...❤️❤️❤️...
#Kania POV
Aku dan kak Damar akhirnya sampai di lokasi syuting iklan itu, kulihat sudah banyak orang yang hadir disana mempersiapkan segala macam peralatan untuk syuting dan lainnya. Aku pun tampak gugup karena ini pertama kalinya aku akan menjadi model iklan suatu produk.
Kak Damar menghentikan langkahnya lalu menatap ke arahku, sepertinya dia tau kalau saat ini aku sedang gugup.
"Hey, santai aja! Aku tau kamu gugup karena ini pertama kalinya buat kamu, tapi aku yakin kalau kamu bisa kok lakuin ini semua!" ucapnya mencoba menguatkan diriku.
"Iya kak, tapi aku khawatir kalau hasilnya gak memuaskan nantinya...." ucapku.
"Tenang, coba aja dulu dan kamu harus yakin kalau kamu bisa jadi model yang hebat seperti kembaran kamu itu!" ucap kak Damar sembari memegang pundak ku.
Aku hanya bisa manggut-manggut saat ini karena suasana hatiku sedang kacau akibat memikirkan foto nanti, walau berkali-kali kak Damar sudah mengatakan padaku untuk yakin dan tidak boleh pesimis sebelum mencoba. Namun, rasanya aku masih sulit untuk melakukan itu saat ini.
"Udah yuk, kita kesana! Kamu harus didandani dulu supaya lebih cocok, gausah cemas!" ucapnya.
Kak Damar langsung merangkul pundak ku dan mengajakku masuk ke dalam sana, kulihat disana juga banyak sekali kru yang tengah bersiap serta seorang penata rias artis yang langsung mendekat ke arahku begitu melihat aku datang.
"Eh Aisyah, akhirnya kamu datang juga!" ucapnya.
"Hehe iya...." aku sama sekali tak mengenalinya, tapi mungkin dia kenal dekat dengan Aisyah karena tadi dia menyebut nama Aisyah seperti orang dekat.
"Kania, itu namanya Brando dan dia yang akan rias kamu sebelum kamu tampil nanti! Ingat, jangan gugup dan rileks aja!" kak Damar berbisik di telingaku.
"Iya kak,"
Aku cukup terkejut karena nama penata rias itu sangat-sangat macho, tapi gayanya benar-benar kemayu hampir mirip banci tanah abang. Namun, aku mewajawarkan itu karena memang biasanya atau kebanyakan perias pasti begitu.
Aku pun ikut bersama Brando ke ruang makeup untuk didandani, aku cukup terpukau melihat seisi ruangan itu yang dipenuhi beragam alat makeup yang mahal dan berkelas, ya wajar aja sih namanya juga ruang makeup artis.
"Nah cyinn, sini duduk dulu! Serahin semuanya ke eike yang keren ini!" ucapnya dengan gaya ala bencong.
"Iya, Brando!"
Dia tampak terkejut melihatku memanggil namanya seperti itu, entah apa yang membuat dia sampai terkejut begitu dan menatapku dengan wajah seakan tak percaya.
"Kenapa?" tanyaku penasaran.
"Lu aneh banget si! Gak biasanya lu panggil eike pake nama asli ay, lu kesambet apa gimana sih?" ujarnya sembari menempelkan punggung tangannya ke dahiku.
"Aku gapapa kok," ucapku sangat kebingungan.
"Nah, nah kan beneran kesambet nih anak. Tumben banget ngomongnya pake aku, diajarin siapa lu ngomong kayak gitu?" ujarnya.
Aku sama sekali tak mengerti apa maksudnya berkata seperti itu barusan, apa mungkin karena selama ini Aisyah selalu menggunakan kata-kata gue elu? Ah aku kan enggak terbiasa pakai kata itu kalau bicara dengan orang lain.
"Yaudah deh gak peduli ay, bentar ya eike mau cuci tangan dulu terus baru nanti dandanin yu disini. Tunggu ya, jangan gratak yu ini bukan tempat biasa!" ucapnya menyuruhku diam disini.
Aku hanya mengangguk karena takut salah bicara lagi, entahlah menurutku dia cukup mengerikan untuk seukuran pria kemayu. Bagaimana mungkin Aisyah bisa dekat dengan orang sepertinya?
•
•
Setelah selesai berdandan bersama Brando di dalam ruangan tadi, kini tiba saatnya bagiku untuk mulai berfoto dan harus siap dengan apapun yang akan terjadi nantinya pada hasil foto tersebut.
Aku menghela nafas sejenak, mencari-cari keberadaan kak Damar disana tapi aku tidak berhasil menemukan dimana dia, kemana ya dia?
"Syah, ini produknya." seorang wanita yang lebih tua dariku datang mendekat lalu menyerahkan sebuah botol mini yang menjadi barang yang akan ku iklankan.
"Iya,"
Aku duduk pada sebuah tempat yang sudah disediakan disana oleh para kru, mereka memintaku memegang botol itu dengan tangan kiri dan sedikit mengangkatnya ke atas. Sungguh ini cukup rumit, aku sama sekali tidak bisa berpose.
"Ayo Syah, posenya agak lebih kece dong!"
Aku bingung harus bagaimana lagi saat ini, pada akhirnya aku coba bergaya seperti biasa saja dengan menoleh ke arah kanan tubuhku dan lebih menonjolkan barang tersebut.
"Nah bagus kayak gitu, ayo mulai!"
Cekreekkk....📸📸📸
Aku sangat bersyukur dan senang sekaligus lega karena semuanya kini sudah berakhir dengan lancar tanpa ada masalah, untunglah aku hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk bisa mendapatkan hasil foto sebaik itu.
Setelah semuanya selesai, kak Damar kembali menghampiriku sambil tersenyum dan menepuk pundak ku. Dia duduk di sampingku sembari memandang wajahku, sepertinya dia senang karena aku berhasil melaksanakan ini semua dengan baik.
"Bagus sekali hasilnya, Kania! Kayaknya kamu emang berbakat deh buat jadi model, kenapa kamu gak coba daftar aja? Aku bisa bantu kok, kamu nanti masuk juga ke manajemen aku!" ucapnya.
"Enggak kak, aku kapok deh sama beginian! Aku gak mau lagi jadi model atau apalah itu, cukup sekali ini aja! Soalnya ini ngeribetin banget, mana periasnya kayak gitu modelnya!" ujar ku.
"Hahaha, yaudah gapapa terserah kamu aja. Tapi, kalau sewaktu-waktu kamu berubah pikiran, tinggal telpon aku aja ya!" ucapnya masih berharap kalau aku mau menjadi model.
"Iya, yaudah kak aku mau pulang ya? Aku harus cek kondisi Aisyah sekarang, sebentar lagi dokter yang aku panggil pasti datang ke rumah buat periksa Aisyah. Aku pulang sekarang ya, kak?" ucapku minta izin untuk langsung pulang.
"Oh oke, tapi maaf banget aku gak bisa antar kamu. Aku masih harus urus masalah pembayaran, nanti bonus kamu juga bakal langsung aku transfer deh ke rekening kamu!" ucapnya.
"Iya, gapapa kak. Aku bisa pulang sendiri kok pake taksi atau angkot nanti, yaudah aku pamit ya kak?" ucapku sembari memandang ke arah wajah kak Damar dan kembali berpamitan dengannya.
"Oke, yuk aku antar ke depan!" ucapnya.
Aku mengangguk, bagiku tak apalah kalau kak Damar ingin menemaniku sampai ke depan dekat jalan raya. Karena aku juga masih sedikit canggung bila berpapasan dengan para kru disana.
"Makasih banyak ya, kamu udah mau bantu aku buat gantiin Aisyah." ucap kak Damar.
"Sama-sama kak, sesama saudara kan kita harus saling membantu. Nanti siapa tau kalau aku butuh pertolongan, kamu juga bisa bantu aku kan?" ucapku tersenyum.
"Iya bener, yaudah tuh taksinya dateng." ucapnya menunjuk dan memberhentikan taksi disana.
"Iya kak, aku pulang ya? Assalamualaikum...."
"Waalaikumsallam,"
Aku tersenyum ke arah kak Damar, barulah aku masuk ke dalam taksi tersebut dan pergi dari sana. Sungguh aku masih tak bisa melupakan momen hari ini yang benar-benar membuatku lelah.
#Kania POV end
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments