Selesai mandi malam, Ethan duduk di balkon apartemennya sambil mengikat lengan kirinya. Tangan kanannya memegang jarum suntik berisi serum pengobatan. Mulut Ethan menggigit kain dan dia mulai menyuntikkan serum itu di lengan kirinya.
Perlahan Ethan melepas tali ikatan di lengan kirinya. Mulut Ethan langsung mengerang sambil menggigit kuat-kuat kain di mulutnya. Rasa sakit yang teramat sangat mulai menjalar di kepalanya bersamaan dengan serum yang mulai menjalar di pembuluh darahnya. Darah segar merembes keluar dari hidung Ethan.
Seperempat jam berlalu, kesadaran Ethan mulai normal. Rasa sakit di kepalanya perlahan menghilang. Wajahnya yang pucat berangsur mulai cerah kembali.
'KRING KRING KRING ....'
Ponsel Ethan berdering dengan keras. Nada dering khusus dan keras ini disetel untuk panggilan yang berasal dari dokter di kesatuannya.
Ethan yang masih agak lemah bangkit perlahan dari tempat duduknya. Ethan meraih ponselnya yang berada di meja.
Ethan menerima panggilan telepon dari Dokter Evans yang menyelidiki hasil analisis potongan pergelangan tangan werewolf yang terpotong oleh pisau Ethan tadi siang. Hasilnya menunjukkan adanya kekerabatan DNA dengan werewolf pimpinan mafia perdagangan organ tubuh yang sedang diburu oleh Ethan.
Dokter Evans tampak serius saat berbicara, "Ethan, ini adalah kabar penting. Koneksi antara werewolf yang kamu hadapi hari ini dengan pimpinan mafia organ tubuh, Vincent bisa menjadi petunjuk besar. Kamu tahu apa artinya ini, bukan? Kita semakin mendekati mereka."
Ethan mengangguk, "Saya mengerti, Dokter. Aku harus tetap waspada dan melacak jejak gerombolan mereka. Mereka tidak boleh lolos kali ini."
Dokter Evans melanjutkan, "Sekarang kita punya petunjuk yang kuat. Lanjutkan penyelidikan ini dengan hati-hati. Kabar baiknya, Letnan Kolonel Anderson juga mendukung upaya ini. Dia sangat peduli dengan masalah ini. Jadi, Anda memiliki dukungan penuh."
Ethan merasa lega mendengar bahwa atasannya mendukung upayanya. Dia siap untuk melanjutkan pengejaran terhadap mafia perdagangan organ tubuh ini. Ini adalah tugas berat, tetapi Ethan tahu pentingnya menyelesaikan ini untuk keadilan.
"Dokter Evans, saya akan bekerja dengan sangat hati-hati. Saya tidak akan membiarkan mereka melarikan diri lagi, tapi serum yang Anda berikan aku rasakan efek sampingnya semakin kuat. Sakit kepalaku semakin berat saat menyuntikkannya. Gejala perubahan di tubuhku untuk menjadi werewolf juga semakin cepat. Dengan kata lain, kemungkinan tubuhku semakin resistan terhadap serum ini." kata Ethan dengan rasa khawatir.
"Ethan, bersabarlah! Pakailah lebih banyak dosis jika dirasa kurang! Aku sedang mengembangkan serum baru untukmu. Aku butuh waktu untuk menyempurnakan serum baru untukmu. Jika serum baru sudah siap, aku akan mengganti serum yang lama milikmu."
Dokter Evans mengakhiri panggilan tersebut, dan Ethan kembali merenung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kini, perburuan terhadap mafia perdagangan organ tubuh akan semakin intens.
Setelah mendengar saran Dokter Evans tentang dosis tambahan, Ethan memutuskan untuk mengambil risiko itu. Dia tahu bahwa waktu adalah faktor kunci dalam menangkap Vincent dan gerombolan mafia organ tubuhnya. Setelah mengambil dosis tambahan serum, dia merasa tubuhnya mulai merespons. Kepalanya yang sakit mulai mereda, dan dia merasa lebih siap untuk melakukan pengejaran.
Ethan bergegas ke kamarnya dan mengenakan rompi perlindungan. Dia membuka rak senjata rahasia di belakang almari bajunya, mengeluarkan pisau perak, pistol dengan peluru perak. Dia tahu bahwa senjata-senjata ini adalah satu-satunya cara untuk menghadapi werewolf yang mungkin akan dia temui. Setelah memasukkan dua pistol dan pisau di rompi hitamnya, dia mengenakan jaket kulit hitam untuk menutupi senjata yang dia bawa.
Setelah mempersiapkan diri, Ethan melompat dari balkon apartemennya dengan ringan. Dia merasa adrenaline mengalir dalam dirinya, dan tekadnya semakin kuat untuk menyelesaikan misi ini. Dia mulai mencari jejak werewolf yang telah dia potong tangannya tadi siang, dengan langkah hati-hati dan perasaan waspada di depan gedung perusahaan milik Nona Amelia. Tugasnya sebagai pengawal pribadi adalah melindungi Nona Amelia, dan dia tidak akan membiarkan ancaman dari Vincent atau gerombolannya mengganggu tugas ini.
Ethan berjongkok di tengah aspal, menatap bekas ceceran darah yang telah mengering di sana. Dia tahu bahwa ini adalah bukti dari pertarungan sebelumnya, dan darah tersebut bisa memberikannya petunjuk yang sangat dibutuhkan dalam melacak Vincent dan gerombolannya.
Dengan hati-hati, Ethan membuka sarung tangan kulit miliknya dan mulai mengusap noda darah kering itu. Hidungnya yang sensitif mulai mencium aroma darah yang kering di tangannya. Ini adalah salah satu keahliannya yang berguna dalam mengejar werewolf. Dia mencoba untuk mengidentifikasi darah ini, mencari tanda-tanda khusus yang bisa mengarahkannya pada jejak Vincent.
Ethan terus berjalan perlahan, mengikuti bau darah werewolf yang telah mengering di tangannya. Dia memasuki gang sempit dan gelap, yang tampak sepi dan sunyi tanpa tanda-tanda kehidupan manusia.
Dalam situasi malam yang sepi seperti ini, Ethan terlihat tenang dan waspada. Dia tahu bahwa di dalam kegelapan, bahaya bisa muncul kapan saja. Matanya terus memindai sekitarnya, mencari tanda-tanda aktivitas atau bahkan jejak werewolf yang dicarinya.
Ethan berdiri di tengah gang sempit, mendengarkan suara lirih hentakan musik disko dari balik pintu besi di depannya. Bau darah yang telah diikutinya berhenti di tempat ini, tepat di pintu belakang sebuah klub malam. Dia bisa melihat cahaya neon yang samar-samar menerangi pintu itu dari dalam, dan suara gemerincing gelas serta tawa dari orang-orang di dalam klub masih terdengar jelas.
Ethan tahu dia harus berhati-hati. Pintu ini bisa menjadi tempat di mana Vincent atau rekan-rekannya bersembunyi. Dia mempersiapkan diri dengan merapatkan sarung tangan kulitnya, memeriksa pisau perak yang selalu ada dalam genggamannya.
Dengan langkah perlahan, Ethan mendekati pintu besi tersebut, mendengarkan suara dari dalam. Dia siap untuk bertindak saat diperlukan, karena dia tahu bahwa pengejaran ini telah membawanya satu langkah lebih dekat untuk menemukan Vincent dan mengakhiri ancaman yang mereka bawa.
Ethan memutuskan untuk mencoba mengetuk pintu dengan keras, berharap akan ada respons dari penjaga pintu atau siapa pun yang berada di dalam. Namun, meskipun dia memukul pintu besi itu dengan kuat, tidak ada tanda-tanda respons dari dalam. Pintu tetap tertutup rapat, dan suasana klub malam tampaknya tidak berubah.
Ethan merasa semakin khawatir karena tidak ada tanda jawaban di balik pintu. Dia menyadari bahwa ini bisa menjadi tanda bahaya, tetapi juga memahami bahwa membobol pintu dengan cara kasar adalah pilihan terakhirnya. Dia perlu mencari cara lain untuk masuk tanpa membahayakan warga sipil di dalam.
Dengan langkah hati-hati, dia melanjutkan pencariannya, mencari peluang lain yang mungkin ada untuk masuk ke dalam klub malam tersebut. Keinginannya untuk menemukan Vincent dan mengakhiri ancaman mafia organ tubuh ini semakin kuat, tetapi dia juga sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan risiko yang tidak perlu.
Dengan langkah hati-hati, dia berusaha mencari pintu atau jendela lain yang mungkin terbuka. Mungkin ada cara masuk tanpa harus merusak pintu utama. Sambil tetap waspada, dia menjelajahi sekitar klub malam, mencari peluang yang lebih aman untuk masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments