#Kania POV
Hari ini aku akan menggantikan Aisyah untuk menjadi model iklan salah satu brand yang cukup dikenal di kalangan masyarakat, oleh karena itu aku tak boleh tampil mengecewakan dan harus bisa membuat nama kak Damar sepupuku naik.
Biarpun aku tidak memiliki pengalaman apa-apa di dunia model, namun aku yakin kalau aku pasti bisa melakukan itu demi kelancaran karir saudara kembar ku, ya aku memang menggantikannya saat ini, namun tetap namanya lah yang terpampang di tempat-tempat ketika foto itu telah jadi.
Aku telah berdandan dan berpakaian rapih pagi ini, kak Damar baru saja mengirim pesan ke nomorku kalau dia akan menjemput ku 15 menit dari sekarang dan aku harus sudah siap.
Aku pun lanjut berjalan keluar kamar setelah selesai dengan semua urusanku disana, aku menatap sejenak pintu kamar Aisyah yang masih terkunci rapat dan tak terdengar apapun dari dalam sana.
Sebagai saudara yang baik, aku berniat untuk pamit pergi dengan Aisyah. Perlahan aku mengetuk pintu lalu mengatakan jika aku akan pergi untuk beberapa waktu saat ini, aku tau Aisyah mungkin akan marah jika dia tau akulah yang dipilih kak Damar.
Tak terdengar jawaban apa-apa dari dalam sana, aku mengira jika Aisyah sedang tertidur karena sekarang memang masih pagi, ya walau tidak terlalu pagi banget sih.
Setelahnya, aku pun berjalan menuruni tangga dengan berhati-hati karena aku khawatir akan keslimpet baju sendiri jika terlalu cepat berjalan, atau mungkin bisa saja aku tersandung karena heels yang ku kenakan saat ini.
Aku memilih menunggu di ruang tamu dan duduk di sofa menunggu kedatangan kak Damar, kucoba untuk menghubungi nomor kak Damar dengan sms alias pesan, namun hanya ceklis satu yang artinya kak Damar sedang tidak mengaktifkan aplikasinya.
Kemana sih kak Damar? pikirku saat ini yang sudah hampir 5 menit menunggu kedatangannya.
Aku khawatir jika kak Damar tidak jadi datang kesini dan mengghosting ku seperti cowok-cowok pada umumnya, namun kutepis dengan segera pikiran itu lantaran kak Damar langsung muncul sambil senyum-senyum memperlihatkan gigi-giginya.
"Morning, sorry lama!" ucapnya menyapaku.
"Iya kak, gapapa kok. Aku juga baru nunggu 5 menit, malah kamu terhitung cepat loh datangnya. Dari yang janjinya 15 menit, eh ternyata baru 5 menit aja udah dateng!" ucapku.
"Hahaha, iya ternyata jalanan sepi tadi gak macet. Makanya aku bisa sampe sini lebih awal dari yang aku janjiin ke kamu," ucapnya.
"Ohh..."
Suasana seketika hening setelahnya, aku bingung harus mengatakan apa lagi saat ini. Kak Damar juga terlihat kebingungan mencari topik, terbukti dia malah celingak-celinguk sambil goyang kaki.
"Kak, cari siapa sih?" tanyaku penasaran.
"Gak kok, yaudah yuk kita langsung jalan aja! Kebetulan tim juga dah pada ready, tinggal nunggu modelnya nih." jawabnya sambil tersenyum.
"Ahaha, kamu gak mau minum dulu?" tanyaku menawarkan minuman padanya.
"Ah gausah, nanti aku paling minum oli sama bensin di jalan. Hahaha, gak kok becanda. Kita langsung jalan aja takut telat!" ucapnya menolak.
"Oke, emang tempatnya jauh ya, kak?" tanyaku.
"Gak jauh, tapi kalo kamu nanya mulu kayak gini mungkin bisa lebih dari sejam kita sampe sananya." jawabnya sambil nyengir.
"Ahaha, maaf maaf kak!"
Aku merasa canggung karena terlalu banyak bertanya pada kak Damar tadi, namun kata 'gapapa' darinya membuatku sedikit lega. Ya setidaknya aku merasa kalau kak Damar juga tak keberatan karena aku banyak nanya tadi.
Akhirnya tanpa basa-basi lagi, kami pun berangkat menuju tempat syuting dengan mobil kak Damar yang terparkir di luar.
...•••...
#Darwin POV
Treengg teng teng teng...
Sebuah motor datang dan berhenti tepat di hadapan ku yang sedang menikmati secangkir kopi dengan sebatang rokok di tangan, ya sudah tentu aku saat ini berada di warung kopi mbak Jumeh yang sudah menjadi langganan bagi ku untuk ngopi-ngopi santai sambil sebat.
Rupanya pemotor yang baru datang itu adalah Daniel, sahabatku. Aku dan dia memang biasa nongkrong disini saat malam tiba, karena pemandangan disini itu beda dari yang lain dan membuat kami betah berlama-lama disini.
Dia menghampiri ku lalu mengajak tosan seperti biasanya, buat yang gak tau tosan itu nempelin telapak tangan kalian ke temen kalian.
"Hey, bro! Widih udah abis berapa gelas lu?" ujarnya sambil senyum-senyum sok akrab.
"Baru satu nih, gue takut asam lambung kalo kebanyakan minum kopi. Makanya sekarang gue dah mulai jarang ngopi, jaga kesehatan." kataku.
"Anjas si paling jaga kesehatan!" ujarnya nyengir sambil ngangkat satu kakinya terus duduk.
"Ya iyalah, dimasa kayak gini tuh kita harus pandai-pandai jaga kesehatan! Lagian mau jadi apa lu kalo kerjaannya cuma ngopi sama ngerokok doang?" ucapku dengan tegas.
"Siap, pak dosen Darwin! Hahaha, lu emang iya mulai jarang ngopi sekarang. Tapi, banyaknya mabok kan lu sekarang!" ujarnya.
"Yeh gausah gede-gede kali ngomongnya!" ucapku.
Sluurrrppp....
Aku memilih menyeruput kopi ku yang sudah mulai agak dingin akibat terlalu lama didiamkan, kalau diibaratkan itu sama seperti sifat ku ke kamu. Ya aku yang hangat, perlahan-lahan akan mulai dingin jika terlalu lama kamu diamkan.
"Bu, kopi satu!" Daniel mengacungkan tangan memesan kopi untuknya pada mbak Jumeh. Dia melakukan kesalahan karena memanggil mbak Jumeh dengan sebutan 'bu'.
"Heh, bu bu matamu! Aku ini masih muda, jangan panggil ibu!" tentu saja mbak Jumeh langsung ngamuk membawa spatula miliknya.
Aku pun tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan Daniel dimarahin oleh mbak Jumeh sampai terkejut begitu reaksinya, memang ini salah satu momen yang aku tunggu-tunggu setiap kali ngopi di warung milik mbak Jumeh.
Seketika tawaku terhenti, saat Daniel menatapku dan membicarakan tentang Aisyah padaku. Dia kelihatan sangat khawatir pada Aisyah dan mencemaskan kondisi gadis tersebut.
"Win, Aisyah gimana ya kabarnya sekarang? Kita udah gak pernah ke rumahnya lagi, apa dia masih histeris kayak waktu itu?" ucapnya.
Aku kembali menyeruput kopi ku yang perlahan mulai habis karena diminum terus, kulihat dia sabar menunggu jawaban dariku yang sengaja berlama-lama meminum kopi itu.
"Gue juga gak tau, coba aja lu tanya Kania!" ucapku tanpa ekspresi sembari menaruh gelas kopi.
"Lu kayak gak seneng gitu, kenapa sih? Apa gara-gara video yang dibilang Kania itu? Kan belum tentu bro kalo itu benar, bisa aja cuma editan orang yang pengen jatuhin Aisyah! Secara Aisyah itu kan model yang lagi berkembang, pasti ada aja yang iri sama dia!" ucapnya meyakini diriku.
Namun, entah mengapa rasanya sulit sekali untuk percaya dengan perkataan Daniel, karena menurutku bisa saja Aisyah memang melakukan itu dan telah berselingkuh dari Marvel.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments