Sungguh putra mahkota yang melihat air mata itu. Menahan amarah yang bergejolak di dadanya. Hatinya berdenyut nyeri. Apa lagi mendengar kata kata istrinya itu bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi seakan terngiang ngiang di kepalanya.
Kata kata itu merupakan kutukan. Untuknya.
"Bisakah kamu tidak menangis?
"Aku tidak mau sesuatu terjadi kepada anakku.
Katanya selembut mungkin.
Kali ini dia merasa kerasukan.
Logika dan hatinya selalu berlawan.
Ivona yang mendengar ucapan putra mahkota itu merasa aneh.
"Bukan kah tadi dia bersikap kejam?
"Kenapa sekarang dia peduli?
" Mungkinkah aku telah berhasil?
"Atau itu demi anaknya ini?
"Seperti yang di bilangnya barusan? Batinya.
"Untuk permintaanmu itu masih kupertimbangkan.
'Semua itu Tergantung dirimu.
"Baik yang mulia.
"Bingwen...
pangilnya Putra Mahkota kepada pengawalnya.
"Hamba yang mulia.
"Ambilkan ramuan ginsengnya.
Perintahnya.
Beberapa saat kemudian pengawalnya itu beserta Kasimnya datang membawa nampan.
Kasim itu meletakkan mangkok porselen itu di depan putra mahkota dengan hati hati.
Putra mahkota mengambil mangkok itu beserta sendoknya.
"Ini herbal ginseng bagus untuk kandungan. "Dan juga menguatkan janin walaupun rasanya agak pahit tapi kamu tidak usah kuatir kamu bisa mengunyah manisan ini untuk menghilangkan rasa pahitnya.
JElasnya sambil mengeluarkan kantong manisan dari saku jubahnya.
Kasim beserta pengawalnya itu hampir menjatuhkan rahangnya.
"Dari mana manisan itu? Monolog sang Kasim dalam hati.
Dan Baru kali ini mereka melihat putra mahkota berbicara banyak.
Selama ini mereka mengenal putra mahkota sosok pendiam, dingin dan kejam.
"Ternyata putra mahkota itu bisa berbicara banyak terhadap selirnya yang satu ini. "Mungkin karena selir sedang mengandung. Jadi putra mahkota sedikit lembut.
"Mungkin.
Batin mereka masing masing.
Ivona mengangguk patuh. Lalu menyesap pelan pelan ramuan itu tanpa mengeluh. Dan menghabiskanya tanpa sisa. Selanjutnya Mengambil manisan itu. Mengunyahnya pelan pelan. Semua yang dilakukan terasa tenang dan anggun.
Putra mahkota yang melihat itu tersenyum samar.
"Sekarang Istirahatlah.
Tidak menunggu lama putra mahkota beserta rombongannya telah kembali.
Ana yang membantu majikanya istirahat tersenyum senyum sendiri.
Ivona yang melihat tingkah pelayannya itu merasa heran.
"Kau kenapa ana?
" Apa kau jatuh cinta sama pengawal putra mahkota itu?
Tanyanya Ivona matanya menatap tajam pelayan itu.
"Apa nyonya?
"Tidak..tidak nyonya hamba tidak jatuh cinta sama lelaki patung itu ucapnya segera. "Hamba merasa senang akhirnya yang mulia Putra Mahkota mengunjungi nyonya.
"Bahkan memperlakukan yang mulia sangat lembut.
Wajah ana berbinar-binar meluapkan isi hatinya.
Ivona yang mendengar pelanyanya itu merasa jengkel.
"Apanya yang lembut?
"Kau belum tau saja bahwa Putra Mahkota itu tadi mengucapkan kata kata kasar dari mulut berbisanya.
"Lelah juga.. Bahkan aku harus bersandiwara tadi di hadapanya demi menyelamatkan mu. Batinya.
Ivona melihat langit langit kamarnya.
Dia tidak bisa tidur. Ivona melirik pelanyanya itu yang sibuk memijit mijit kakinya dengan lembut.
"Ana...sudah tidak usah dipijit pijit lagi.
'Tapi nyonya..pesan Putra Mahkota hamba harus melayani nyonya sebaik mungkin.
Ucapnya mengingat pesan Ba Xian padanya sebelum meninggalkan ruangan itu.
"Iya..tapi tidak harus juga kau disini seharian. Memangnya kau tidak capek?
"Tidak nyonya. Jawab ana enteng senyumanya tidak pudar sedari tadi.
"Iss..bisa tidak kau jangan senyum senyum seperti orang gila.
"Memang kenapa nyonya?
"Aku tidak suka ana...aku merinding melihatnya.
"Oo.. maafkan hamba nyonya.
Ucapnya polos.
Ivona merasa jengah melihat Pelayan nya itu.
"Ngomong ngomong ana apakah ada disini perpustakaan?
"Ada nyonya. Perpustakaan kerajaan.
"Tapi tidak diperbolehkan masuk sembarangan kesana nyonya.
"Karena perpustakaan itu khusus para bangsawan kerajaan nyonya.
"Bukankah aku putri bangsawan?
"Tapi....nyonya tidak bisa kesana.
"Kenapa?
"Pokoknya besok kita kesana setelah sarapan. Berhubung disana ada paviliun.
" Untuk makan siang dan makan malam suruh diantar kesana.
"Tapi sudah ada dekrit dari yang mulia putra mahkota bahwa nyonya tidak bisa keluar dari paviliun ini bahkan tidak boleh ada yang mengunjungi nyonya.
"Sekalipun itu tuan besar dan selir kedua. Ayah dan ibu nyonya.
Jelasnya.
"Apa?
" Sejak kapan dekrit itu?
" kenapa aku tidak ingat?
"Ternyata masih banyak hal hal yang penting belum kuingat. Batin Ivona
Ana yang mendengar teriakan nyonyanya itu. Lantas bersujud.
"Dekrit itu di terima nyonya sehari setelah nyonya menjadi selir putra mahkota nyonya.
Kepala Ivona berdengung.
Belum juga memulai. rencananya sudah hancur duluan.
"Jadi aku harus di paviliun ini sampai perutku meletus. Ucap Ivona jengkel.
"Haa..ana tergagap.
" Nyonya tidak bisa berbicara hal hal mengerikan itu Nyonya.
"Ya Dewa maafkan majikan hamba ucapnya bersujud berulang ulang.
Ivona yang melihat tingkah pelayanya itu semakin pusing.
" Itu perumpamaan ana. Batinya.
"Iya..iya..maaf
"ana sekarang berhentilah membuat kepalamu itu pecah.
Kata ivona
"Baik nyonya. Terimakasih.
"Sekarang pergilah istirahat.
Pelayannya itu mengangguk patuh.
Ke esok harinya..pengawal pribadi Ba Xian menghadap. Menyampaikan permintaan selir kelima.
"Mohon maaf yang mulia.
"Selir kelima minta izin ke perpustakaan kerajaan yang mulia.
Ba Xian melirik sekilas pengawalnya itu.
" Katakan kepadanya Jangan aneh aneh. Suruh dia banyak istirahat.
"Bai..
Belum selesai Bingwen melanjutkan ucapanya..suara Kasim bergema diruangan putra mahkota.
"Selir kelima telah tiba.
Ivona masuk keruangan itu. Aroma mint yang menyegarkan dan menyenangkan memanjakan Indra penciuman ya. Setelah serangkaian masalah yang ditimbulkannya kepada pelayan serta pengawal akhirnya dia tiba ditempat ini.
" Capek juga memalui jalan terjal. Batinya.
Putra mahkota yang melihat kedatangan selirnya itu diam ditempat. Mata tajamya melihat perempuan yang sedang memasuki ruangannya itu. Penampilannya anggun dan lembut riasanya sederhana tapi terkesan elegan. Tanpa basa basi dia langsung duduk di depan meja putra mahkota. Bahkan tanpa memberi hormat.
Putra mahkota yang belum sadar dari kekagumannya. Tiba tiba terkejut karena wanita itu terlalu dekat dengannya bahkan aroma tubuhnya bisa tercium oleh hidung mancungnya. Aroma bunga freesia aroma yang menenangkan hati dan jiwanya. Dia sangat suka dengan aroma selirnya itu.
Lalu matanya menatap lekat bola safir itu.
"Kembalilah ke paviliun mu.
"Untuk masalah yang kau timbulkan barusan. Kali ini aku pura pura tidak tau.
Ucapnya datar. Kalah tembok Berlin.
Tanganya kembali sibuk.
Ivona yang mendengar ucapan suami menyebalkan itu memanyunkan bibirnya.
"Tapi aku bosan disana badanku pegal jika harus tidur terus. Rengeknya.
"Boleh ya..aku keperpustakaan. suara Ivona sedikit manja.
Membuat putra mahkota yang mendengar suara selirnya itu sedikit bergetar.
Ba Xian berbatuk sedikit menghilangkan keresahan yang hinggap dihatinya. Lalu menatap selirnya itu.
"Sekali tidak...ya tidak
"kau tidak ku izinkan meninggalkan paviliun.
Netranya menatap nyalang Ivona. Dia harus tegas dengan wanita itu.
"Kasih hamba kesempatan yang mulia. "Setidaknya hamba melakukan ini untuk menciptakan hari hari terakhir hamba dengan anak yang hamba kandung.
"Hamba ingin mengukir kenangan yang akan hamba ingat setelah hamba meninggalkan istana ini.
"Supaya jika hamba keluar dari istana ini hamba kuat menjalani hari hari hamba yang penuh dengan kesepian yang mulia.
"Hamba mohon yang mulia.
"Hiks..hikss..
Ivona bersujud di depan Ba Xian dengan air mata yang bercucuran.
Dirinya telah melakukan mode aktingnya . Membuat keadaannya sedramatis mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
itu para istri si PM semua di tidurin GK Thor 🤔🤔 kok GK rela ya si PM dah celap celup 😏😏😏😏
2023-06-25
5
Adek Cilla
cerita alurnya asu sampah
2023-06-12
0