Bersama Suami Orang

"Lusa aku akan pergi ke orang pintar, mas," ucap Olive berpamitan. Dia hanya cukup memberitahu bahwasanya untuk beberapa hari dia akan pergi ke luar kota bersama dengan bu Marsini.

"Soal kandungan kamu itu?" sahut tuan Diky. Olive menganggukkan kepalanya pelan.

"Baguslah! Lebih cepat lebih baik sebelum perut kamu semakin membesar. Lagipula kalau kamu hamil, badan kamu akan melar dan jelek. Aku tidak mau itu," kata tuan Diky seraya mengusap pipi mulus dan putih milik Olive.

Olive tersenyum seraya mengusap balik wajah tuan Diky yang berkharisma. Tuan Diky walaupun sudah berusia empat puluh lima tahun, dia terlihat masih sangat muda. Wajahnya yang bersih terawat cukup memikat banyak wanita-wanita. Apalagi tuan Diky ini pemilik perusahaan konstruksi ternama di negeri ini. Pak Warsito merupakan bawahan dari tuan Diky.

"Mungkin saja aku sampai tiga hari lamanya di luar kota itu, mas!" ucap Olive. Tuan Diky mengerutkan dahinya.

"Tiga hari? Kok lama banget sih, sayang! Bagaimana aku bisa tahan berlama-lama tidak bertemu dengan kamu. Hampir setiap hari aku menyempatkan kesini loh," protes tuan Diky.

"Cuma tiga hari kok kata ibu-ibu yang ingin mengantarkan aku ke orang pintar itu. Di sana aku harus menginap karena selain letaknya di luar kota, mungkin saja aku butuh waktu untuk memulihkan diri setelah melakukan aborsi," cerita Olive.

Kembali Olive tidak mau menjelaskan secara detail bahwasanya yang akan Olive lakukan adalah menukarkan janinnya dengan uang dengan sebuah ritual. Janin Olive bisa hilang dengan proses ritual yang akan dibimbing oleh orang pintar tersebut.

"Bagaimana kalau aku ikut mengantarkan kalian ke luar kota itu?" tuan Diky berusaha menawarkan dirinya.

"Tidak usah, mas! Bukankah mas Diky sibuk? Aku tidak mau loh, kalau menggangu mas Diky hanya demi urusan tidak penting seperti ini. Lagipula aku pergi juga ada yang mengantarkan aku kok," tolak tuan Diky.

"Ya sudah, kalau begitu aku akan menyuruh Lilyana untuk menemani kamu melakukan aborsi ini. Aku juga tidak mau kamu kenapa-napa saat menggugurkan kandungan kamu," kata tuan Diky.

"Tidak perlu mas!" sahut Olive berusaha menolak nya.

"Tidak ada penolakan. Oke?" ucap tuan Diky.

"Baiklah! Ditemani Lilyana saja yah? Tidak perlu yang lain lagi," kata Olive.

"Iya, Lilyana saja," sahut Diky.

Tidak ada kata sedih saat bersama dengan wanita simpanan nya yaitu Olive. Olive selalu dimanjakan dan seperti tuan putri saat bersama dengan tuan Diky. Walaupun tuan Diky tidak kunjung mau menjadikan Olive istrinya. Bahkan hanya sekadar dinikahi secara siri saja. Ditambah sesuatu yang tragis adalah dimana tuan Diky menyuruh Olive aborsi saat Olive menyampaikan bahwasanya dirinya telah telat menstruasi.

Namun begitu, Olive masih bertahan dengan hubungan itu. Di mana Olive dijadikan tuan Diky sebagai penyaluran hasratnya. Olive hanya sebagai partner ranjang saja. Olive tidak merasakan sakit hati ketika dirinya hanya dijadikan barang bagi tuan Diky. Walaupun begitu Olive merasa tidak kekurangan dalam memenuhi segala kebutuhan nya. Dirinya aman karena selalu difasilitasi dengan rumah maupun mobil.

"Setelah kamu melakukan aborsi, kamu harus selalu minum obat pencegah kehamilan. Aku ingin kamu jangan sampai hamil lagi. Jika kamu hamil lalu kamu aborsi, itu akan menyakiti diri kamu sendiri," kata Diky panjang lebar.

"Baik, mas! Kamu kadang-kadang sangat peduli dengan aku mas. Jadi berasa di sayang," sahut Olive.

"Kadang-kadang? Sepertinya aku terlalu menyayangi kamu. Buktinya hampir setiap hari setelah seharian bekerja, aku sempatkan mampir di sini. Apa masih kurang? Hem?" ucap tuan Diky.

"Kamu hanya singgah sebentar, mas! Setelah gituan sama aku dan melepaskan hasrat kamu, kamu pulang kembali ke istri kamu," kata Olive dengan bibir maju ke depan.

"Aku harus bisa adil bukan? Kalau aku setiap hari tidur dan bermalam di sini, istriku akan curiga dong. Kamu mau aku ribut dengan istriku? Anak-anak ku sudah banyak, sayang! Kalau aku bercerai dengan istriku. Bagaimana dengan anak-anak ku?" ucap tuan Diky.

"Aku mau istri, anak-anak serta keluarga besar ku melihat aku sebagai laki-laki yang baik dan bertanggung jawab," sambung tuan Diky.

"Padahal aku juga ingin punya anak dari kamu, mas! Dinikahi oleh kamu walaupun nikah secara agama. Aku rela kok, mas! Menikah tanpa memiliki kekuatan hukum," kata Olive.

"Menikah atau tidak menikah, yang terpenting aku selalu di sini bersama dengan kamu. Aku menyayangimu dan memenuhi semua kebutuhan mu," ucap tuan Diky.

Karena tuan Diky sudah jengah dengan pembicaraan mengenai tuntutan Olive ingin menjadi istrinya itu, tuan Diky sedikit mendorong Olive ke atas peraduan. Setelah nya tuan Diky membelenggu Olive dengan serangan brutalnya. Mulut mungil yang sejak tadi bicara tanpa ujung itu menjadi sasaran pertama bagi Diky untuk dinikmatinya. Olive memejamkan mata seraya membalas kegiatan intens itu.

Selanjutnya kegiatan yang menciptakan suara indah yang saling bersahutan itu memenuhi ruangan tertutup kamar mereka. Jangan lupakan di luar udara dingin mulai menerobos masuk ke celah-celah ventilasi. Ada seorang penjaga di rumah Olive sedang menikmati kopi dan begadang seraya menghidupkan televisi.

Malam ini masih terlihat damai. Tidak ada situasi seram di sana. Penjaga di rumah Olive seperti merasakan kenyamanan tanpa ada gangguan yang mengincar di rumah itu.

Terpopuler

Comments

Anindya K Setiawan

Anindya K Setiawan

kalau. memang tuan dicy sayang sama kamu olive mungkin kamu nggak disuruh mwngugurkan kandungan kamu olive.

2023-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!