Sonia Bingung

"Hari ini sangat malas sekali ke kantor. Lebih baik aku ke rumah Olive dulu. Aku butuh semangat untuk menjalankan aktivitas hari ini," gumam tuan Diky yang tiba-tiba libidonya bangkit saat teringat oleh bayangan Olive di pelupuk matanya.

Pagi itu tuan Diky tidak langsung ke perusahaan nya melainkan dia langsung ke rumah Olive. Rasa rindunya semakin membuncah karena hari sabtu kemarin tidak jadi menginap di rumah wanita simpanannya itu. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Olive, tuan Diky senyum-senyum sendiri. Dia tiba-tiba teringat kata-kata istrinya Monalisa, di mana dia harus mencari wanita sebagai ganti Monalisa jika istrinya itu meninggal dunia.

"Ya ampun, kenapa Monalisa akhir-akhir ini bicara sembarangan seperti itu? Dia selalu bicara seolah-olah umurnya tidak panjang. Apa aku harus memaksa Monalisa untuk berobat ke luar negeri saja yah. Aku tidak mau ibu dari anak-anak ku meninggal dunia. Anak-anak ku masih butuh mama nya," gumam tuan Diky.

Mobil yang dikemudikan tuan Diky telah berhenti di depan pagar putih rumah minimalis yang ditempati oleh Olive. Pagi itu kebetulan Olive berada di teras halaman rumahnya. Seutas senyuman tersungging di kedua sudut bibir Olive. Olive bergegas membuka pintu gerbang rumahnya.

"Mas Diky! Kok pagi-pagi sudah kemari?" ucap Olive seraya mengambil tangan tuan Diky lalu menyalaminya dan mencium punggung tangan itu. Tuan Diky cemberut seraya berujar.

"Memangnya tidak boleh kalau pagi-pagi aku mendatangi kamu?" sahut tuan Diky. Olive menyipitkan bola matanya lalu tersenyum lebar.

"Aku kangen kamu. Makanya aku pagi ini langsung kemari saja. Rasanya kepalaku pusing jika harus menahan rasa rindu ini," ucap tuan Diky. Olive justru mentertawakan ucapan tuan Diky yang seperti anak kecil.

"Jadi, kamu gak ke kantor pagi ini mas?" goda Olive. Tuan Diky justru memeluk pinggang Olive mengajaknya masuk ke dalam rumah. Serta merta pintu utama rumah itu dikuncinya dan tanpa menunggu banyak kata-kata dan bicara, tuan Diky mengeksekusi Olive sampai. Olive tidak bisa memberontak.

"Mas Diky! Pelan-pelan saja!" ucap Olive pelan seraya memejamkan bola matanya mendapatkan pergerakan intens oleh kekasih yang belum halal itu.

Namun tiba-tiba tuan Diky sesaat menghentikan aktivitas nya saat dia merasakan sesuatu di perut Olive bergerak. Benar, usia kandungan Olive sudah masuk di bulan ke empat. Itu artinya janin yang ada di rahim Olive sudah mulai ada ruh nya.

"Olive!" ucap tuan Diky seraya menghentikan kegiatan intens nya. Olive membuka matanya seraya menatap ke arah tuan Diky.

"Hem, ada apa mas?" sahut Olive.

"Ada apa dengan perut kamu? Aku lihat sedikit ada benjolan dan tadi aku merasakan ada yang bergerak di dalam," kata tuan Diky. Olive terlihat gugup. Namun dengan cepat dia menjawab pertanyaan tuan Diky dengan cepat.

"Aku tadi habis sarapan, mas! Mungkin karena itu lah perutku sedikit penuh dan besar juga ada yang bergerak karena proses mengolah makanan nya," ucap Olive.

Tuan Diky yang mendengar jawaban Olive yang masuk akal langsung tersenyum lebar. Kembali tuan Diky meneruskan kegiatan nya yang enak-enak dengan Olive kekasihnya.

Dalam diam Olive kini mulai berpikir. Dia tidak boleh berlama-lama di tempat tinggalnya. Itu bisa diketahui tuan Diky tentang kehamilannya.

"Sepertinya aku harus segera pergi untuk sementara waktu dari mas Diky. Sampai aku melahirkan bayiku," pikir Olive.

⭐⭐⭐⭐⭐

Pagi itu Sonia mendatangi Andre di rumahnya. Kebetulan Andre belum berangkat bekerja. Sonia bingung dengan kehamilan nya. Ritual yang dijalani kemarin belum membuat janinnya hilang. Malah Sonia sering didatangi makhluk halus dan mendapati sesuatu yang ganjil pada dirinya.

"Sonia!" ucap Andre saat Sonia tiba-tiba datang ke rumahnya. Sonia memeluk Andre seraya menangis. Andre tentu bingung dengan sikap Sonia pagi itu.

"Ada apa Sonia!" tanya Andre.

Andre terpaksa mengajak Sonia duduk di ruang tengah rumahnya. Padahal Andre sudah mau berangkat bekerja. Dengan pelan Andre mengusap puncak kepala Sonia dengan penuh kelembutan.

"Andre, lihat perutku! Semakin hari perut ini semakin terlihat membuncit. Aku sudah berusaha menutupinya dengan pakaian longgar. Tapi sampai kapan seperti ini? Katanya pak Djarot janin ini akan hilang dengan sendirinya. Namun sudah berminggu-minggu juga tidak hilang. Aku takut ibu mengetahui perubahan dari bentuk badanku yang semakin berisi dan gemuk," keluh Sonia. Andre menatap perubahan badan Sonia yang semakin berisi dan gemuk.

"Ya sudah, kamu tenang saja yah! Pagi ini aku harus bekerja dulu. Setelah pulang dari kerja, kita bicarakan lagi soal ini yah," kata Andre.

"Tapi aku tidak mau pulang. Aku takut ibu melihat aku dan mencurigai aku. Selain itu aku mulai merasakan sakit di pinggang ku dan rasanya malas beraktivitas," ucap Sonia.

"Ya sudah, kamu boleh di sini dulu. Tapi aku tinggal bekerja dulu yah, sayang! Kamu bisa pesan makanan atau mau masak? Terserah kamu saja," kata Andre.

"Heem, aku di sini saja. Di rumah aku selalu didatangi bayangan hitam dan juga suara-suara anak kecil di dalam kamar mandi. Aku takut banget, Andre!" ucap Sonia. Andre mengerutkan dahinya mendengar cerita dari kekasihnya itu.

"Jadi, kamu mulai digangguin makhluk halus?" sahut Andre. Sonia menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Ya Tuhan! Kenapa jadi seperti ini? Semua gara-gara aku," ucap Andre.

"Ya sudah! Semua sudah terjadi, Ndre! Aku mau kamu menikahi aku. Kamu tahu bukan, kalau janin ini masih semakin membesar di dalam perut ku," kata Sonia.

"Iya, ya kita bicarakan nanti lagi yah! Aku harus berangkat bekerja dulu," sahut Andre yang langsung mengecup kening kekasihnya setelah itu meninggalkan Sonia sendiri di dalam rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!