Ana yang mendengar perkataan nyonyanya yang memikirkan nyawanya merasa terharu.
Dia tidak menyangka majikanya lebih memikirkan nasibnya dari pada dirinya sendiri.
"Nyonya tidak perlu memikirkan nyawa hamba.
"Hamba hanya pelayan rendahan nyonya.
Ucap ana bergetar dia tau setiap majikan melakukan kesalahan semua pelayan serta pengikutnya akan di hukum. Mereka akan dijual sebagai budak rendahan, dan dijual kerumah bordil sebagai pelacur. Bahkan dibunuh.
Ana bersujud didepan majikanya itu.
"Hamba akan mempertaruhkan nyawa hamba untuk melayani nyonya.
" Yang penting nyonya harus memikirkan nasib nyonya kedepan.
Ucapnya serak air matanya jatuh.
"Bangunlah ana.
"Aku tidak pernah menganggap mu sebagai pelayan.
" Aku sudah menganggap mu sebagai saudara.
" Kau adalah salah satu orang yang tulus memperlakukanku dengan baik ana.
" Aku tidak akan bisa mengorbankan mu.
" Jadi untuk saat ini dan seterusnya percayalah padaku aku akan mencari cara membebaskan kita.
Ucap Ivona sambil tersenyum lebar.
"Baik nyonya hamba percaya.
Ana menghapus air matanya.
Setelah kejadian yang mengharukan itu.
Ivona merebahkan tubuhnya.
pikiran dan batinya masih tertekan.
"Aku harus mencari jalanku sendiri. Batinya.
Saat kelopak matanya sudah mulai tertutup telinganya menangkap suara suara hentakan dan kaki berjalan.
"Putra mahkota telah tiba.
Ucap Kasim menggelegar di tempat itu.
Dan membuka kedua pintu kamar Ivona
Sontak membuat Ivona mengeram marah.
Pintu kamar terbuka Lebar tidak ada kata kata permisi.
Siapa yang akan berani marah kepada Putra Mahkota kerjaan ini.
Ana segera masuk dan membantu Ivona mengunakan mantel hangatnya.
Lalu permisi meninggalkan sang nona dan diikuti pengawal pribadi putra mahkota mereka berjaga diluar.
Ivona dan putra mahkota ditinggalkan diruangan yang luas itu.
Tidak ada yang mulai pembicaraan.
Bahkan Ivona tidak memberi hormat kepada putra mahkota.
Matanya melirik kearah putra mahkota.
Mengamatinya dari atas sampai bawah. Semua yang dilihat terlalu sempurna.
"Ciihh...bahkan dewa menciptakannya begitu sempurna.
"Apakah dia keturunan Dewa?
Batinya.
Ba Xian Zhu yang melihat selirnya itu curi curi pandang. Mengernyitkan alisnya.
"Sudahkah kamu puas memandangi ku?
"Haruskah kamu bersikap tidak sopan?
Ucapnya sinis.
Melihat wajah wanita yang di depanya itu mengingatkannya pada peristiwa itu.
Sampai saat ini dia masih emosi kepada wanita yang didepanya ini.
Walaupun pada akhirnya dia cepat sadar apa yang terjadi malam itu.
Tetapi dia merasa tidak terima karena dijebak secara hina. Mengingat dia punya harga diri yang tinggi. Putra mahkota memang mendengar dari pengawalnya bahwa wanita yang didepanya ini sangat mencintainya semenjak umur tujuh tahun dan rela melakukan apa saja demi melihatnya dan bahkan melakukan hal yang paling murahan. yang akan di ingatnya seumur hidup. tetap saja putra mahkota tidak terima.
Dia menganggap wanita itu sudah gila. Dan wanita gila itu sedang mengandung benihnya.
"Sekarang aku harus menahan amarahku demi anakku yang di rahimnya. Batinya"
Ivona yang mendengar suara bariton itu sontak terkejut bulu kuduknya merinding.
"Apakah begini aura sang pemimpin.
Bisa mati kutu aku. Batin Ivona
Jiwanya ingin berteriak untuk memaki lelaki itu tetapi dia tidak seberani itu.
Jantungnya berdetak tak karuan Merasa was was. Lelaki yang didepanya ini sungguh sangat mengerikan.
"Huuu...ganteng ganteng tapi menyeramkan. Monolog Ivona.
"Maaf yang mulia ucapnya sambil berdiri membungkukkan badanya.
"Apa yang membuat yang mulia datang kepaviliun hamba yang sederhana ini? tanyanya dengan anggun.
Sementara Ba Xian yang mendengar pertanyaan selirnya itu mengerutkan keningnya.
"Bukankah hak ku mendatangi selirku?
Putra mahkota balik bertanya bahkan telinganya merah padam saat sadar dengan ucapanya.
Dia tidak mau selirnya itu merasa bangga karena diperhatikan olehnya. Padahal kedatanganya kesini hanya melihat perkembangan janin yang sedang dikandunganya.
"Aku kesini karena mendengar kabar bahwa salah satu selirku sedang mengandung.
Ucapnya dia tidak mau membuat selirnya itu memikirkan hal hal aneh.
Ivona yang mendengar itu memicingkan matanya.
Senyum cantiknya terpatri diwajahnya yang semakin membuatnya berkali kali lipat bertambah cantiknya.
"Terimakasih yang mulia atas perhatiannya.
Senyumnya masih merekah.
Membuat aktingnya semakin alami.
"Mungkin hari hari berikutnya aku akan sering berkunjung.
"Itu semua ku lakukan untuk calon anakku yang sekarang kau kandung.
"Jadi kuharap kau tidak berfikir yang macam macam.
"untuk saat ini fokuslah merawat anakku yang ada dirahimmu dan nikmatilah hidupmu saat ini.
"Karena jika anak ini sudah lahir pasti kau sudah tau. Akhir dari hidupmu.
Ucap putra mahkota tanpa perasaan.
Dia langsung memutuskan ikatan itu.
Dia tidak mau perempuan itu semakin bertingkah. Cukup sekali dia kena jebak. selanjutnya dia yang mengatur.
Bahkan hidup mati wanita itu ada di tanganya.
Sementara Ivona yang mendengar kata kata kejam itu sontak membuat matanya berkaca kaca. Badanya membeku.
"Apakah Sekejam itu lelaki yang di depanya ini.
"Bahkan anak yang di kandungan masih gumpalan kecil.
"Bukankah dia terlalu cepat mengingatkannya dengan hukumannya.
"Shiit...kenapa juga aku harus menangis didepan lelaki ini.
" Itu pasti membuatnya merasa bangga. Batinya menghapus air mata dengan kasar.
"Baik yang mulia ucapnya bergetar.
Ba Xian Zhu yang melihat selirnya menangis merasa tertekan hatinya tidak menjadi tidak tenang tenang.
"Apakah aku terlalu berlebihan?
"Apakah jika seorang ibu menangis akan berpengaruh kepada janinya?
Batinya bertanya tanya.
"Karena yang mulia sudah mengingatkanku tentang akhir hidupku.
" Bisakah yang mulia menuruti permintaan terakhirku.
Ucap Ivona.
Kali ini suaranya jernih tidak ada lagi air mata dipipinya tidak ada lagi yang namanya ketakutan.
"Persetan dengan kematian.
"Bukankah dia juga sudah pernah mati.
Batin Ivona
Ba Xian memperhatikan wajah selirnya itu. Dia tidak terlalu fokus dengan kata katanya kali ini dia fokus pada wajah yang mungil itu. Wajah itu memiliki semburat alami.
Putih bersih.
Membuat tubuh Putra Mahkota kaku
"Kenapa wanita ini cepat sekali berubahnya? Batinya.
"Permintaan?? Balasnya sinis.
Ivona mengangguk.
"Jangan lancang kau Izora.
Dia bahkan menyebut nama selirnya itu.
"Kau Meminta permintaan sementara hidupmu tergantung padaku.
ucapnya menyeringai.
Matanya Menatap tajam bola mata safir itu.
" Tidak ada yang namanya permintaan Izora. Ucapnya memutuskan.
"Ini bukan tentang-Ku.
Mata safir Ivona menatap lembut bolat mata hitam legam itu membuat sang empunya hampir meleleh.
"Lalu?
"Ini tentang pelayan pribadiku yang bernama ana.
"Kuharap setelah aku melahirkan keturunan yang mulia.
"Dan disaat aku harus meninggalkan istana ini.
"Kuharap yang mulia jangan menjualnya. "Bisakah yang mulia memulangkan ana kekampung halamannya?.
"Sekalipun dia tidak bisah lagi menjadi pelayan.
"Jadi kumohon yang mulia.
"Ringankanlah hukuman untuk pelayanku itu.
Ivona memasang raut wajah belas kasihanya. Kali ini suaranya serak.
Matanya menahan pedih dimatanya.
Dia yakin laki-laki itu akan sedikit luluh.
"Cihh...haruskah ku sebut dirimu manusia paling bodoh?
"Kenapa kau harus memikirkan nasib pelayanmu.
"Sedangkan hidupmu saja sudah tidak bisa kau urus.
Putra Mahkota berkata sinis.
"Karena hidupku sudah tidak ada lagi gunanya.
"Apakah aku salah mempertahankan hidup orang yang sudah kuanggap saudaraku? sekalipun dia seorang pelayan.
Ucapnya dengan air mata yang sudah mengalir di pipi mulus itu.
Dia akan mengutuk jika laki-laki itu juga tidak luluh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Rafiah Taufik
lnjut
2023-07-14
1
Adek Cilla
asu
2023-06-12
0