Sesampainya di rumah, Kania langsung memapah tubuh Aisyah dibantu oleh Darwin yang juga merasa kasihan dengan wanita tersebut, sedangkan Daniel hanya ikut menemani mereka berjalan di belakang ketiganya sembari melamun.
Aisyah masih terus saja histeris berteriak memanggil nama Marvel calon suaminya yang sudah pergi membatalkan pernikahannya, tentu semua disana merasa kasihan pada Aisyah termasuk bik Eros yang bekerja di rumah Kania & Aisyah.
"Ya ampun, non Aisyah kenapa non?" tanya bik Eros muncul dari dapur menghampiri majikannya itu.
"Bik, tolong bikinin minum ya buat Aisyah sama dua cowok ini! Aisyah gapapa kok, dia cuma belum bisa terima keadaan aja!" jawab Kania tersenyum.
"Baik, non!" bik Eros langsung berbalik badan dan pergi kembali ke dapur untuk membuat minuman sesuai perintah dari Kania tadi.
Sementara Kania melanjutkan langkahnya mengantar Aisyah menuju kamar bersama dengan Darwin serta Daniel, Aisyah juga sudah lebih tenang saat ini walau ia masih saja menangis meratapi nasib dan mengucap nama Marvel sembari membayangkan wajah pria tersebut.
Ceklek....
Kania membuka pintu kamar Aisyah lalu membawa gadis itu ke dalam.
"Aku aja, kalian berdua tunggu disini! Gak baik cowok masuk ke kamar cewek!" ucap Kania pada Darwin serta Daniel yang ada di belakangnya.
"Oh oke, hati-hati!" ucap Darwin.
Darwin melepas genggamannya dari tubuh Aisyah lalu memundurkan langkahnya, ia dan Daniel menunggu disana sampai Kania selesai mengantar Aisyah ke dalam kamarnya, terlihat Darwin masih terus memandangi tubuh wanita itu dari sana.
Kania perlahan-lahan memapah tubuh Aisyah hingga mereka sampai pada ranjang yang empuk dan Kania pun mendudukkan tubuh Aisyah di atas ranjang itu, tampak Aisyah masih diam menghadap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya.
"Syah, kamu istirahat ya!" ucap Kania pelan.
Aisyah melirik sekilas ke arah adiknya lalu kembali seperti semula, tak ada jawaban darinya menandakan kalau ia masih belum bisa sadar sepenuhnya dari kehisterisan ini.
Namun, Aisyah mengerti perkataan Kania dan merebahkan tubuhnya disana menghadap ke samping memunggungi Kania disana, samar-samar masih terdengar isakan tangis Aisyah di telinga Kania dan seketika gadis itu pun bersedih.
"Aku masih belum bisa percaya, kalau kamu melakukan itu, Syah!" batin Kania.
Setelah dapat dipastikan Aisyah sudah tenang dan beristirahat disana, Kania pun keluar dari kamar kakaknya itu lalu menutup pintu rapat-rapat secara perlahan agar Aisyah tak merasa terganggu.
"Gimana, Aisyah udah mendingan?" tanya Darwin.
"Belum terlalu, tapi ya dia bisa lebih tenang sekarang! Mungkin butuh waktu buat Ais bisa terima semua ini, thanks ya kalian udah mau bantu aku!" ucap Kania.
"Sama-sama! Oh ya, kalo boleh tau apa sih alasan Marvel batalin pernikahannya?" ujar Darwin.
Mendengar pertanyaan Darwin membuat Kania gugup dan bingung harus menjelaskan apa kepada mereka berdua, ia sangat ragu jika mengatakan kalau Marvel membatalkan pernikahan itu karena Aisyah tidur dengan pria lain.
"Eee.... kita bicara di bawah aja, ya? Sekalian minum dan supaya gak ganggu Aisyah!" ucap Kania.
"Oh oke, yaudah yuk!"
Darwin mempersilahkan Kania untuk jalan lebih dulu menuruni tangga kembali menuju ruang tamu, kedua pria itu berjalan mengikuti Kania dari belakang sembari saling menatap merasa heran mengapa Kania terlihat saat Darwin menanyakan itu tadi.
Sesampainya di ruang tamu, mereka pun duduk di sofa dan terlihat sudah tersedia 3 cangkir minuman disana sesuai pesanan Kania sebelumnya kepada bik Eros untuk dibuatkan minuman, tanpa basa-basi Darwin & Daniel langsung meminum itu.
"Aku harus bicara apa ya sama mereka?" batin Kania.
...•••...
Disisi lain, Marvel yang baru membatalkan pernikahannya langsung menuju ke sebuah tempat sepi untuk menenangkan diri sekaligus merenung membayangkan semua kejadian yang menimpanya hari ini.
Marvel terduduk di kursi panjang sembari menutup mukanya dengan dua telapak tangan, ia merasa sedih dan tak menyangka kalau semuanya akan berakhir seperti ini, hubungannya dengan Aisyah ternyata hanya sampai disini.
"Marvel,"
Tiba-tiba seorang wanita cantik berambut pendek sepundak menyapanya dari samping dengan wajah ceria dan senyum yang terpampang, Marvel pun menoleh saat namanya disebut lalu membalas senyuman wanita itu sembari menatapnya.
"Duduk!" ucap Marvel singkat sambil menepuk kursi yang ia duduki, seraya meminta gadis itu duduk di sampingnya.
"Oke,"
Tanpa basa-basi lagi, Wanita cantik itu pun segera duduk di samping Marvel dan sedikit merapatkan jarak dengan pria tersebut sambil terus tersenyum memandang wajah Marvel dari samping, sedangkan Marvel masih memandang lurus ke depan.
"Vel, kamu udah lakuin semuanya?" tanya wanita itu.
Marvel menoleh ke arah gadis di sampingnya, ia meraih satu telapak tangan gadis itu lalu menggenggamnya erat dan meletakkannya di atas pahanya, gadis itu pun tersenyum bahagia karena Marvel bersikap manis padanya.
"Tenang aja, semua beres kok! Aku udah bilang sama Aisyah kalau pernikahan itu batal, dia kelihatan sedih banget dan histeris!" jawab Marvel.
"Apa kamu menyesal udah bilang begitu ke Ais?" tanya gadis itu penasaran.
"Gak kok, aku gak mungkin menyesal! Justru aku bahagia karena tidak jadi menikah dengan Aisyah sekarang, ya walau aku ngerasa kasihan juga sih sedikit sama Aisyah!" jawab Marvel santai.
"Bagus deh, terus rencana kamu selanjutnya gimana? Apa kamu udah punya calon pengganti yang bisa gantiin posisi Aisyah di hati kamu?" tanya gadis itu menatap penuh harap.
"Belum, gak mungkin secepat itu aku mendapat penggantinya!" jawab Marvel.
"Ohh, terus kamu ngapain disini?" tanya gadis itu lagi.
"Nazla, mau berapa pertanyaan lagi yang kamu tanyain ke aku? Kamu sekarang udah kayak wartawan aja kerjaannya nanya mulu, aku tuh lagi pusing!" ujar Marvel sedikit kesal.
"Eee.... ma-maaf, aku gak maksud ganggu kamu! Aku cuma pengen hibur kamu kok, jangan marah ya!" ucap gadis bernama Nazla menyesal.
Marvel melepas genggaman tangannya lalu beranjak dari kursi itu sembari mendengus kesal, ia yang ingin menenangkan diri malah semakin bertambah emosi karena kehadiran Nazla, ia pun memilih pergi dari sana meninggalkan gadis tersebut.
Sementara Nazla juga ikut bangkit berteriak memanggil Marvel berusaha mencegah pria itu agar tidak pergi dari sana, namun Marvel yang sudah terlanjur emosi tak mau mendengarnya dan terus melangkah pergi menjauh dari sana.
"Marvel, jangan pergi dong ih!" teriak Nazla.
Akhirnya gadis itu juga pergi mengejar Marvel, ia tak ingin kehilangan kesempatan untuk mendekati Marvel selagi pria itu tengah sendiri, karena ia memendam rasa suka pada Marvel sejak lama dan ingin bisa bersamanya selamanya.
"Vel, tunggu aku...!!" rengek Nazla.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments