"Syah, makasih ya udah mau keluar!" ucap Darwin dengan senyum tulus menghiasi wajahnya, matanya juga tertuju pada sosok gadis cantik yang telah berganti pakaian di depannya itu.
Aisyah menatap Darwin dengan mata berkaca-kaca, yang ia ingat dari sosok Darwin adalah ketika ia dengan tega menolak cinta pria tersebut dan lebih memilih menikah bersama Marvel yang justru menyakitinya saat ini.
Aisyah masih tak percaya jika yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Darwin, pria yang telah ia sakiti beberapa waktu lalu dan mungkin hampir membuat Darwin putus asa karena cintanya ditolak mentah-mentah oleh Aisyah.
Akan tetapi, suara sertu senyuman itu memang menyatakan kalau sosok tersebut adalah Darwin yang sama dengan yang ia temui dahulu, Aisyah pun tersenyum dan tanpa diduga maju ke depan mendekap tubuh atletis pria itu.
Darwin yang tak menyangka Aisyah akan memeluknya pun terkejut, namun ia sadar kalau Aisyah hanya sedang membutuhkan pelukan bukan memberi harapan padanya, ia pun membalas pelukan Aisyah sembari menepuk punggungnya.
"Don't cry, i'm here for you!" ucap Darwin di sela-sela pelukan harunya dengan Aisyah.
Gadis yang tengah dirundung kemalangan itu hanya bisa menangis dan menangis, menumpahkan semua air matanya pada tubuh si pria yang juga tampak bersedia menjadi tempat Aisyah melepas kesedihannya.
Memang setiap kali melihat wajah Aisyah, Darwin selalu teringat akan momen yang dulu pernah membuatnya hampir bunuh diri, namun dengan tenang ia berhasil menjauhkan itu semua karena saat ini yang perlu ia lakukan adalah menenangkan Aisyah.
"Mungkin aku tak bisa bersamamu, tapi aku adalah orang pertama yang kamu cari disaat kamu sedang bersedih!"
Tak lama kemudian, Aisyah melepas pelukannya lalu menatap wajah lelaki yang sudah ia sia-siakan dahulu dan tanpa ragu mengusapnya menggunakan kedua tangan, Aisyah terisak dan dibayangkannya saat ini yang terlihat adalah sosok Marvel.
Entah mengapa Aisyah tiba-tiba membayangkan Marvel dan menyebut nama pria itu di hadapan Darwin, tentu saja Darwin sangat kesal karena ia menyangka kalau Aisyah sedari tadi melihatnya sebagai Marvel bukan Darwin.
"Marvel... kamu gak akan tinggalin aku kan? Aku tahu itu kok, tadi tuh pasti kamu cuma prank aku, iya kan?" ucap Aisyah tersenyum dan terus membelai lembut area wajah Darwin yang masih mematung.
Darwin tak bisa berkata apa-apa saat ini, ia sakit karena Aisyah menganggap dirinya sebagai Marvel, namun ia tidak mungkin mengutarakan itu saat ini karena Aisyah pasti akan bertambah sedih, oleh karena itu ia pun memilih diam.
Namun, secara tiba-tiba Aisyah menjauhkan tangannya dari wajah Darwin dan mundur secara perlahan, raut mukanya berubah drastis menjadi ketakutan dan rahangnya pun bergetar seketika sembari memandang Darwin.
"Kamu kenapa, Aisyah?" tanya Darwin heran.
"Enggak, aku gapapa...." jawab Aisyah pelan.
Wanita itu sepertinya benar-benar depresi karena di dalam bayangannya selalu teringat pada momen saat Marvel membatalkan pernikahannya dan membuat ia malu di hadapan seluruh tamu yang ada bahkan adiknya sendiri.
"Syah, kita pulang ya?" ucap Darwin maju dan hendak meraih tubuh Aisyah.
"Enggak, tolong jangan sentuh aku!" ujar Aisyah.
"Oke oke, aku gak akan sentuh kamu kok! Tapi, aku mohon sekarang kamu ikut pulang sama aku!" ucap Darwin menurunkan tangannya.
Aisyah malah menggelengkan kepalanya sembari menjambak rambutnya sendiri, ia berteriak sangat kencang sampai Darwin harus menutupi gendang telinganya agar tidak pengang.
"Aku gak mau pulang, aku mau disini tunggu Marvel! Kamu jangan paksa aku buat pulang, jangan!!" ujar Aisyah sudah seperti orang stress.
Darwin yang bingung akhirnya coba menoleh ke belakang menatap Kania serta Daniel yang juga tampak syok melihat Aisyah seperti itu, baru kali ini mereka melihat Aisyah histeris begitu dan lebih terlihat seperti pasien RSJ yang kabur.
"Aisyah.... kita pulang sama-sama, ya? Marvel udah tunggu kamu di rumah, dia sengaja mau kasih kamu suprise disana!" ucap Darwin berusaha membujuk Aisyah agar mau pulang.
"Beneran? Kamu gak bohong kan?" ucap Aisyah.
"Ya, untuk apa aku bohong sama kamu? Kita pulang sekarang ya, Aisyah!" ucap Darwin.
"Oke, aku mau pulang sama kalian! Tapi, kalo disana gak ada Marvel kalian harus bawa lagi aku kesini!" ucap Aisyah.
"Iya, aku janji!"
Darwin menjulurkan tangannya ke arah Aisyah sambil tersenyum, gadis itu perlahan memajukan tangannya meraih telapak tangan Darwin lalu menggenggamnya, pria itu pun membawa Aisyah pergi dari sana menuju mobil.
•
•
Selama di mobil, Aisyah terus saja histeris memanggil-manggil nama Marvel dan membuat Kania pusing karena saudaranya itu tak kunjung tenang walau sudah berkali-kali ia berusaha untuk menghiburnya.
"Hey, dimana Marvel?? Ayo bilang sama aku, dimana Marvel...??!!" ujar Aisyah menarik-narik lengan Kania.
"Sabar ya, Aisyah! Kamu gak bisa kayak gini terus, kamu harus kuat dan terima keadaan!" ucap Kania.
"Apa maksud kamu?" tanya Aisyah.
"Iya, kamu harus bisa terima takdir kalau kak Marvel emang bukan jodoh kamu! Gak seharusnya kamu sampai bersikap kayak gini cuma karena dia! Ingat Syah, kamu itu wanita kuat dan kamu gak boleh begini hanya karena ditinggal kak Marvel!" ucap Kania.
"Kamu tuh ngomong apa sih, ha? Siapa yang ninggalin aku, siapa??" ujar Aisyah.
"Marvel gak ninggalin aku, Kania! Kamu jangan ngarang deh dan kamu jangan bohongin aku!" bentak Aisyah semakin menjadi-jadi.
Kania pun sangat kasihan pada kakaknya yang sekarang berubah 180 derajat menjadi seperti ini, ia tidak bisa menahan air matanya lagi yang kini sudah tumpah membasahi pipinya, tentu ia sangat sedih karena Aisyah saudara satu-satunya yang ia punya harus depresi seperti itu.
"MARVEL DIMANA KAMU, MARVEL??"
"MARVEL....!!!"
Aisyah terus saja berteriak seperti itu sepanjang perjalanan sembari meronta-ronta dari genggaman Kania yang berusaha menenangkannya, bahkan Aisyah sampai mendorong Kania hingga gadis itu terbentur dan mengalami luka pada keningnya.
"Awwhhh..." rintih Kania sembari memegangi dahinya yang mengeluarkan darah itu.
"Ya ampun, Kania kamu gapapa? Maafin aku Kania, harusnya aku gak ngelukain kamu!" ucap Aisyah.
"Aku gapapa kok, tolong Syah kamu jangan kayak gini lagi ya!" ucap Kania.
"Iya iya, aku minta maaf sama kamu!" ucap Aisyah.
Akhirnya kedua gadis itu berpelukan di dalam mobil dan Aisyah bisa tenang untuk sementara waktu, Kania pun juga bingung bagaimana Aisyah bisa tenang seperti itu padahal tadi dia sangat histeris dan membuatnya terluka.
"Aku sedih ngeliat kamu kayak tadi, Syah! Tapi, aku seneng kalau kamu bisa senyum lagi seperti sekarang!" batin Kania tersenyum sumringah.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Neli Allen
cerita nya bagus semangat thor untuk membuat karangan2 yg lebih lagi
2023-06-20
1