Nona Amelia: "Baiklah, sekarang kita bisa melanjutkan pekerjaan. Ingat, tetap fokus pada tugasmu sebagai pengawal pribadiku. Jika kamu ingin menjadi bagian dari timku, kamu harus meningkatkan dirimu di semua aspek!"
Ethan merasa frustasi dan lelah dengan semua tuntutan dan kritik dari Nona Amelia. Namun, dia memilih untuk menjaga profesionalisme dan tetap menjalankan tugasnya dengan dedikasi.
Saat perjalanan pulang ke kantor, suasana dalam mobil tetap tegang. Ethan berusaha menjaga ketenangan dan menjalankan tugasnya dengan baik. Dia memikirkan strategi lain yang bisa dia ajukan kepada Nona Amelia untuk mengatasi situasi ini di masa mendatang.
Ethan juga harus berusaha membuat hubungan mereka berdua membaik. Jika Nona Amelia terus membencinya seperti ini, secara emosional Ethan tidak akan kuat bertahan lama menjadi pengawal pribadi.
Setelah sampai di kantor perusahaan Nona Amelia, Ethan membantu Nona Amelia membawa barang-barang belanjaan ke dalam ruang kerja Nona Amelia. Dia memastikan bahwa semuanya aman sebelum akhirnya bisa bersantai di dalam ruangannya sendiri.
Ethan duduk bersandar sambil memejamkan mata di ruang kerjanya, dia merasa sedikit lega karena bisa sejenak melepaskan diri dari tugas pengawalan yang intensif. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar gedung.
Ethan bergegas melihat ke jendela dan melihat bahwa ada sekelompok orang yang memprotes di depan kantor perusahaan Nona Amelia. Mereka membawa spanduk dan berteriak-teriak meminta keadilan terkait isu lingkungan yang terkait dengan perusahaan Nona Amelia.
Nona Amelia keluar dari ruangannya, wajahnya penuh dengan kebingungan dan ketidakpastian. Dia tidak mengharapkan adanya protes semacam ini. Ethan mengikutinya dari belakang. Ethan berusaha mengamankan Nona Amelia dan memastikan demonstran tidak membahayakan Nona Amelia.
"Apa yang terjadi di sini? Siapa mereka? Kenapa mereka marah-marah di depan kantorku?"
Nona Amelia bertanya pada security yang berjaga di halaman gedung.
"Nona Amelia, sepertinya mereka adalah kelompok aktivis lingkungan yang memprotes perusahaan kita terkait isu lingkungan. Saya akan mencoba menghubungi keamanan yang sudah menemui para demonstran dan meminta informasi lebih lanjut."
Security menjelaskan apa yang dia tahu pada Nona Amelia.
"Nona apa perlu saya hubungi pihak kepolisian untuk membantu pengamanan? Jumlah mereka ratusan orang tidak sebanding dengan jumlah security kantor."
Ethan tidak ingin kantornya dan Nona Amelia menjadi sasaran kemarahan demonstran.
"Tidak! Saya tidak ingin memperbesar masalah ini. Saya akan menghadapinya sendiri. Anda tetap di sini dan pastikan mereka tidak masuk ke dalam gedung."
Nona Amelia berkata dengan tegas pada Ethan.
"Nona Amelia, saya sangat menyarankan untuk mendapatkan bantuan dari pihak keamanan atau polisi. Mereka memiliki pengalaman dalam mengatasi protes seperti ini."
Ethan merasa dilema. Di satu sisi, tugasnya adalah melindungi Nona Amelia, tetapi di sisi lain, dia tahu bahwa situasi ini membutuhkan kehadiran pihak keamanan yang lebih banyak dalam pengendalian masa.
"Saya sudah bilang tidak! Saya bisa menghadapinya sendiri. Ini adalah masalah perusahaan, dan saya akan menanganinya dengan caraku sendiri!"
Nona Amelia memandang Ethan dengan pandangan yang tajam, menunjukkan keteguhan dalam keputusannya.
Ethan merasa bingung. Di satu sisi, dia ingin melaksanakan tugasnya untuk melindungi Nona Amelia, tetapi di sisi lain, dia juga harus menghormati keputusan Nona Amelia sebagai pemilik perusahaan.
"Mohon sabar dahulu Nona Amelia! Jika ingin memaksa menemui demonstran, terlebih dahulu saya akan minta bantuan tambahan pengamanan dari security gedung untuk menjaga di sekeliling Anda. Demi keamanan, Anda hanya boleh menemui demonstran di balik pagar."
Dengan hati-hati, Ethan mencoba menjalin komunikasi dengan Nona Amelia untuk mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi situasi ini.
Setelah Ethan menghubungi lewat Handy Talky datanglah dua security. Mereka mengantar Nona Amelia menemui demonstran.
Nona Amelia berdiri di atas kursi agar terlihat jelas dari arah para demonstran. Si tangan kanannya memegang pengeras suara. Dengan tangan yang gemetar, Nona Amelia mengangkat mikrofon pengeras suara ke mulutnya. Suara gemetar tetapi penuh dengan tekad terdengar jelas melalui alat amplifikasi.
"Para demonstran yang terhormat, saya Nona Amelia sebagai pemilik perusahaan ini ingin mendengarkan aspirasi kalian. Saya tahu bahwa ada kekhawatiran lingkungan yang perlu diatasi, dan saya siap untuk mendengarkan apa yang ingin kalian sampaikan."
Para demonstran terkejut dengan respons yang tak terduga ini. Mereka sejenak saling pandang, menggambarkan kebingungan mereka. Namun, beberapa dari mereka mulai memanfaatkan kesempatan ini dan mulai berbicara dengan Nona Amelia.
Ethan berdiri di belakang Nona Amelia, tetap waspada dan siap untuk mengambil tindakan jika situasinya memanas. Dia mengawasi setiap gerakan dan reaksi demonstran, serta memberikan perlindungan ekstra bagi Nona Amelia.
Seiring berjalannya waktu, ada perwakilan demonstran yang maju ke pintu gerbang. Pintu dibuka agar perwakilan demonstran bisa masuk. Nona Amelia mendengarkan keluhan dan kekhawatiran para demonstran dengan penuh perhatian. Dia menunjukkan empati dan komitmen untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang diperdebatkan. Pada saat yang sama, Ethan memastikan keamanan tetap terjaga dengan memantau setiap potensi ancaman.
Melalui dialog yang terbuka dan sikap mendengarkan Nona Amelia, suasana bertahap menjadi lebih tenang. Beberapa demonstran bahkan mulai menyampaikan gagasan dan saran untuk perusahaan Nona Amelia agar lebih ramah lingkungan.
Nona Amelia dengan rendah hati mengakui ketidaksempurnaan perusahaannya dan berkomitmen untuk memperbaiki kebijakan dan praktik yang berdampak pada lingkungan. Dia menyatakan niatnya untuk membentuk sebuah tim khusus yang akan bekerja sama dengan aktivis lingkungan untuk mengembangkan solusi yang lebih berkelanjutan.
Seiring waktu, dialog ini membawa kepada pemahaman yang lebih baik antara Nona Amelia dan demonstran. Mereka mulai melihat bahwa kerja sama dapat mencapai perubahan positif yang mereka inginkan. Pembicaraan dilanjutkan dalam suasana yang lebih damai dan penuh harapan.
Ethan, yang tetap berdiri di samping Nona Amelia, merasa sedikit lega melihat perkembangan ini. Dia memahami bahwa setiap tantangan bisa menjadi peluang untuk memperbaiki hubungan dan mencapai perubahan yang lebih baik.
Dengan hati-hati, Ethan melihat di sekitarnya, memastikan tidak ada ancaman yang tersembunyi. Kehadirannya sebagai pengawal pribadi tetap penting, meskipun situasinya mulai membaik.
Ethan tiba-tiba merasakan sensasi tajam di hidungnya saat bau werewolf menusuk udara dan menusuk ke dalam kepalanya. Dia berusaha untuk tetap tenang dan menganalisis situasi dengan hati-hati. Matanya melintas ke kerumunan demonstran yang bergerak dengan tidak teratur, berteriak-teriak dan melambaikan spanduk di udara.
Dalam situasi seperti ini, Ethan menyadari bahwa sangat sulit membedakan yang mana diantara orang-orang yang merupakan werewolf. Ethan bergerak perlahan maju menuju kerumunan, menjaga jarak yang aman dari werewolf yang kemungkinan ada di sana. Dia mencoba menemukan tanda-tanda fisik yang mengungkapkan identitas werewolf, seperti cakar yang tersembunyi atau gigi tajam.
Saat Ethan berdiri di pintu gerbang yang telah dibuka sedikit untuk lebih dekat dengan kerumunan, dia merasakan ketegangan di udara. Dia meraba-raba saku jaketnya untuk mencari pisau berlapis perak yang telah dia siapkan sebelumnya. Mengetahui bahwa serangan mendadak bisa terjadi, dia merasa perlu untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Ethan sangat tegang karena bisa jadi bau werewolf itu adalah Vincent. Ethan mengawasi dengan mata tajam setiap orang yang berada di barisan depan. Ethan kali ini hanya bisa bertahan menunggu lawan menyerang terlebih dahulu. Werewolf yang berada di kerumunan manusia sangat sulit dibedakan. Meskipun Werewolf jarang menyerang siang hari karena menyembunyikan keberadaannya namun bisa saja serangan dilakukan dalam wujud manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments