...❤️❤️❤️❤️❤️...
Aisyah POV
Menjadi Kania tenyata tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya, bahkan mungkin sangat sulit buatku yang belum terlalu mengetahui tentang kebiasaan apa saja yang dilakukan Kania saat di luar.
Bahkan tadi saja aku hampir ketahuan berbohong hanya karena salah memesan minuman, mungkin aku harus menanyakan tentang ini kepada Kania nantinya saat aku sampai di rumah.
Untungnya, Alex datang diwaktu yang tepat sehingga aku tidak perlu bingung mencari alasan mengapa memesan minuman itu, ya walau aku juga bingung bagaimana caraku meladeni Alex yang sedari tadi memandang ke arahku.
Kulihat Alex melempar senyum padaku, tentu saja aku membalasnya.
"Hay, Kania! Apa kabar kamu?" ucapnya menyapa diriku, rupanya dia juga mengira bahwa aku adalah Kania padahal bukan.
"Aku baik kok," jawabku singkat.
Aku memang tidak ingin banyak bicara, karena aku takut penyamaran ku saat ini akan terbongkar.
Alex menarik kursi kemudian duduk di dekat ku.
"Gue boleh kan gabung disini sama kalian?" ucapnya bertanya pada kami, namun matanya hanya mengarah kepadaku.
"Ya boleh dong, Lex! Eh tapi emang lu kesini gak sama temen-temen atau gandengan lu gitu?" ucap Tiara menjawab.
"Hah? Gandengan gua siapa?" ujar Alex.
"Ya mana gue tau, kan elu yang punya!" ucap Tiara.
"Gue gak punya gandengan, sekarang gue mau fokus kuliah dulu sampe lulus. Kalo temen-temen gue sih pada gak jelas, mereka gak mau mulu gue ajak nongkrong! Apalagi si Daffa tuh, jadi sombong dia sekarang mentang-mentang udah punya pacar!" ucap Alex.
"Ohh, pantesan lu sendirian aja tadi.." ujar Tiara.
Aku masih diam mendengarkan saja obrolan mereka di depanku, karena aku juga bingung harus mengatakan apa.
"Iya nih, makanya gue mau numpang disini gabung sama kalian. Gak ada yang ngerasa keberatan kan?" ucap Alex kembali bertanya sambil celingak-celinguk menatap ke arahku serta Tiara dan Ririn.
"Gak ada lah, ya kan Kania?" ucap Ririn sembari menyenggol lenganku.
"Ah iya, gapapa kok." ucapku spontan.
Alex tersenyum ke arahku, aku juga tak tau mengapa dia sedari tadi menatapku seperti itu.
"Oh ya, kamu sekarang lagi sibuk apa, Kania?" ucap Alex bertanya kepadaku.
"Eee cuma kuliah aja kok," jawabku singkat.
"Ohh, kuliah dimana kamu?" Alex kembali bertanya.
"Kampus guna bangsa," jawabku.
"Wah keren! Tapi, emang kamu pinter banget sih orangnya ya? Udah ketahuan juga dari pas kita SMA waktu itu, makanya pantes sekarang kamu masuk kampus yang ternama!" ucap Alex memujiku.
Harusnya aku senang karena dipuji seperti itu, namun kali ini aku malah bete karena Alex memuji Kania bukan aku.
"Iya, makasih." ucapku singkat sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, pesanan kami sampai dan akhirnya aku bisa terhindar dari obrolan yang membuatku gugup itu.
"Loh Kania, kamu sekarang suka lychee tea?" tanya Alex saat melihatku meminum pesanan ku.
Rupanya aku salah menganggap semuanya sudah selesai, karena ternyata Alex masih saja bertanya kepadaku dan membuatku semakin bingung.
"Iya tuh, kita juga heran banget! Padahal dulu dia paling gak suka sama yang namanya lychee tea." ucap Tiara juga mencecar ku.
Aku tersenyum sembari memikirkan jawaban.
"Eee iya nih guys, aku jadi mulai suka minuman ini sejak waktu itu Aisyah kasih lychee tea bekas dia yang gak habis. Karena rasanya enak, makanya aku jadi ketagihan deh!" jawabku.
"Ohh, nah berarti bener kata Aisyah! Kan lychee tea itu enak banget!" ucap Ririn.
"Hehe iya..." ucapku tersenyum.
Aku merasa lega karena mereka percaya dengan perkataan ku barusan, aku pun kembali fokus meminum minuman itu.
•
•
Author POV
Damar kembali ke kantor management miliknya dan menemui Aura yang merupakan asisten pribadinya disana, Damar ingin mengatakan pada Aura kalau ia berhasil meminta izin dari Kania untuk menggunakan namanya pada setiap syuting yang dilakukan Aisyah.
Damar juga menanyakan tentang seorang pria yang malam itu menemui mereka.
"Aura, saya sudah berhasil mendapat izin dari Kania untuk memakai namanya. Sekarang saya hanya tinggal menemui Aisyah, supaya dia mau kembali syuting untuk kita!" ucap Damar.
"Wah tuh kan bener pak apa yang saya bilang, pasti Kania gak akan marah sama bapak!" ucap Aura.
"Iya sih, oh ya soal cowok yang malam itu datang kesini gimana? Apa dia udah lengkapi semua berkas-berkasnya buat jadi talent kita?" tanya Damar.
"Oh, sudah pak. Ini dia berkasnya, kebetulan tadi dia datang saat bapak sedang pergi ke rumah Kania!" jawab Aura sambil menyerahkan sebuah berkas.
Damar langsung mengambil berkas tersebut.
"Terimakasih, Aura! Kalau gitu saya bawa dulu berkas ini ke ruangan saya untuk dicek, kamu lanjut aja kerjanya!" ucap Damar.
"Siap, pak!"
"Oh ya satu lagi, kamu jangan cerita-cerita ke yang lain kalau saya akan menggunakan jasa Aisyah lagi! Biarlah mereka tau kalau Aisyah itu adalah Kania, ingat jangan ember!" ucap Damar.
"Ah baik, pak!" ucap Aura.
"Yasudah, saya permisi dulu ya?" ucap Damar.
"Iya pak..."
Setelahnya, Damar pun pergi ke ruangannya untuk mengecek berkas yang diberikan Aura tadi.
Begitu sampai di dalam ruangannya, Damar langsung duduk lalu membuka berkas tersebut.
Damar tentunya ingin tau identitas serta pengalaman apa yang dimiliki oleh calon talent nya itu.
"Alex Saputra?" gumamnya.
Damar membuka dan mengamati tiap lembaran dalam berkas tersebut agar tidak ada satupun yang ia lewati, ya memang Damar masih ingin memastikan sendiri biarpun berkas itu sudah dicek oleh karyawannya tadi.
TOK TOK TOK...
Disaat Damar tengah asyik mengecek berkas, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Ya, masuk!" ucap Damar.
Ceklek...
Pintu terbuka dan ternyata Aura yang datang.
"Eh Aura, ada apa?" tanya Damar penasaran.
Aura tersenyum mendekati atasannya itu.
"Maaf pak kalau saya mengganggu, tapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa ada beberapa pihak dari salah satu brand terkenal yang kecewa karena produk mereka anjlok setelah memakai jasa talent management kita!" ucap Aura.
"Aura, kamu kenapa sih selalu bikin mood saya hancur lagi dengan berita-berita tidak mengenakkan itu?" ujar Damar garuk-garuk kepala.
"Maaf lagi pak, tapi saya bingung harus bilang sama siapa lagi selain bapak. Soalnya pihak mereka terus saja menghubungi nomor kantor dan meminta biaya ganti rugi atas kerugian mereka, walau saya sudah berulang kali mengatakan pada mereka kalau kejadian ini bukanlah wewenang kita!" ucap Aura.
"Yasudah, kita buktikan pada media dan mereka kalau dengan nama Kania kita bisa kembali bangkit! Abaikan saja perkataan mereka itu, biar saya atur strategi lain demi meningkatkan nama management yang sudah saya bangun cukup lama ini!" ucap Damar sudah tampak sangat pusing.
"Baik pak, siap! Kalau begitu saya mohon izin untuk keluar dan mengurus yang lain!" ucap Aura.
"Ya, silahkan!" ucap Damar.
Aura pun pergi keluar dari ruangan Damar meninggalkan atasannya itu yang tengah dilanda kepusingan cukup berat.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments