Ethan berjalan di depan Club malam untuk mengawasi keadaan. Suasana di depan club terlihat sangat ramai karena banyak orang yang mengantri untuk masuk. Terangnya lampu-lampu sorot yang berkilauan menghiasi fasad bangunan, dan terdengar dentuman musik yang menggema. Ternyata, club malam ini adalah klub privat yang hanya diperuntukkan untuk anggota resmi.
Ethan, yang sebenarnya bukan anggota, berdiri di antrean panjang yang mengular. Beberapa orang berpakaian glamor dan elegan mengantre di depannya, semuanya menunjukkan kartu member mereka saat masuk pada dua penjaga yang berbadan tinggi besar. Di antrian paling ujung sempat beberapa kali orang diseret diusir pergi karena tidak memiliki kartu member. Meskipun begitu, Ethan tidak menyerah begitu saja.
Ethan, yang tidak berpengalaman dalam situasi semacam ini, mengamati ada seorang perempuan cantik yang tengah mabuk dari kejauhan. Dia terlihat sempoyongan dan berusaha untuk tetap berdiri tegak. Dia berpakaian mahal dengan gaun mini dress. Pakaian terlihat sederhana namun kesan glamour masih sangat kuat. Perempuan itu berambut pirang sebahu dengan bentuk badan yang sangat terlihat seksi. Ethan melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk mendekatinya.
Saat perempuan itu mendekat ke antrian masuk, Ethan berjalan pelan mendekat, mencoba untuk tetap terlihat santai. Namun, saat perempuan itu tiba-tiba terhuyung-huyung dan tampak seperti akan jatuh, Ethan segera bereaksi. Dengan cepat, dia melangkah mendekat dan menangkap perempuan itu sebelum jatuh ke tanah.
"Nona, hati-hati!" kata Ethan dengan suara lembut, mencoba untuk memberikan dukungan kepada perempuan itu.
Perempuan itu tersenyum kaku dan mengucapkan terima kasih. Saat dia berbicara, suaranya agak serak karena pengaruh alkohol. "Terima kasih, saya rasa saya sedikit terlalu banyak minum."
Ethan melanjutkan, mencoba untuk memanfaatkan kesempatan ini, "Tidak apa-apa. Lagipula, ini malam yang spesial, bukan? Anda ingin masuk ke dalam bersama-sama?"
Perempuan itu tampak terkejut dan kemudian tersenyum dengan senang hati. "Oh, itu akan bagus sekali! Terima kasih, baik sekali Anda, Tuan..."
"Ethan," timpalnya dengan ramah.
"Namaku Isabella. Panggil saja aku Bella." Perempuan itu tersenyum ramah. Dia tampak senang ada pemuda tampan yang mempedulikan dirinya.
Mereka berdua kemudian bergabung dalam antrian masuk bersama, dengan Nona Bella mengenalkan Ethan sebagai pasangan yang menemaninya pada penjaga pintu. Tepat dugaan Ethan bahwa dari penampilan Nona Bella yang glamour adalah anggota member VIP club. Seperti yang Ethan duga penjaga pintu mengizinkan anggota member VIP untuk mengajak teman untuk masuk.
Mereka berdua melangkah ke dalam klub malam yang penuh gemerlap. Lampu-lampu berkilauan, musik yang menggema, dan suasana penuh semangat memenuhi ruangan. Nona Bella, atau Bella, masih menempel erat pada Ethan, berpegangan padanya untuk menjaga keseimbangan.
Ethan tetap fokus pada misinya. Di tengah keasyikan suasana klub, dia berusaha untuk memantau tanda-tanda kehadiran Vincent atau anggota mafia perdagangan organ tubuh lainnya. Namun, saat ini, tugasnya yang paling mendesak adalah menjaga Bella agar tetap aman dan terhindar dari masalah di klub ini.
Nona Bella, dengan wajah yang semakin ceria, membawa Ethan ke meja bar. Dia memesan minuman untuk keduanya dan mulai berbicara lebih ramah. "Saya sungguh beruntung bertemu Anda, Ethan. Malam ini jauh lebih seru dengan Anda di sini. Kamu kerja dimana Ethan?"
"Saya bekerja di Perusahaan Bio Harmoni. Perusahaan yang memproduksi kosmetik."
Ethan tersenyum sopan, tetapi pikirannya tetap terfokus pada tujuannya. Dia merasa ada ketegangan di udara, sesuatu yang tidak biasa. Namun, dia tidak melihat tanda-tanda Vincent atau anggota mafia di sekitarnya.
Saat mereka duduk di bar dan minuman tiba, Bella mendekati Ethan dengan lebih intim. "Oh, Bio Harmoni. Aku cukup terkesan." Nona Bella tahu bahwa tidak mudah untuk dapat diterima kerja di perusahaan Bio Harmoni. Perusahaan itu sangat selektif dalam menerima karyawan. Nona Bella cukup terkesan dengan Ethan.
Ethan merasa kesempatan ini bisa digunakan untuk mendapatkan informasi. "Apakah Anda sering datang ke sini? Bagaimana caranya menjadi member di club malam ini?"
Bella mengernyitkan alisnya sebentar, mungkin karena pertanyaan yang tidak biasa ini. Namun, dia kemudian tersenyum dengan polos. "Cukup sering aku kemari. Setiap merasa penat, aku akan datang kemari setelah pulang bekerja. Aku tidak mengetahui cara menjadi member di club ini karena aku begitu saja ditawari menjadi member VIP tanpa syarat apapun. Namun, saya harus pergi ke toilet sebentar. Bisakah Anda tunggu sebentar?"
