Ethan duduk di meja di depan Nona Amelia, membaca kontrak baru yang harus dia tanda tangani ulang. Dia merasa terbebani dengan tugas-tugas rumah tangga yang ditambahkan ke dalam pekerjaannya. Dengan hati-hati, dia mengatakan kekhawatirannya.
Ethan: "Nona Amelia, saya ingin membahas beberapa poin dalam kontrak baru ini. Saya memahami pentingnya tugas-tugas rumah tangga, tetapi saya merasa ini melebihi lingkup pekerjaan saya sebagai pengawal pribadi. Apakah mungkin untuk meninjau ulang atau membagi tanggung jawab ini dengan staf lain?"
Nona Amelia menoleh dari meja kerjanya, pandangan tajamnya menatap Ethan dengan marah.
Nona Amelia: "Apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu berpikir bahwa pekerjaan ini hanya sebatas melindungi saya? Lihat di judul perjanjian di kertas paling depan! Ini pekerjaan asisten pribadi, supir pribadi sekaligus pengawal pribadi. Jika kamu tidak puas dengan perubahan ini, maka mungkin pekerjaan ini bukanlah untukmu!"
Ethan merasa terpukul oleh reaksi tegas Nona Amelia. Namun, dia tidak ingin menyerah begitu saja. Ethan merasakan dendam wanita ini sungguh sangat dalam padanya.
"Nona Amelia, saya mengerti tanggung jawab pekerjaan saya sepenuhnya. Namun, saya khawatir bahwa dengan tambahan tugas-tugas rumah tangga ini, saya mungkin tidak dapat memberikan perlindungan yang optimal. Mungkin ada cara lain untuk membagi tugas ini, sehingga saya tetap dapat fokus pada pekerjaan utama saya?"
Nona Amelia mengernyitkan keningnya, tetapi kali ini dia memberikan Ethan kesempatan untuk menjelaskan lebih lanjut.
Nona Amelia: "Baiklah, berikan saya saranmu. Tapi ingat, jangan harap kamu bisa menolak tugas-tugas rumah tangga ini!"
Ethan mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengemukakan pendapatnya dengan hati-hati.
Ethan: "Bagaimana jika kita mencari bantuan dari layanan pembersihan profesional untuk menangani beberapa tugas kebersihan rutin luar ruangan? Ini akan memastikan bahwa tugas-tugas tersebut dilakukan dengan baik, sementara saya dapat tetap fokus pada tanggung jawab saya sebagai pengawal pribadi Anda."
Nona Amelia berpikir sejenak, merenungkan saran yang diajukan oleh Ethan.
Nona Amelia: "Baiklah, kamu punya ide yang masuk akal. Kita bisa mempertimbangkannya. Tetapi ingat, ini adalah pekerjaanmu untuk menemukan dan mengatur layanan pembersihan yang dapat diandalkan. Jika kamu gagal, kamu bertanggung jawab penuh atas tugas-tugas rumah tangga ini!"
Ethan mengangguk, lega bahwa Nona Amelia setidaknya membuka peluang untuk mencari solusi lain. Dia menyadari bahwa ini adalah kompromi yang harus dia terima untuk menjaga pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Nona Amelia. Dengan rasa syukur, Ethan menyusun argumen lebih lanjut.
Nona Amelia mengamati Ethan dengan tajam, mempertimbangkan kata-katanya.
Ethan mengangguk, mengerti bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan dirinya. Dia mencari pena di meja Nona Amelia dan menandatangani kontrak baru dengan hati-hati. Setelah menyelesaikan tanda tangannya, dia menyerahkan kontrak tersebut kepada Nona Amelia.
Nona Amelia menerima kontrak tersebut dan meletakkannya di antara berkas-berkas di meja kerjanya.
Nona Amelia: "Baiklah. Sekarang pergi dan lakukan apa yang harus kamu lakukan. Ingat, harapan saya tinggi padamu."
Ethan mengangguk memberikan hormat singkat kepada Nona Amelia sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan. Di dalam hatinya, dia merasa lega bahwa dia berhasil meyakinkan Nona Amelia untuk mencari solusi yang lebih baik dalam hal tugas-tugas rumah tangga. Dia tahu bahwa tantangan belum berakhir, namun dia siap untuk menghadapinya dengan tekad yang kuat.
"Tuan Ethan ini ruang kerja Anda. Ini kunci ruangan Anda!"
Sekretaris Nona Amelia menahan senyum menunjukkan gudang kecil yang sudah lama tidak dipakai di pojok ruangan. Dia memberikan kunci pada Ethan dan segera pergi sambil menutup mulutnya. Dalam hatinya berfikir ada dendam apa atasannya pada Ethan hingga memperlakukannya begitu buruk. Ethan juga kenapa begitu bodohnya mau menanda tangani kontrak kerja yang seperti kerja sebagai budak.
Ethan membuka kunci pintu ruang kerjanya. Matanya membelalak ruangannya ternyata sangat kotor dengan banyak barang sisa perabot kantor yang menumpuk di dalamnya. Sarang laba-laba memenuhi ruangan. Ruangannya lebih cocok sebagai gudang tua yang sudah bertahun-tahun tidak terpakai. Dia menggeleng-gelengkan kepala merasa ada salah apa hingga disiksa sedemikian rupa oleh Nona Amelia.
Ethan menghela nafas agar bisa tetap tenang dan sabar. Dia satu-persatu memindah barang yang menumpuk ke dalam gudang. Dia meminjam alat kebersihan dari cleaning service dan perlahan membersihkan ruangannya sendiri. Dia menata ruangan sendiri. Dia sebenarnya tidak menolak sama sekali ruangan ini karena posisinya yang bisa melihat langsung ke ruang Nona Amelia jadi dia bisa leluasa mengawasi Nona Amelia.
Jam kerja akhirnya berakhir berbarengan Ethan juga selesai membereskan ruangannya sendiri.
"Ethan antar aku belanja sekarang! Kamu temani aku mencari barang! Jangan hanya kamu santai-santai menungguku di mobil saat aku belanja!"
Nona Amelia berdiri di pintu ruang kerja Ethan. Nona Amelia melihat Ethan sudah sayu matanya. Nona Amelia masih sangat jengkel pada Ethan dan ingin berniat terus menyiksanya dengan cara menyuruhnya menemani belanja. Ethan pasti sudah sangat lelah jadi ini pasti akan sangat menyiksa Ethan.
"Nona Amelia, mengantar belanja tidak termasuk dalam tugasku!"
Ethan merasa sudah sangat capek. Dia tahu akan sangat merepotkan mengantar perempuan belanja. Itu bisa sangat menguras tenaga sekaligus menguras kesabaran.
"Bagaimana jika aku dilukai orang saat belanja di dalam toko? Bukankah pengawal harus selalu siaga pada bahaya yang akan mengancam ku?"
Nona Amelia berkata dengan ketus pada Ethan. Nona Amelia bersikeras pada Ethan.
Ethan mengambil napas dalam-dalam, mencoba menemukan jalan tengah yang dapat memenuhi harapan Nona Amelia dan tetap menjaga fokusnya sebagai pengawal.
Ethan: "Nona Amelia, saya mengerti bahwa Anda ingin merasa aman dan dilindungi saat berbelanja. Namun, sebagai pengawal, ada beberapa pertimbangan yang harus kami pikirkan. Apakah mungkin kita mencari solusi yang bisa memenuhi kedua kebutuhan?"
Nona Amelia menatap Ethan dengan pandangan tajam, tidak sabar menunggu penjelasan selanjutnya.
Ethan: "Mungkin kita bisa mempertimbangkan opsi seperti mengontrak pengawal tambahan yang dapat menyertai Anda saat belanja. Ini akan memastikan keamanan Anda tetap terjaga sementara saya tetap bisa fokus pada tugas-tugas lain yang telah ditugaskan kepada saya."
"Perusahaan tidak ada anggaran untuk menambah karyawan baru lagi!"
Nona Amelia merasa Ethan hanya ingin berkelit dari tugasnya. Nona Amelia bisa menebak Ethan mencoba mencari alasan menghindar agar tidak menemaninya berbelanja.
Akhirnya Ethan mengalah, alasan dana tidak mungkin bisa dia bantah karena tidak tahu kondisi keuangan perusahaan. Meskipun usulan Ethan tentang pengawal tambahan ditolak, dia sadar bahwa dia harus tetap menjalankan tugasnya sebagai pengawal pribadi Nona Amelia. Dengan hati yang berat, dia bersiap-siap untuk mengantar Nona Amelia ke pusat perbelanjaan.
Ethan mengambil kunci mobil dan mempersiapkan dirinya di depan pintu ruangan. Nona Amelia sudah menunggunya dengan tatapan tajam.
Nona Amelia: "Cepat, jangan buang waktu! Aku ingin berbelanja secepatnya."
Ethan mengangguk, menahan frustrasi yang ada di dalam hatinya. Dia membuka pintu mobil dan mempersilakan Nona Amelia masuk. Setelah itu, dia memasuki mobil dan memulai perjalanan menuju pusat perbelanjaan.
Selama perjalanan, Nona Amelia memberikan instruksi dan daftar belanjaan kepada Ethan dengan nada yang keras dan dominan. Ethan mencoba tetap tenang dan menjaga fokusnya pada tugasnya sebagai pengawal.
Setelah tiba di pusat perbelanjaan, Ethan membantu Nona Amelia keluar dari mobil dan mengawalnya menuju pintu masuk. Dia melihat sekeliling dengan waspada, siap untuk menghadapi situasi yang mungkin muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments