ini ana beranggapan majikanya terlalu polos dan lugu.
Tetapi entah kenapa saat majikanya bangun dari komanya majikanya jadi berbeda seakan bukan orang yang sama lagi.
"Apakah nyonya sudah berubah?
"Baguslah.
"Setidaknya nyonyaku tidak seperti dulu lagi. Batinya.
"Ana..sebelum aku memasuki istana ini
"Apakah aku melakukan sesuatu?
"Bisakah kau memberitahuku?
Ivona akhirnya menanyakan yang mengganjal di hatinya.
mencoba mengkorek informasi dari pelayanya itu.
"Apakah nyonya lupa ingatan?
Ana bertanya dengan raut wajah yang terkejut. sekaligus Cemas.
"Bukan ana aku tidak lupa ingatan.
"Maksudku saat aku minum racun pemberian Emeli.
"Apakah aku langsung menjebak putra mahkota?
"Soalnya peristiwa itu aku tidak ingat sama sekali.
Terang Ivona dia tidak mungkin mengakui lupa ingatan sementara ingatan sang pemilik tubuh sudah di ketahuinya sebagian.
"Apa Nyonya?
Ana yang mendengar itu heran.
"Maaf nyonya.
"Hamba akan menjelaskanya.
"Nyonya sebulan yang lalu nyonya Emeli mendatangi kamar nyonya dan menantang nyonya.
"Jika nyonya meminum racun itu maka nona Emeli akan membantu nyonya menjadi selir putra mahkota.
"Karena kebetulan putra mahkota sedang berkunjung untuk menjumpai tuan besar.
"Tanpa berpikir panjang nyonya menelan semua racun itu.
"Karena Nyonya sangat mencintai Putra Mahkota sejak kecil dan ingin menjadi Selir Putra Mahkota.
"Hamba tidak sempat mencegah nyonya karena hamba di hadang pelayan nona Emeli.
"Nyonya langsung pingsan.
"Dan nona Emeli meninggalkan nyonya begitu saja.
"Saat Nyonya tidak sadarkan diri.
"Hamba mencoba memangil pengawal yang berjaga di sekita Paviliun.
"Ternyata pengawal tidak ada satupun disana.
"Tiba tiba nyonya sadar tapi nyonya seperti kebinggung.
"Mungkin itu efek dari racunnya Nyonya.
"Lalu hamba bergegas ke ruang utama untuk memangil selir kedua dan tabib.
" Saat kami kembali kekamar nyonya tidak ada di sana.
" Kami tidak tau mencari nyonya kemana lagi.
"Karena setahu Hamba Nyonya paling sering mengurung diri di kamar.
"Kami ingin meminta bantuan Tuan.
" Tetapi Tuan lagi ada tamu yaitu Putra Mahkota.
"Sampai malam nyonya tidak juga ketemu.
"Dan besoknya paviliun sebelah barat terjadi keributan.
"Nyonya sedang Berada satu kamar dengan yang Mulia Putra Mahkota.
"Kami semua terkejut melihat Nyonya di sana dengan keadaan yang mengenaskan.
"Setelah diselidiki Putra Mahkota diracuni.
"Tetapi itu bukan racun yang mematikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Pity Ardiansyah
lanjut
2023-07-12
1