Olive Semakin Gendut

Olive diam-diam masih mempertahankan kehamilan nya. Padahal kekasihnya, tuan Diky sudah menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan Olive. Olive menjadi berubah pikiran, membiarkan janinnya berkembang sampai waktu nya lahir di dunia. Namun Olive pasti sangat paham jika semakin hari perutnya semakin membuncit. Dan hal itu akan membuat timbul kecurigaan bagi tuan Diky.

Dalam rencana Olive, saat kehamilan nya memasuki bulan ke tiga, dirinya akan menjauh dari tuan Diky tanpa kata putus. Olive sementara waktu akan bersembunyi dari tuan Diky.

Seperti malam ini, di weekend ini tuan Diky mendatangi Olive di rumah minimalis pemberian kekasihnya, tuan Diky. Olive terlihat sibuk menyiapkan makanan buat kekasih hatinya. Tentu saja Olive berusaha memberikan perhatian yang lebih pada tuan Diky saat dia mengunjungi ke rumahnya. Seperti sekarang, saat Olive masih berkutat di depan kompor dan mengaduk masakan, tuan Diky memeluk Olive dari belakang.

"Hem, mas Diky! Jangan begini dong! Aku jadi sulit bergerak," ucap Olive.

Tuan Diky semakin mempererat memeluk pinggang Olive seraya menciumi bagian tengkuk leher Olive yang terekspos. Leher jenjang yang putih menggoda lantaran Olive baru saja memotong rambutnya yang panjang menjadi pendek bawah telinga.

"Semakin hari kenapa kamu semakin cantik dan bercahaya sih, sayang? Rasanya jadi teringat kamu terus," ucap tuan Diky.

Olive tersenyum seraya melepaskan kedua tangan tuan Diky yang memeluk pinggangnya. Tuan Diky dengan terpaksa melepaskan pelukan nya lalu duduk di kursi makan yang tidak jauh dari dapur. Olive mulai menyiapkan makanan hasil masakannya ke wadah. Setelah nya meletakkan nya di atas meja di depan tuan Diky.

"Hem sepertinya sangat lezat!" ucap tuan Diky. Olive tersenyum seraya mengambilkan beberapa piring untuk tuan Diky.

"Ayo kita makan, mas! Mas Diky harus menghabiskan masakan ku," kata Olive.

Tuan Diky terlihat tersenyum lebar. Dia tidak ingin mengecewakan kekasihnya yang sudah menyiapkan banyak makanan untuk dirinya.

"Nah begitu dong, mas! Harus makan yang banyak. Ini juga dagingnya lembut. Mas Diky pasti suka," ucap Olive seraya mengambilkan daging kambing yang sudah Olive bumbui dengan saos kacang. Tuan Diky mulai menikmatinya.

"Rasanya benar-benar enak dan lembut banget. Ini daging apa sih, sayang?" tanya tuan Diky.

"Daging kambing, mas! Kamu suka yah mas? Tambah dan habiskan saja mas! Sengaja aku buat khusus untuk kamu loh, mas," kata Olive.

"Lezat banget! Kamu selain cantik, kamu juga sangat pinter banget memasak. Makin cinta deh sama kamu, sayang!" sahut tuan Diky.

Tuan Diky sangat berselera makan hasil masakan dari Olive. Sementara itu Olive tiba-tiba merasakan mual dan pusing. Olive dengan cepat meninggalkan tuan Diky menuju ke kamar mandi. Olive tidak ingin apa yang ia rasakan seperti itu diketahui oleh tuan Diky. Di mana rasa pusing, mual dan muntah-muntah nya karena efek dari ngidam nya. Olive tidak ingin jika tuan Diky mengetahui bahwa Olive belum menggugurkan kandungan nya.

"Aku harus segera minum vitamin dan juga penghilang rasa mual. Supaya tidak muntah-muntah lagi karena ngidam," gumam Olive yang masih di dalam kamar mandi karena memuntahkan sesuatu.

"Olive! Olive! Apa kamu masih di dalam?" Tiba-tiba tuan Diky berteriak mencari Olive.Tentu saja Olive yang mendengar teriakan dari tuan Diky segera keluar dari dalam kamar mandi.

"Iya, mas! Ada apa mas?" tanya Olive yang kini telah keluar dari dalam kamar mandi. Tuan Diky mengerutkan dahinya memperhatikan wajah pucat Olive.

"Ada apa dengan kamu, Olive?" sahut tuan Diky.

"Aku aku mules perutku, mas! Mungkin saja tadi aku kebanyakan sambel," Jawaban Olive cukup cerdas hingga tuan Diky sangat percaya.

"Ya ampun, Olive sayang! Bukankah aku sudah bilang sama kamu, jangan terlalu banyak makan sambel," omel tuan Diky. Olive menggaruk kepalanya yang tidak gatal kena omelan dari suaminya.

"Ya sudah, kamu minum obat yah. Maaf, aku malam ini harus kembali ke rumah. Istriku tiba-tiba sakit keras. Kamu tidak apa-apa kan aku tinggal? Besok pagi, aku usahakan kemari lagi," ucap tuan Diky. Olive yang mendengar hal itu berasa bersyukur karena tuan Diky akan pulang. Di mana kondisi Olive sekarang ini juga sedang kacau. Kehamilan Olive mulai membuat dirinya pusing, mual dan rasanya malas diajak beraktivitas.

"Iya, mas. Aku tidak apa-apa kok, mas! Semoga istri mas Diky cepat sembuh yah mas," ucap Olive. Tuan Diky mengerutkan dahinya seraya menatap Olive yang seperti tidak percaya kalau dia mendoakan kesembuhan istrinya.

"Tapi sepertinya istriku semakin hari semakin menurun kesehatan nya. Dia ternyata mengidap penyakit kanker serviks. Ditambah di bagian dada nya ada benjolan," terang tuan Diky. Olive menyipitkan bola matanya. Dia tiba-tiba merasa bersalah.

"Ya Tuhan! Kasihan sekali istri mas Diky. Kalau begitu, mas harus segera pulang dan menemani istri mas di rumah," sahut Olive.

"Istriku sekarang sudah di bawa ke rumah sakit," ucap tuan Diky.

Tuan Diky mengecup kening Olive. Setelah nya dia pergi meninggalkan rumah minimalis tempat tinggal Olive. Olive kini bernafas dengan lega karena malam ini tuan Diky tidak jadi bermalam di rumah nya ketika Olive sedang ngidam seperti itu.

⭐⭐⭐⭐⭐

Sementara di tempat lain di rumah bu Marsini.

Sonia merasakan mual dan pusing di kehamilannya itu. Dia tentu saja begitu panik, di mana janinnya juga masih belum hilang dari dalam rahimnya. Semakin hari dirinya merasakan berat badannya. Sonia takut jika ketahuan ibu nya kalau dirinya telah hamil.

"Katanya pak Djarot janin ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi kenapa juga sampai sekarang belum hilang? Besok aku harus kembali menjumpai Andre supaya secepatnya menikahi aku," gumam Sonia seraya memegangi perutnya yang mulai membesar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!