Ethan setuju, dan Bella pergi dengan berjalan agak goyah menuju toilet. Sementara dia pergi, Ethan mengambil kesempatan ini untuk mencari tanda-tanda kehadiran Vincent atau anggota mafia. Matanya memeriksa setiap sudut klub dengan seksama, berusaha untuk mencari hal-hal yang menccurigakan. Belum ada tanda keberadaan musuh dan tidak tercium bau werewolf di sekitarnya.
Namun, saat Nona Bella kembali, dia membawa beberapa orang bersamanya. Dia membawa tiga temannya bersamanya, dua orang pria dan satu wanita. Penampilan mereka terlihat dari kalangan atas seperti Nona Bella. Teman-temannya juga terlihat mabuk dan ceria, dan mereka segera memperkenalkan diri kepada Ethan. Namun, Ethan merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Sebagai anggota pasukan khusus yang berpengalaman, dia mulai curiga. Tatapan teman-teman Nona Bella terlihat tidak bersahabat.
Nona Bella menjelaskan, "Ethan, ini teman-temanku. Mereka ingin bergabung bersama kita malam ini. Bagaimana kalau kita semua bersenang-senang bersama?"
Ethan menjawab dengan hati-hati, "Tentu, tidak masalah. Mari kita bersenang-senang."
Mereka semua duduk bersama di meja bar dan mulai minum bersama. Suasana semakin ramai dan riuh, dengan gelak tawa dan obrolan yang semakin intens. Namun, Ethan tetap waspada. Ada sesuatu yang tidak beres, dan dia merasa bahwa teman-teman Nona Bella mungkin memiliki agenda tersembunyi.
Tiba-tiba, salah satu teman pria Nona Bella yang duduk di sebelah Ethan mulai berbisik dengannya dengan nada yang samar-samar mengancam. "Kamu tahu, Ethan, klub ini punya aturan tidak tertulis. Member VIP biasanya hanya bergaul dengan member VIP. Lebih baik kamu menjauh dari kami!"
Ethan menatapnya dengan dingin, menyadari bahwa dia telah terjebak dalam situasi yang tidak nyaman. Teman-teman Nona Bella kemungkinan besar tidak menyukainya. Ethan merasa semakin terjepit dalam situasi yang rumit. Dia mencoba mencari alasan untuk pamit dari Nona Bella dan teman-temannya tanpa menimbulkan kecurigaan. Ethan tidak ingin larut dalam situasi yang tidak nyaman. Baginya ini tidak ada hubungannya dengan misinya. Dia sudah dapat masuk ke dalam club dan bisa mencari informasi dengan bergaul dengan orang lain di dalam club. Namun, ketika dia mencoba untuk mengutarakan alasan yang sebaiknya dia pergi, Bella dengan tegas mengatakan, "Oh, jangan pergi begitu cepat, Ethan. Kami baru saja mulai bersenang-senang. Biarkan malam ini menjadi tak terlupakan."
Nona Bella menempel erat padanya, dan tiga temannya yang lain mulai memandangnya dengan ekspresi yang semakin gelap. Ini membuat situasi semakin tidak nyaman bagi Ethan. Dia merasa tertekan dan tidak punya banyak pilihan.
Saat suasana Ethan semakin tidak nyaman, Daniel mulai berbicara dengan nada menggoda. "Bagaimana kalau kita semua pindah ke ruang VIP, Bella?" Daniel tahu bahwa aturan club jelas, hanya member VIP yang boleh masuk sana dan tidak boleh membawa masuk orang yang tanpa member VIP. Dia ingin mengusir Ethan menggunakan aturan ini.
Sophia segera menanggapi, "Ya, Bella, kita harus menjaga privasi kita. Aku tidak terbiasa minum bercampur dengan terlalu banyak orang."
Lucas, dengan senyum manisnya, mengangguk setuju. "Itu ide bagus. Ayo, Bella, kita segera pindah!"
Bella tampak ragu, melihat antara Ethan dan ketiga temannya. Bella bukan orang bodoh yang bisa tahu maksud teman-teman mereka ingin mengusir Ethan secara halus. Dalam hati kecil Bella ingin tetap mengajak Ethan karena sudah merasa nyaman dengan Ethan namun dia juga tidak ingin dikucilkan dalam pergaulan teman-temannya.
Situasinya semakin rumit dengan Bella yang tampaknya tidak ingin mengikuti saran teman-temannya untuk pindah ke ruang VIP demi Ethan. Ethan merasa lega karena Bella sepertinya lebih memilih bertahan bersamanya di tempat yang saat ini mereka berdua tempati.
Bella tersenyum ke arah teman-temannya, mencoba menciptakan pemahaman. "Maaf ya, teman-teman, saya masih ingin bersama Ethan. Dia adalah teman yang sangat baik dan sangat membantu tadi saat saya hampir jatuh. Kita bisa bersenang-senang bersama di sini, tidak perlu pergi ke ruang VIP."
"Semua laki-laki juga akan membantu wanita cantik yang sedang mabuk. Kamu jangan terlalu polos! Ethan sama saja dengan para laki-laki yang ada di club malam biasanya. Dia hanya mau menolong kamu karena memiliki maksud tertentu."
Lukas berkata dengan nada tinggi pada Bella. Lukas adalah yang paling ingin Ethan segera disingkirkan karena tidak suka jika Bella dekat dengan laki-laki lain. Sudah sejak lama Lukas mendekati Bella namun Bella belum memberikan kesempatan padannya meskipun Lukas tahu Bella belum mempunyai kekasih atau dekat dengan laki-laki manapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments