"Sialan! Lepaskan aku! Ini adalah club Victor! Aku adalah sepupu Victor!"
Frank tidak peduli dengan teriakan Lukas. Dengan gesit, dia membawanya keluar dari ruangan utama klub, sementara Victor hanya melambaikan tangan dengan dingin, memberi tahu Frank untuk melanjutkan tindakannya.
Di luar club, Lukas tidak memberikan perlawanan apapun. Frank mendorong Lukas ke depan pintu keluar dengan paksa, lalu melayangkan pukulan-pukulan tajam di perutnya agar Lukas benar-benar merasakan akibat dari tingkah lakunya. Lukas merintih dan meminta ampun, tetapi Frank tetap tegas. Lukas muntah-muntah sambil memegang perutnya yang kesakitan setelah dipukuli. Frank juga mengambil paksa kartu member club milik Lukas dengan kasar.
"Dengarkan baik-baik, Lukas," kata Frank dengan nada rendah yang membawa ancaman, "Ini adalah club milik Victor, dan kita tidak mentolerir perilaku kasar dan merendahkan di sini. Kamu akan di-blacklist dari club ini, dan kalau kamu masih berani datang, aku akan pastikan bahwa itu adalah kesalahan terakhirmu."
Setelah memberikan peringatan terakhir kepada Lukas, Frank melemparnya keluar dari klub dengan kasar. Lukas tersungkur di trotoar, merasa malu dan sakit. Dia tahu bahwa dia telah membuat dirinya menjadi bahan tertawaan di antara teman-temannya, dan dia harus menelan rasa malu ini. Padahal di depan club banyak orang yang masih mengantri untuk masuk ke dalam. Frank juga melempar dompet milik Lukas setelah mengambil kartu member club miliknya.
Sementara itu, di dalam klub, suasana masih tegang. Semua orang masih menunggu reaksi Victor terhadap insiden ini. Ethan, bagaimanapun, masih duduk dengan santainya, menghisap rokoknya dan memperhatikan situasi dengan cermat. Dia telah melihat cukup banyak untuk menilai karakter orang-orang di sekitarnya, dan ini adalah kesempatan bagus untuk memahami lebih dalam tentang dinamika dalam klub ini, terutama antara Victor, Jacob, dan petugas kemanan yang sebagian merupakan werewolf.
Jacob, yang masih berdiri di dalam ruangan, melangkah mendekati Ethan. Dia menawari Ethan bantuan, meskipun dengan cara yang lebih lembut daripada sebelumnya. "Jika kamu mengalami kesulitan keuangan, ada tempat untukmu di kelompok kami," kata Jacob dengan suara lembut. "Kami adalah saudara, dan saudara selalu membantu satu sama lain."
Namun, Ethan dengan ramah menolak tawaran tersebut. "Terima kasih, Jacob, tapi aku lebih suka hidup mandiri. Aku akan baik-baik saja."
Victor, yang masih memproses apa yang baru saja terjadi, mengangguk pada Jacob sebagai tanda persetujuan terhadap tindakannya. Dia kemudian berbicara dengan tegas, "Sekarang apakah Frank juga perlu untuk memberikan pelajaran pada kedua teman Lukas ini?" Victor menatap Shopia dan Daniel yang diam saja dengan kepala yang tertunduk. Terlihat keduanya gemetar ketakutan.
Victor menatap tajam Shopia dan Daniel yang tertunduk, dan suasana tegang masih terasa di udara. Namun, sebelum dia bisa mengambil tindakan lebih lanjut, Ethan memutuskan untuk bicara.
"Saya kira kita sudah cukup membuat poin," kata Ethan dengan tenang. "Saya tidak ingin masalah ini lebih membesar. Kita semua bisa kembali menikmati malam ini tanpa harus merusak suasana."
Victor menimbang kata-kata Ethan dengan cermat. Kemudian dia mengangguk, memberikan restu pada saran Ethan. Dia tidak ingin malam ini berakhir dengan lebih banyak tindakan kekerasan atau kerusuhan di klubnya.
"Saya setuju," ucap Victor akhirnya, suaranya tegas. "Kita semua orang dewasa di sini. Mari kembali menikmati malam ini."
Shopia dan Daniel, yang sekarang tahu bahwa mereka telah melewati batas, hanya bisa mengangguk patuh. Mereka berdua sadar bahwa mereka hampir saja mendapatkan hukuman dari pengawal klub ini.
Bella, yang masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, berbisik kepada Ethan, "Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Kenapa tiba-tiba pengawal Victor membela mu?"
Ethan tersenyum tipis dan menjawab dalam bisikan, "Aku sudah mengenal baik Jacob sebelumnya, Bella. Jangan terlalu khawatir."
Bella menerima jawaban tersebut dengan ekspresi penasaran yang masih terpancar di wajahnya. Namun, dia tidak bertanya lebih lanjut. Suasana di klub perlahan-lahan mulai pulih, dan orang-orang kembali ke aktivitas mereka masing-masing, meskipun dengan perasaan bahwa malam ini memiliki peristiwa yang tak terduga. Bagi Ethan, dia telah berhasil memastikan bahwa werewolf lain di club ini tahu dia ada di sana, meskipun rahasia sebenarnya masih terjaga.
Malam itu berlanjut tanpa gangguan lebih lanjut, dan suasana di club perlahan-lahan kembali ke keadaan yang lebih nyaman. Orang-orang kembali menikmati musik, tarian, dan minuman mereka, berusaha melupakan ketegangan yang baru saja terjadi.
Bella, meskipun masih penasaran tentang apa yang terjadi, akhirnya memutuskan untuk bersenang-senang. Dia bergabung dengan Shopia dan Daniel di tengah lantai dansa, mencoba melupakan insiden sebelumnya.
Sementara itu, Victor duduk kembali di meja utamanya, mencoba meredakan ketegangan yang masih tersisa. Dia tahu bahwa malam ini telah menjadi malam yang cukup berantakan, dan dia berharap agar tidak ada insiden lain yang merusak malamnya.
Ethan, sambil menghisap rokoknya, terus memperhatikan situasi di sekitarnya. Dia tahu bahwa malam ini adalah langkah pertama dalam pencariannya untuk menemukan Vincent dan anak buahnya, dan dia harus waspada. Seiring malam berlanjut, dia merasa semakin dekat dengan jawaban yang dia cari dalam dunia malam yang misterius ini.
Bella, Shopia, dan Daniel semakin terlarut dalam euforia malam itu. Mereka telah menghabiskan beberapa jam untuk menari, minum, dan bersenang-senang. Minuman beralkohol yang mereka konsumsi secara berlebihan membuat mereka semakin tidak bisa mengendalikan diri. Tarian mereka semakin liar dan tak teratur. Mereka sudah melupakan dengan cepat tentang masalah Lukas. Bahkan Ethan juga tidak terlalu diperhatikan.
Sementara itu, Jacob mendekati Ethan yang masih duduk dengan santainya, menghisap rokoknya, dan memperhatikan situasi dengan cermat. Jacob bisa melihat bahwa Bella, Shopia, dan Daniel semakin mabuk dan semakin terbawa suasana. Dia ingin berbicara dengan Ethan tentang sesuatu yang lebih sensitif, mumpung Ethan sedang terlihat duduk sendirian.
Jacob memberi isyarat dengan kepala ke arah pintu belakang club, menandakan bahwa dia ingin berbicara dengan Ethan secara pribadi. Ethan, meskipun agak terkejut, mengangguk dan mengikuti Jacob ke pintu belakang. Dentuman suara musik mulai terdengar semakin lirih seiring semakin menjauh dari ruang dansa.
'DUK BUK PLAK ....'
Suara hantaman, pukulan dan siksaan fisik semakin terdengar jelas di telinga Ethan yang memang sangat peka karena memiliki indera werewolf. Hidung Ethan juga mencium aroma nyinyir darah segar manusia. Jantung Ethan mulai bereaksi dengan berdetak lebih kencang.
Ketika mereka tiba di ruang belakang club yang redup, Jacob menjelaskan situasi yang sedang dihadapi club ini. Dia menggambarkan bahwa orang yang mereka ikat telanjang dada di tengah ruangan adalah pekerja club yang ketahuan berkhianat. Pekerja tersebut sudah bekerja sama secara diam-diam dengan mafia perdagangan organ. Dia mencari korban dengan memasukkan obat bius ke dalam minuman korban. Selanjutnya para mafia yang menyusup sebagai pengunjung club menculiknya untuk diambil organnya.
Orang tersebut saat ini disumbat mulutnya dan terus dipukuli secara brutal oleh para kemanan club. Badannya lebam-lebam. Hidung dan mulutnya mengeluarkan darah segar. Mulut dan gigi para penjaga club mulai berubah menyerupai werewolf meskipun belum dalam wujud sempurna karena melihat darah segar. Nafsu makan dan dahaga mereka mendadak muncul. Mereka hendak memakannya dan meminum darahnya.
"Tunggu! Kendalikan diri kalian! Jangan ada yang memangsanya sebelum aku izinkan!"
Jacob langsung menarik krah baju anak buahnya dari belakang agar menjauh dari pria yang sedang disiksa.
Ethan yang melihat hal itu, mulai membaca keadaan dan menghirup nafas dalam-dalam. Dia mencoba tetap tenang menghadapi ini semua. Petunjuk awal keberadaan jaringan mafia perdagangan organ tubuh manusia sudah di depan mata. Ethan harus sabar, agar tidak terlalu kentara sedang memburu mereka.
Jacob kemudian menyampaikan tawaran yang sangat mengerikan kepada Ethan. Dia mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan banyak uang dengan menjual organ dalam pekerja klub itu, yang bisa digunakan untuk membantu keuangan Ethan.
"Terima kasih atas tawarannya, Jacob," kata Ethan dengan tenang, meskipun dalam hatinya dia sangat gugup. "Tapi saya lebih suka bekerja menjadi orang biasa saja. Saya tidak ingin terlibat dalam masalah semacam ini."
Jacob mengangguk pengertian. "Tentu saja, Ethan. Tidak ada yang dipaksa di sini. Kami tahu bahwa setiap orang memiliki batasan mereka sendiri. Namun kita sebagai pemangsa tetap memerlukan makanan sebagai penunjang kehidupan kita. Kita tidak mungkin melepasnya begitu saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments