Ethan tetap waspada, memperhatikan setiap gerakan dan ekspresi di sekitarnya. Dia tahu bahwa situasi ini sangat berbahaya, terutama jika Vincent, werewolf yang pernah dia hadapi sebelumnya, berada di antara demonstran.
Sementara Nona Amelia dan para demonstran terus berbicara, Ethan merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia tidak ingin mengambil tindakan prematur atau menarik perhatian yang tidak perlu. Namun, ia juga tahu bahwa jika serangan werewolf benar-benar terjadi, ia harus siap bertindak.
Ethan berusaha untuk tidak menunjukkan ketegangan atau kecurigaannya kepada Nona Amelia atau para demonstran. Dia berdiri tegak di belakang Nona Amelia, tetap fokus pada tugasnya sebagai pengawal pribadi, sambil tetap memonitor setiap pergerakan di sekitarnya.
Beberapa menit berlalu, dan suasana di antara Nona Amelia dan para demonstran semakin damai. Mereka tampaknya benar-benar terlibat dalam diskusi yang konstruktif tentang isu lingkungan. Namun, Ethan tidak merasa yakin bahwa ancaman telah berlalu.
Tiba-tiba, di antara kerumunan demonstran, ada seorang yang tiba-tiba mencoba mendorong masuk ke dalam pagar gedung. Dia tampak marah dan berusaha mendekati Nona Amelia dengan keras.
Ethan langsung bergerak cepat. Dengan refleks yang terlatih, ia melompat di antara Nona Amelia dan orang tersebut. Dengan satu gerakan cepat, Ethan menahan orang itu, mencegahnya mendekati Nona Amelia.
"Jangan dekati Nona Amelia!" kata Ethan dengan tegas, sambil mempertahankan posisinya di antara Nona Amelia dan orang tersebut.
Orang itu menatap Ethan dengan mata yang penuh kemarahan. Tiba-tiba, dengan tangan kanannya yang berubah menjadi cakar, dia mencoba menyerang Ethan. Ethan berhasil menghindari serangan itu dengan gesit dan menarik keluar pisau berlapis perak yang telah disiapkannya.
Serangan ini langsung menarik perhatian para demonstran dan Nona Amelia. Mereka mengeluarkan suara terkejut dan kepanikan. Nona Amelia berteriak, "Ethan, hati-hati!"
Ethan menghadapi orang tersebut, yang sekarang dengan jelas teridentifikasi sebagai werewolf meskipun yang berubah hanya sebatas tangannya saja. Ethan dengan gesit berhasil menyabetkan pisaunya pada cakar werewolf yang menerkamnya. Pergelangan tangan itu putus dengan darah mengucur di tanah. Dia tidak menyerang lebih jauh. Dia hanya berdiri di tempatnya, tetapi tidak melanjutkan serangan. Tampaknya dia tidak melanjutkan serangannya pada Nona Amelia karena melihat Ethan yang sudah siap dengan pisau perak di tangannya. Dia tampaknya masih cukup cerdik karena kepalanya belum berubah menjadi werewolf. Kecerdasannya masih merupakan kecerdasan normal manusia yang masih berhitung melihat musuhnya sudah siap dengan pisau perak yang dapat membunuhnya.
Perhatian Ethan teralihkan oleh seorang demonstran yang merangsek hendak mendekati Nona Amelia. Rupanya orang itu hanya ingin ikut berdialog dengan Nona Amelia. Ethan melepaskan pegangan tangannya pada lengan orang itu. Saat Ethan menengok ke arah werewolf, werewolf itu kabur di tengah kerumunan orang. Ethan langsung mengejarnya dengan membawa pisau di tangannya. Ethan tidak ingin membiarkannya lolos begitu saja pada musuh yang sudah terluka. Dia masih mengingat dendamnya pada werewolf yang sudah membantai semua anak buahnya.
"Ethan ... Ethan ... Jangan dikejar! Ingat tugasmu sebagai pengawalku!"
Nona Amelia berteriak memanggil Ethan. Nona Amelia tidak ingin ditinggalkan oleh Ethan tanpa pengawalan. Masa demonstan masih banyak di depan perusahaan. Saat ini dirinya masih belum merasa aman.
Ethan yang sedang mengejar werewolf di tengah kerumunan terhenti langkahnya mendengar Nona Amelia yang memanggilnya. Dia sadar bahwa tidak mungkin meninggalkan Nona Amelia sendirian saat ini. Bisa jadi di tengah demonstran masih ada werewolf yang menyusup atau demonstran yang berniat jahat. Ethan tidak boleh meninggalkan tugas utamanya. Ethan akhirnya menyarungkan kembali pisaunya dan kembali ke tempat Nona Amelia.
Nona Amelia dan para demonstran tidak menyadari bahwa ada werewolf di tengah-tengah mereka. Mereka terkejut dan ketakutan ada seseorang yang berniat menyerang, tetapi tidak ada yang menyadari bahwa itu adalah seorang werewolf karena kejadian itu begitu cepat. Tidak ada satu pun dari demonstran yang merasa mengenalnya. Para koordinator demonstran menganggapnya adalah penyusup yang ingin memprofokasi keadaan. Mereka lebih mendukung jalannya dialog dengan pihak perusahaan.
Nona Amelia dengan cepat memanfaatkan pengeras suara yang masih dia pegang dan berbicara dengan suara tenang, "Kita tidak perlu kekerasan. Mari kita mencari solusi yang damai untuk masalah ini."
Ethan juga tetap tenang, menghindari konfrontasi lebih lanjut dengan werewolf tersebut. Dia memahami bahwa tidak semua demonstran adalah ancaman. Kebanyakan dari mereka memang murni benar-benar ingin menyuarakan aspirasinya.
Beberapa perwakilan aktivis lingkungan menyampaikan keluhannya pada Nona Amelia. Nona Amelia dengan sabar mencoba mendengarkan keluhannya dan mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya tanpa kekerasan.
Situasi tetap tegang, tetapi setidaknya tidak ada serangan lebih lanjut. Hanya ketegangan perbedaan pendapat antara Nona Amelia dan perwakilan demonstran yang terlihat. Setelah beberapa saat dialog damai berlanjut, dan kesepakatan mulai terjadi. Nona Amelia berjanji memenuhi beberapa tuntutan demonstran yang masih masuk akal. Beberapa perwakilan demonstran juga akan diizinkan untuk secara berkala memeriksa operasional perusahaan sebagai tindakan pengawasan.
Suasana mulai mereda dan demonstran berangsur-angsur membubarkan diri. Suara protes yang keras mulai memudar, dan kerumunan perlahan-lahan berkurang. Ethan mengamati dengan hati-hati, memastikan tidak ada tindakan yang mencurigakan dari para demonstran.
Ethan masih mempertahankan kewaspadaannya meskipun situasinya telah berubah. Dia menyadari bahwa bahaya bisa datang dari berbagai arah, termasuk dari dalam kerumunan. Namun, saat ini, fokusnya adalah pada kelancaran proses pembubaran demonstran dan memastikan tidak ada ancaman langsung terhadap Nona Amelia.
Setelah beberapa waktu, kerumunan akhirnya berhenti berteriak dan menyampaikan tuntutannya. Mereka mulai meninggalkan area dan kembali ke kehidupan masing-masing. Ethan dan Nona Amelia kembali ke dalam gedung, dengan perasaan lega karena situasi telah terkendali. Mereka berdua merenung tentang insiden ini dan betapa kompleksnya isu lingkungan yang mereka hadapi.
Nona Amelia memandang Ethan dengan tatapan tajam. "Pengawal apa yang malah kabur di saat genting? Kamu tidak punya tanggung jawab sama sekali. Lain kali aku akan langsung memecatmu jika berani meninggalkanku lagi."
Ethan mengangguk patuh dan menyadari bahwa kesalahannya tadi harus dia ambil sebagai pelajaran. Dia tidak ingin Nona Amelia meragukan dedikasinya sebagai pengawal pribadi.
Ethan tersenyum kecut, "Maaf perhatian saya tadi sudah teralihkan. Dan saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali." Ethan merasa tidak ada gunanya untuk membela diri. Baginya ini merupakan kesalahannya sebagai seorang pengawal. Ethan juga sudah mulai memaklumi sifat atasannya.
Mereka kembali ke ruang kerja Nona Amelia untuk melanjutkan pekerjaan mereka, sambil menyadari bahwa isu lingkungan ini memerlukan perhatian serius dan kolaborasi dari semua pihak. Namun, suasana dalam ruangan tetap tegang. Ethan merasa perlu untuk mencari cara memperbaiki hubungan mereka setelah insiden ini. Dia tahu bahwa profesionalisme dan kepercayaan adalah kunci dalam pekerjaannya. Jika dia sampai dipecat maka misinya gagal seketika.
Saat sore hari dan sudah lewat jam kerja, dalam keheningan kantor yang sudah sepi, dia mendekati Ethan yang duduk diam, dan dengan lembut mencium pipinya.
Ethan sedikit terkejut dengan tindakan yang tak terduga ini. Namun, dia bisa merasakan bahwa itu adalah ungkapan tulus dari Nona Amelia. Dia tersenyum dan memandang Nona Amelia dengan hangat.
Nona Amelia berbisik, "Terima kasih, Ethan. Antar aku pulang sekarang!"
Ethan merasa hangat dalam hatinya mendengar kata-kata Nona Amelia. Dia menjawab dengan rendah hati, "Sama-sama, Nona Amelia." Ethan berdiri dan berjalan keluar gedung mendahului Nona Amelia untuk mengambil mobil milik Nona Amelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments