Kania yang merasa kasihan pada saudara kembarnya itu, langsung memapah tubuh Aisyah yang masih tersungkur di lantai dan menangis tersedu-sedu, ia memaksa Aisyah untuk segera pergi dari sana karena tempat itu akan dibersihkan setelah acara pernikahan yang gagal.
"Syah, kita ke kamar yuk! Kamu harus tenangin diri, jangan nangis terus!" bujuk Kania.
Aisyah hanya terdiam sesenggukan tak mampu berbicara apa-apa untuk saat ini, ia masih belum percaya kalau pernikahan yang ia damba-dambakan harus sirna dan berakhir dengan air mata.
Semua yang telah ia persiapkan dengan sangat baik dan mewah hilang begitu saja, matanya terus menatap ke sekeliling melihat berbagai macam dekorasi yang sudah ia persiapkan dan pilih sendiri sesuai kemauannya.
Kania sang adik sangat tau perasaan kakaknya saat ini walau ia belum pernah merasakan rasanya dicampakkan oleh calon suami seperti Aisyah, ia berusaha terus menenangkan Aisyah dengan mengusap-usap punggung gadis itu.
"Kamu tenang ya, mungkin kak Marvel bukan jodoh kamu! Jangan sedih terus, aku yakin kamu bisa dapetin cowok yang lebih baik!" ucap Kania.
Aisyah menoleh ke arah Kania dan menatap nanar wajah adiknya, ia merasa terharu pada sikap adiknya yang masih mau menemani dirinya dikala semua orang mungkin sudah membencinya, ia telah kehilangan semuanya kecuali Kania yang masih setia disana bersamanya menghibur dirinya.
Aisyah pun memeluk erat adiknya sembari meluapkan kesedihan di dalam pelukan tersebut, ia beruntung memiliki sosok adik seperti Kania yang selalu setia menemaninya dikala susah maupun senang walau beberapa kali Aisyah pernah berbuat jahat padanya.
Kania menghentikan langkahnya sejenak demi menenangkan situasi hati kakaknya, mereka saat ini masih berada di dalam gedung besar yang sengaja disewa oleh Adam alias ayah Marvel untuk pernikahan putranya dengan Aisyah namun justru gedung ini menjadi saksi bisu kesedihan Aisyah.
"Makasih banyak, Kania! Kamu masih mau disini sama aku dan gak tinggalin aku seperti yang lain, aku nyesel banget udah pernah jahat sama kamu!" ucap Aisyah sesenggukan.
"Kamu gak perlu bilang gitu, Syah! Udah tugas seorang adik buat nemenin kakaknya, kan?" ucap Kania mengelus rambut Aisyah dengan lembut.
"Mending sekarang kita pulang aja, ya? Aku gak mau lama-lama ada disini, takutnya aku malah semakin sedih dan gak bisa melupakan semuanya!" ucap Aisyah melepas pelukan sembari menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Kamu yakin bisa pulang?" tanya Kania.
"Iya, kenapa gak bisa?" ucap Aisyah.
"Yaudah, tapi kita ke kamar dulu dan ganti pakaian kita! Gak mungkin kan kita pulang masih pake baju kayak gini, apalagi kamu..." ucap Kania.
Aisyah hanya mengangguk mengikuti perkataan adiknya dan kembali berpegangan pada lengan Kania untuk membantunya menopang tubuh, mereka pun lanjut berjalan perlahan menuju ruangan yang ada di dalam gedung itu untuk mengganti pakaian mereka.
•
•
"Tunggu, Win!"
Daniel berhasil menyusul temannya yakni Darwin yang baru hendak menaiki motornya, ia langsung mencekal lengan Darwin sehingga pria itu tidak bisa naik ke motornya dan pergi dari sana untuk menghindari Daniel yang mengejarnya.
"Apa lagi sih? Udah gue bilang, gue gak mau bantu Aisyah atau apapun yang berhubungan dengan dia!" bentak Darwin emosi.
"Tahan dulu, Win! Gue tau lu masih emosi dan marah banget sama Ais, tapi ayolah men ini bisa jadi kesempatan buat lu untuk berbuat baik ke dia! Kalaupun lu gak milikin dia, seenggaknya lu masih bisa deket sama adiknya!" ucap Daniel.
"Maksud lu apa? Gue udah pernah deketin Kania, tapi nyatanya sama aja kan? Gue cuma dapet pahitnya doang, gak ada gunanya juga!" ujar Darwin.
"Haish... yaudah terserah lu aja mau kayak gimana, gue udah capek bujukin lu, mending sekarang gue temuin aja Kania buat cari tau gimana kabar selanjutnya pernikahan Aisyah!" ucap Daniel.
Darwin hanya membuang muka menelan saliva nya tak perduli dengan apa yang dikatakan Daniel, ia memilih diam lalu naik ke motornya sembari memakai helm di kepalanya, sedangkan Daniel tampak kebingungan terus menggaruk dagunya.
Tak lama kemudian, ponsel milik Daniel berdering sehingga ia harus mengangkatnya lebih dulu agar tak dibuat penasaran, rupanya Kania lah yang menghubunginya mungkin hendak mengabarkan mengenai kondisi Aisyah saat ini.
📞"Halo Kania, gimana?" ujar Daniel.
Darwin yang mendengar nama Kania disebut oleh Daniel mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana, ya Darwin rupanya juga penasaran apa yang hendak dikatakan Kania kepada Daniel saat ini, ia pun melepas kembali helmnya.
📞"Iya halo Daniel, kamu gak perlu cari kak Marvel lagi ya! Semuanya udah selesai kok, makasih!" ucap Kania pada Daniel di telpon.
📞"Ohh oke, jadi Marvel udah dateng? Terus pernikahan Aisyah lancar??" tanya Daniel.
📞"Itu dia, kak Marvel emang dateng kesini tadi! Tapi, cuma buat batalin pernikahannya sama Aisyah!" jawab Kania.
📞"Hah?? Kenapa, kok dibatalin??" tanya Daniel.
📞"Iya, kak Marvel marah banget sama Aisyah! Makanya sekarang Aisyah sedih banget, dia terus aja nangis sambil ngurung diri di ruang ganti baju!" jawab Kania menjelaskan.
📞"Ya ampun, kasian banget Aisyah! Pasti dia terpukul karena pernikahannya gagal, aku boleh kesana kan buat bantu bujuk Aisyah?" ucap Daniel.
📞"Umm... boleh deh, makasih ya!" ucap Kania.
📞"Sama-sama, sekarang tolong kamu shareloc aja dimana lokasi gedung pernikahan itu ke aku! Biar aku bisa kesana buat bujukin Aisyah, aku gak tega dengernya!" ucap Daniel.
📞"Iya,"
Kania langsung menutup teleponnya lalu mengirim lokasi keberadaan dirinya serta Aisyah ke handphone Daniel yang ingin menyusul mereka disana.
Tentu sebagai seorang teman, Daniel sangat prihatin akan kondisi yang menimpa Aisyah setelah gagalnya pernikahan gadis itu dengan Marvel, biarpun Daniel belum tahu apa alasan Marvel membatalkan pernikahan Aisyah secara mendadak seperti ini.
Tliingg...
Tak lama akhirnya pesan lokasi yang dikirim Kania sampai ke ponselnya, Daniel pun langsung bergerak menuju motornya untuk berangkat menuju gedung tempat Kania berada.
Darwin yang sudah mendengar mengenai batalnya pernikahan Aisyah langsung sedikit merasa senang, ia pun berupaya mengikuti Daniel dari belakang karena ia ingin menemui Aisyah sekaligus memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali dekat dengan wanita yang dicintainya itu.
Namun, rupanya pergerakan Darwin diketahui oleh Daniel dan mereka pun terlibat perdebatan kembali di tengah jalan, Daniel yang bingung coba bertanya pada Darwin mengapa dia mengikutinya sedari tadi, padahal sebelumnya Darwin mengatakan kalau ia tak peduli lagi dengan Aisyah.
"Heh, ngapain sih lu ngikutin gue?" tanya Daniel.
Darwin akhirnya terpaksa mengaku pada sahabatnya itu kalau ia masih ingin mendekati Aisyah lagi, walau ia tau konsekuensinya adalah ditertawakan atau bahkan diledek habis-habisan oleh Daniel.
"Gue mau ketemu Ais!" jawab Darwin tegas.
Ya benar saja Daniel langsung tersenyum lebar saat mendengar jawaban temannya, ia tak bisa menahan tawanya lantaran Darwin benar-benar sangat lucu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments