...❤️❤️❤️❤️...
Aisyah POV
Aku telah menyelesaikan makan ku yang tidak terlalu banyak itu, karena saat ini aku masih belum memiliki keinginan untuk makan banyak seperti biasanya.
Sampai sekarang, aku masih saja terpikirkan pada kejadian beberapa waktu silam saat Marvel dengan teganya membatalkan pernikahan yang telah kami persiapkan sedemikian mungkin, hanya karena sebuah video yang belum jelas kebenarannya.
Aku benar-benar tak menyangka kalau Marvel bisa tega melakukan itu padaku, padahal jelas sekali aku sama sekali tidak pernah tidur dengan lelaki lain kecuali dirinya, bahkan lelaki dalam video tersebut juga aku tidak mengenalinya.
Aku memang tak sempat menjelaskan semuanya pada Marvel di hari itu, karena pria tersebut sedang dibawah pengaruh emosinya sehingga tidak bisa berbicara santai, bahkan dia terus-menerus menekan ku lalu pergi begitu saja meninggalkan ku disana.
Kudengar suara bising muncul dari arah depan rumah, mungkin ada tamu yang datang kesini menemui Kania. Aku pun memilih untuk kembali saja ke kamar karena aku belum siap jika harus menemui orang-orang dalam kondisi seperti ini.
Disaat aku hendak bangkit dari kursi, tiba-tiba Kania sudah kembali kesana dan menemuiku dengan wajah riang gembiranya. Ya tentu raut wajahku dan Kania sangat berbeda jauh saat ini.
"Aisyah, kamu mau kemana?" tanyanya sembari memandang ke arahku.
"Aku mau balik ke kamar, aku denger ada suara cowok dari depan. Aku belum mau ketemu siapapun!" jawabku dingin.
"Yah, padahal itu Darwin sama Daniel. Mereka tuh mau ketemu sama kamu, oh ya Darwin juga bawain kue kesukaan kamu loh!" ucapnya terlihat memaksaku dan ingin sekali aku menemui kedua pria tersebut di depan.
"Ayo dong, Aisyah! Aku gak mau kamu sedih-sedih terus begini!" sambungnya memohon padaku.
Aku terdiam sejenak berpikir apakah aku harus menemui Darwin dan Daniel di luar sana, atau aku tetap pada keputusanku untuk kembali ke kamar.
"Syah, please sebentar aja!" ucapnya lagi.
"Haish, kamu tuh bisa gak jangan maksa-maksa aku? Kan aku udah bilang kalau aku belum mau ketemu sama siapapun, termasuk Darwin ataupun Daniel!" ucapku mulai emosi karena Kania sulit dibilangi.
"Tapi, Syah—"
"Ah udah! Aku tetep gak mau ketemu mereka, udah kamu aja sana yang temenin mereka!" ucapku memotong ucapan Kania.
Aku berjalan melewati Kania dengan perasaan kesal dan emosi, aku pikir sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan dengannya untuk saat ini.
Namun, tanpa sengaja aku malah berpapasan dengan Darwin yang baru datang dari depan.
"Hey, Syah! Mau kemana?" ucap Darwin bertanya padaku sembari tersenyum renyah dan terus menatap mataku.
"Gue harus ke kamar, misi!" ucapku singkat.
Dia langsung mencekal lenganku saat aku hendak pergi darinya, "Lu mau apa sih?" ucapku bertanya dengan sedikit emosi.
Darwin menarik tubuhku secara perlahan ke dalam dekapannya dan kemudian mengusap punggung ku dengan lembut lalu menautkan dagunya di atas puncak kepalaku.
"Lu harus bisa tenang! Gue tau cobaan ini berat buat lu, tapi gue yakin lu pasti bisa lewati ini semua!" ucapnya.
Aku merasa tersentuh dengan ucapan yang keluar dari mulut Darwin barusan, baru kali ini ada pria yang benar-benar tulus sayang sama aku bukan karena ingin pansos padaku seperti semua mantan-mantan ku dulu.
Aku langsung mendorong tubuh Darwin untuk melepaskan diri dari dekapannya, karena aku tidak ingin berdekatan kembali dengannya.
"Lu gausah sok perhatian deh sama gue!" ucapku.
Kulihat raut kebingungan terpancar di wajahnya saat ini ketika melihatku berkata seperti tadi, mungkin karena itu semua diluar dugaannya.
"Kok lu begitu sih? Gue kan—"
"Udah cukup! Gue lagi gak mau diganggu, paham?" ucapku.
Aku pun kembali berjalan pergi meninggalkan Darwin disana sendirian, aku tak perduli lagi teriakan dari pria tersebut ataupun Kania yang berusaha untuk menahan ku agar tidak naik ke kamar.
Ceklek...
Braakkk...
Aku langsung masuk ke kamar kemudian menutup pintu dengan kencang, mungkin saja mereka mendengar suara tutup pintu itu.
Aku yang masih belum bisa melupakan Marvel, kembali menangis di atas ranjang ku yang empuk sembari memandangi foto saat aku dan Marvel sedang melakukan prewed.
"Sayang, kenapa kamu begitu tega sama aku? Apa kamu gak percaya dengan kekasih kamu sendiri?"
Aisyah POV end
...•••...
Author POV
Kania sedikit kaget mendengar suara Aisyah menutup pintu dengan keras dari atas sana, ia masih belum mengerti mengapa Aisyah bersikap seperti itu kepada Darwin yang terlihat benar-benar tulus mencintai dan menyayanginya.
Kania pun menghampiri Darwin yang terlihat masih mematung disana tak bersuara, tampaknya Darwin agak kecewa lantaran Aisyah lagi-lagi menolak tindakan romantis darinya, padahal Darwin sudah mempersiapkan diri untuk menghibur gadis itu.
"Darwin, maafin Aisyah ya?" ucap Kania lembut.
"Aku juga gak ngerti dia kenapa, tapi kayaknya dia masih belum bisa lupain kak Marvel." sambungnya.
"Gapapa, wajar kok. Wanita akan sulit untuk melupakan kejadian buruk yang dialaminya, apalagi dalam kasus ini Aisyah ditinggal pergi begitu saja oleh Marvel di hari pernikahannya. Gue yakin Aisyah pasti sakit hati banget!" ucap Darwin.
"Menurut kamu, aku harus gimana lagi supaya Aisyah gak begini terus?" tanya Kania meminta saran pada Darwin.
"Umm... lu coba aja kasih dia waktu dulu selama beberapa hari ke depan buat healing, ya semoga aja dengan begitu dia akan membaik!" jawab Darwin.
"Oke, thanks ya!" ucap Kania.
Disaat mereka sedang mengobrol berdua, tiba-tiba Daniel muncul dari belakang dan menyeka obrolan keduanya sembari melipat tangan di depan.
"Hey, kok pada ngobrol disini?" ucap Daniel.
"Ah elah lu bro, ngagetin aja!" ujar Darwin.
"Hahaha, lagian malah pada asyik ngobrol disini. Lah gue ditinggal gitu aja di depan sendirian, serem tau!" ucap Daniel tertawa kecil.
"Ya elah, lebay lu!" ucap Darwin.
"Tau nih, di rumah ini tuh gak ada apa-apa! Ngapain juga takut? Lagian kamu kan juga laki-laki, masa sama begituan takut?" ucap Kania.
"Gue becanda kok, cuma biar lu berdua pada ke depan aja temenin gue." ucap Daniel.
"Lu aja deh sama Kania tuh, gue kayaknya mau balik. Sorry ya Kania, gue gak bisa lama-lama disini!" ucap Darwin tersenyum.
"Loh kenapa? Pasti karena Aisyah, ya?" tanya Kania.
"Gak kok, gue ada urusan lain aja." jawab Darwin.
"Yaudah, kalo gitu gue anterin ya?" ujar Daniel.
"Eh jangan! Udah lu disini aja, temenin Kania! Biar gue naik ojek nanti, gapapa bro gue kan sebagai teman yang baik selalu dukung lu buat jadian sama Kania!" ucap Darwin nyengir sembari menepuk pundak Daniel.
"Apaan sih lu?" ujar Daniel malu-malu.
"Hahaha, udah ya disini aja! Gue pergi sekarang, bye Kania!" ucap Darwin.
"Iya, bye! Makasih, udah mau jenguk Aisyah!" ucap Kania tersenyum.
Darwin langsung pergi dengan cepat dari rumah Kania karena sengaja ingin membiarkan sohibnya yakni Daniel untuk berduaan dengan Kania disana, ya walau sebenarnya ia butuh motor Daniel untuk bisa mengantarnya bepergian saat ini.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments