Olive Sampai Di Rumah

"Sementara ini selama perutku masih belum terlihat membuncit, aku masih aman berhubungan dengan mas Diky. Lagipula baru satu bulan ini aku telat menstruasi," gumam Olive sambil menatap bayangan dirinya melalui pantulan cermin di depannya.

Datang tiba-tiba dari arah belakang dan langsung memeluk erat tubuh Olive. Bahkan dia mencium lembut pundak Olive yang terekspos karena mengenakan pakaian tidur seksi. Sekarang keduanya saling berhadapan. Lalu tatapan mata mereka penuh minat dan sama-sama punya hasrat yang meledak. Karena sudah beberapa hari tidak berjumpa.

"Kamu sudah menggugurkan janin itu?" tanya pria dewasa yang tidak lain adalah tuan Diky. Tuan Diky merangkum kedua pipi Olive seraya menunggu jawabannya.

"Sudah mas! Semuanya telah aman. Jadi malam ini kamu belum boleh menyentuhku karena di bawah sana sedang palang merah," ucap Olive.

Tentu saja Olive saat ini sedang berbohong. Dia tentu saja tidak ingin tuan Diky mengetahui kalau Olive masih mempertahankan janin yang dikandungnya. Dia tiba-tiba berubah pikiran karena hal ganjil yang dilihatnya. Itu membuatnya semakin takut.

"Baiklah! Bagaimana kalau malam ini kita keluar makan malam," sahut tuan Diky.

"Terserah kamu saja, mas!" ucap Olive seraya mengalungkan kedua tangannya ke leher tuan Diky.

Olive mulai bergerak mengganti pakaiannya dengan pakaian lebih rapi karena tuan Diky ingin mengajaknya makan di luar. Tuan Diky dengan penampilan santainya seperti anak muda terlihat lebih muda dari usianya. Mobil mewah itupun membawa keduanya ke pusat kota dengan tujuan rumah makan berkelas.

Tuan Diky menggandeng Olive selayaknya istri mudanya. Dia tidak pernah takut jika hubungannya diketahui orang-orang yang mengenal dirinya. Tuan Diky sangat jarang mengajak istri sahnya keluar rumah. Apalagi rumah kediaman tuan Diky tidak dalam satu kota yang sama dengan rumah Olive. Di mana saat di kota itulah tuan Diky selalu mendatangi Olive sebagai tempat persinggahan nya. Jika kembali pulang di kota nya, tuan Diky berpulang pada istri dan anak-anaknya.

Perusahaan tuan Diky sudah memiliki banyak cabang-cabang nya di kota besar. Dia harus selalu memantau setiap anak-anak cabang perusahaan nya. Apalagi proyek konstruksi nya selalu dia dapat diberbagai kota-kota yang berbeda.

"Makanlah yang banyak!" ucap tuan Diky Olive tersenyum menunjukkan senyuman nya yang manis. Tuan Diky menatap Olive penuh kekaguman. Olive kali ini sangat berselera makan. Apalagi di dalam perutnya ada janin yang masih dia pertahankan. Tuan Diky tersenyum saat melihat kekasih gelapnya terlihat sangat bernafsu melahap makanan nya.

"Uhuk uhuk!" Olive terbatuk saking bersemangat sekali menikmati makanan di meja itu. Tuan Diky menyodorkan segelas air mineral pada Olive.

"Pelan-pelan saja makannya. Tidak perlu terburu-buru," kata tuan Diky. Bunyi handphone tuan Diky berbunyi. Ada panggilan masuk di sana. Tanpa berpindah, tuan Diky menerima telepon itu.

"Halo Warsito!" ucap tuan Diky. Beberapa saat tuan Diky mendengar laporan dari bawahannya. Ada amarah karena mendapatkan laporan dari pak Warsito.

"Harus menunggu beberapa lama lagi untuk merealisasikan proyek jembatan itu, hah? Kalian benar-benar tidak bisa diandalkan. Pokoknya aku tidak mau tahu. Dalam satu minggu ini usahakan kalian mendapatkan orang nya. Supaya secepatnya proyek jembatan itu bisa dimulai kembali," ucap tuan Diky.

Olive menyipitkan bola matanya mendengar percakapan sepotong dari tuan Diky. Tidak beberapa lama tuan Diky memutuskan panggilan masuk dari Pak Warsito yang baginya adalah kabar yang membuatnya kecewa.

"Ada apa mas?" tanya Olive kepo. Tuan Diky terlihat serius ekspresi wajahnya.

"Aku tidak habis pikir. Di zaman modern seperti ini masih saja percaya dengan makhluk gaib penunggu pohon tua," kata tuan Diky. Olive mengerutkan dahinya mulai menyimak cerita tuan Diky selanjutnya.

"Di lokasi proyek yang akan dibangun jembatan itu, ada pohon besar dan menurut orang-orang di bilang angker. Menurut paranormal yang sudah berkomunikasi dengan makhluk penunggu pohon itu, makhluk itu meminta tumbal perempuan hamil beserta janinnya," Tuan Diky mulai melanjutkan ceritanya. Olive yang mendengar cerita itu langsung tersedak. Kembali tuan Diky memberikan air mineral pada Kekasihnya.

"Lalu?" sahut Olive. Tuan Diky kembali bercerita.

"Memang aku sempat tidak mempercayai hal itu. Aku langsung menyuruh para pekerja proyek jembatan segera bekerja. Namun saat dimulai proyek jembatan itu, para pekerja-pekerja bangunan itu selalu mengalami masalah. Mereka kadang-kadang melihat hal-hal ganjil di sana. Selain itu, mereka ada yang mengalami kecelakaan dalam bekerja," cerita tuan Diky. Olive mendengar cerita tuan Diky sampai melongo.

"Mas, kok seram yah cerita kamu!" sahut Olive. Tuan Diky memeluk Kekasihnya dengan penuh kelembutan.

"Iya, ini sangat menyeramkan sekali. Pada akhirnya, mau tidak mau aku harus memenuhi syarat itu. Di mana harus mencari tumbal perempuan hamil," kata tuan Diky. Olive melebar bola matanya. Dia mendongak ke arah tuan Diky.

"Apakah mas Diky tidak pernah terbersit untuk menjadikan aku tumbal? Bukankah mas Diky jelas-jelas tahu kalau aku sedang hamil. Em maksudnya kemarin itu sebelum aku menggugurkan kandungan ku," kata Olive mencoba ingin tahu perasaan laki-laki dewasa itu terhadap dirinya.

"Aku menyayangimu, Olive. Walaupun kamu belum aku nikahi. Tidak mungkin aku mengorbankan wanita terdekat yang aku sayangi. Wanita yang bisa membuatkan merasakan kebahagiaan dan kehangatan di atas ranjang," ucap tuan Diky. Olive tersenyum lega. Dia kembali merasa bahwa dirinya begitu penting bagi tuan Diky.

"Tapi kamu jadi pusing dengan masalah ini, mas. Jika belum memenuhi syarat dari permintaan makhluk penghuni pohon besar di lokasi proyek yang akan dibangun jembatan," sahut Olive.

"Aku sudah menyiapkan uang yang banyak untuk mendapatkan perempuan hamil itu. Mereka cepat atau lambat pasti bisa mendapatkan nya," kata tuan Diky.

"Serem juga yah kalau setiap proyek besar ada sesuatu yang bersifat gaib seperti ini," ucap Olive.

"Mau gimana lagi. Percaya gak percaya, sayang! Aku berusaha tidak ingin percaya tapi kenyataannya seperti ini," sahut tuan Diky seraya memeluk Olive yang duduk di depannya.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Sudah larut malam. Kemana Sonia? Kenapa belum juga pulang?" gumam bu Marsini yang terlihat gelisah menunggu kedatangan putri tinggalnya. Bu Marsini tinggal bersama dengan putrinya. Dia adalah seorang janda di tinggal mati oleh suaminya karena sakit jantung.

"Punya anak gadis satu-satunya sulit diatur. Aku menjadi khawatir. Di zaman sekarang ini pergaulan semakin bebas. Aku takut Sonia dengan Andre semakin jauh berhubungan," gumam bu Marsini.

"Semoga Sonia bisa menjaga dirinya baik-baik. Jangan sampai anak gadisku hamil di luar nikah. Atau melakukan pacaran kelewat batas seperti suami istri," ucap bu Marsini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!